Kaskus

Story

M.Umar.NasserieAvatar border
TS
M.Umar.Nasserie
Cerita Citra, Cita dan Cinta Sang Fitri, Bagian kedua
Bagian kedua

Berdasarkan kisah nyata

Selama masa-masa nganggur itu ia sempat bekerja di salah satu mall di Jawa sebagai
saleswoman obat-obatan farmasi produk luar negeri. Karirnya bagus, karena ia selalu berhasil
mencapai target, bahkan diluar target yang telah ditetapkan oleh sang bos yang
memperkerjakan beberapa karyawati di sana, termasuk Fitri. Sayangnya ada seorang teman
kerjanya yang tidak suka akan pencapaian yang Fitri raih selama itu. Hingga fitnah merebak
di tempat kerjanya. Ia dituduh melakukan perbuatan tidak senonoh dengan menjual dirinya
kepada banyak konsumen agar konsumen tersebut menjadi loyal dengan membeli obat-obatan
di tempat Fitri bekerja. Dengan sangat terpaksa ia keluar dari perusahaan tersebut agar
nama baik perusahaan bosnya ini tidak jatuh, walaupun sang bos percaya bahwa tuduhan
rekan kerjanya itu fitnah terhadap diri Fitri seraya merayu Fitri agar tidak keluar dari tempat
kerjanya. Dengan sopan dan lembut ia menolak rayuan bosnya itu untuk kembali bekerja,
karena ia tidak ingin bekerja disatu tempat yang sudah tidak kondusif lagi bagi dirinya dan
nama baik perusahaan tersebut.


Cita-citanya untuk bisa kembali kuliah terwujud pada tahun 2007 ketika ia diterima di
PTN bergengsi di Jakarta. Ia mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Inggris walau Bahasa
Inggrisnya masih awam dan sangat pasif. Tetapi semangat belajarnya sangat tinggi dan tekun
walau nilai-nilai IP/IPK-nya standar. Tapi seiring berjalannya waktu ia mengalami masamasa
sulit selain masalah keuangan. Yaitu masalah romansa. Abas dan Fitri akhirnya sepakat
untuk berpisah, hal yang ini tentunya melegakan hati Fitri, tapi selang dua bulan kemudian
Prayitno sengaja berbuat selingkuh di depan Fitri, malahan di pintu gerbang kampusnya. Ia
bercengkrama dengan mesranya dengan wanita lain di gerbang tersebut hingga Fitri
melihatnya dengan tatapan penuh kesedihan dan air mata. Kejadian tersebut membuat ia
terluka dan jarang sekali berkomunikasi dengan teman-teman kampusnya, kecuali mbak Diah
teman akrabnya di kampus dan juga teman sekelas Daniel.


Mungkin karena mbak Diah yang paling tua di kelas dan Fitri lebih nyaman
berkomunikasi dan bergaul dengannya, membuat ia seperti terkucilkan di kelas maupun
dengan teman-teman lainnya. Keadaan ini menjadi semakin keruh ketika Daniel dengan niat
baiknya mengajak Fitri untuk nonton bioskop bareng di mall Bintaro. Tapi tak disangka Fitri
menjawabnya dengan jawaban yang tak terpikirkan sebelumnya oleh Daniel. “Ah! Aku males
untuk ke bioskop, lagipula banyak akhir-akhir ini cowok-cowok yang mengajak aku
menonton di bioskop, tapi aku tolak semuanya.” Daniel kecewa walau akhirnya ia bisa menerima tolakan mentah tersebut, bahkan teman-teman sekelasnya membujuk ia untuk
melupakan gadis yang sudah berubah sifatnya ini. Bahkan sebelum kejadian itu, Gobay salah
satu teman dekatnya Daniel dan juga teman sekelasnya, pernah memberikan buku agama
kepada Daniel untuk diberikan kepada Fitri yang malam itu saat di kampus ia sedang berada
di perpustakaan, dengan harapan Fitri mulai simpati dan menyukai Daniel. Dengan segera
Daniel berangkat ke perpustakaan dan menemuinya yang saat itu ia sedang mencari bukubuku
referensi perkuliahan. Tak disangka ternyata respon Fitri setelah menerima buku itu
hanya mengucapkan terima kasih dan tidak banyak bicara. Bahkan dari sikapnya seolah-olah
ia tidak nyaman dengan kedatangan Daniel. Daniel tahu sikonnya tidak nyaman, akhirnya ia
pulang dengan pengharapan hampa.


Pernah suatu hari Fitri sms Daniel dengan tujuan meminta Daniel untuk
meminjaminya lembaran nilai IPK Daniel yang tinggi. Memang Daniel adalah murid
terpintar di kelasnya, Fitri bahkan teman-temannya yang lain sering menjadikan Daniel
sebagai rujukan referensi kuliah dan tempat bertanya masalah pelajaran kuliah. Alasan Fitri
pada saat itu adalah ingin memindai nilai IPK Daniel sebagai contoh kerangka tulisan dari
prosedur yang ingin ia buat untuk diajukan kepada bagian kemahasiswaan jurusan di
fakultasnya, sehingga petugas akademik fakultas tinggal mensahkan nilai IPK yang ia buat.
Tujuannya tidak lain adalah untuk mempercepat urusan administrasi demi memperoleh
beasiswa. Tapi Daniel mencium niat tidak baik dari Fitri dan akhirnya ia menolak dengan
halus seraya bertanya “Maaf yah Fit, kenapa harus nilai aku yang ingin kamu scan? Apakah
nilai IPK kamu tidak mencukupi untuk pengajuan beasiswa di kampus?” Tanya Daniel
dengan lembut dan terus terang. “Maafkan aku kalau aku sebelumnya merepotkanmu, aku
endak ada maksud sama sekali untuk berbuat curang dengan menggunakan contoh nilai
yang kamu punya. Ya sudahlah kalau begitu, maaf kalau aku selalu merepotkan kamu.
Wassalamu ‘Alaikum.” Jawab Fitri dengan nada agak tersinggung.


Setelah kejadian tersebut, lama sekali dua insan ini jarang bertegur sapa ataupun
ngobrol intim seperti dulu. Sebenarnya mbak Diah dan Gobay sepakat untuk menjodohkan
Fitri dengan Daniel tanpa sepengetahuan Fitri, walau Daniel tahu rencana mereka ini. Tapi
karena ada friksi dan kesalah-pahaman antara mbak Diah dan Gobay, akhirnya mereka
berdua tidak pernah bertegur sapa bahkan rencana mulia itu kandas di tengah jalan, bahkan
Daniel sendiripun menjadi tidak dekat lagi dengan mbak Diah. Sampai saat ini Daniel masih
menyimpan kekecewaan terhadap Fitri walau ia masih cinta. Tapi apakah Fitri mempunyai
perasaan yang sama dan menaruh hati terhadap Daniel? Hanya Tuhan, malaikat dan dirinya
Fitri sendiri yang mengetahui isi hati gadis yang penuh dengan tanda tanya ini.


Sebenarnya Daniel tahu bahwa selama ini Fitri menggunakan jimat penarik lawan
jenis, yang khasiatnya: selain disukai lawan jenis, sebagai penolak bala dan juga sebagai
benteng pertahanan dari serangan ghaib. Fanny yang dulu pernah dekat dengan Fitri yang
juga teman sekelasnya, sempat melihat dan menyimak dengan seksama ketika Fitri
menunjukkan jimat itu didepannya. Ternyata jimat itu adalah pemberian ibunya dari dukun
yang sering menjadi langganan ibunya. Ritual untuk mempatenkan khasiat magis jimat ini
sangat berat, ibunya harus puasa mutih selama 40 hari dan sering membaca beberapa ayat Al-
Qur’an + dicampur rapalan-rapalan mantra sang dukun. Fanny tidak tahu isi jimatnya, yang
pasti jimat itu dibungkus dengan kain pocong/kafan sebesar Flashdisk merk Sandisk. Fanny
bercerita kepada Daniel bahwa Fitri benci kepada Fanny hingga mereka berdua jarang
berbicara, karena pada suatu ketika Fanny meminjam jimat itu dan menghilangkannya secara
sengaja. Sedangkan Fanny mengaku kepada Daniel bahwa ia tidak meminjam/menghilangkan
jimat milik Fitri. Sebaliknya Fanny bersaksi kepada Daniel bahwa tuduhan Fitri itu dusta dan
rekayasa. Malahan Fanny tidak percaya kepada jimat, karena ia berkeyakinan bahwa benda
itu syirik dan menyesatkan.


Akhirnya Daniel berada pada satu kesimpulan bahwa sebelum jimat itu hilang dari
sisi Fitri, gadis tersebut selalu berada pada puncak pesona, disukai lawan jenis bahkan ia
pernah punya pacar sampai 4 orang di kampus dan diluar kampus, walau akhirnya kandas di
tengah jalan. Setelah jimat itu hilang, kesialan hampir selalu menyertainya. Ia pernah
dihipnotis di jalanan ramai dekat kampus hingga ponsel dan uang kas teman-teman
sekelasnya hilang sebesar Rp. 300.000,- parahnya sang penghipnotis menyuruh ia untuk
mencari dua temannya di kampus yang mempunyai ponsel bagus untuk diberikan kepada si
penghipnotis tersebut, dan Fitri melakukannya secara tak sadar. Pernah juga ketika ia di
angkot dalam perjalan menuju kampus, dompet besarnya yang berisi uang ratusan ribu
rupiah, tiga flashdisk dan ponsel terbaru merk Nexian hilang diambil copet di angkot. Bahkan
Fitri pernah beberapa kali mengalami penglihatan ghaib dengan ditampakkan sosok
Kuntilakan ketika ia kuliah kerja sosial di suatu desa di Bogor bersama teman-teman
sekelasnya pada malam hari. Dan banyak kejadian sial yang ia alami, bahkan sekarang
dimata lawan jenis ia biasa-biasa saja dengan pesona yang standar.


Tapi kenapa di mata Daniel pesona yang ia rasakan tidak menghilang, memang
pesonanya berkurang bagi Daniel, tapi itu sama sekali tidak mengurangi cintanya terhadap
Fitri. Akan tetapi Daniel masih merasa kecewa dan sedikit benci terhadapnya. Dulu ketika
Fitri telepon/sms Daniel, maka ia segera menjawabnya. Tetapi sekarang ia jawab dengan
tidak segera, menundanya bahkan kadang tidak ia jawab sama sekali. Karena bagi Daniel,
Fitri yang sekarang hanyalah seorang wanita oportunis yang hanya butuh kepadanya jika ada
keperluan. Tetapi pesona citra, cita dan rasa cinta terhadap Fitri tidak menghilang sama
sekali.


Daniel adalah seorang yang cukup perfeksionis, segala sesuatu baginya harus
diperhitungkan terlebih dahulu sebelum dijalani. Ia tidak kuper, ia disukai kawan dan
disegani lawan. Akan tetapi ia tidak pernah berpacaran seumur hidupnya. Jika ia suka
terhadap seseorang, ia tidak pernah mengutarakan niatnya itu kepada sang pujaan hati. Ia
selalu simpan seumur hidup dan hilang seiring waktu berjalan. Daniel tidak PD (percaya diri)
dengan kelebihan fisik yang ia miliki walau ia tidak tampan. Daniel sendiri bahkan tidak bisa
memahami dirinya. Ia bukan orang kampung yang datang ke Jakarta untuk menuntut ilmu, ia
asli orang kota, Jakarta adalah tempatnya lahir dari keluarga yang cukup berada. Tapi malang
nasibnya ketika ekonomi keluarganya runtuh sejak ibunda tercinta meninggal dunia.
Syukurnya ia masih bisa kuliah dan hidup dari bantuan paman dan bibi dari kerabat ayahnya.
Daniel bukan seorang yang stylish, matrealistik, narsis atau banyak gaya. Akan tetapi ia
orang yang sederhana dan tampil apa adanya. Demikian juga dengan Fitri walaupun ia adalah
seorang gadis kampung. Karakter Fitri yang susah ditebak oleh Daniel ini yang membuatnya
penasaran bercampur antara rasa kecewa, benci dan cinta.


Daniel kadang bingung, apakah Fitri gadis yang tepat baginya? Bagaimana jika ia
mengutarakan isi hatinya kepada gadis ini? Hinakah ia jika ditolak? Jika diterima, apakah
hubungan mereka akan berjalan dengan baik, bahkan sampai ke pelaminan? Jika sukses
apakah Fitri calon istri yang tepat baginya?


Sebenarnya akidah mereka berdua sangat bertolak-belakang. Fitri adalah gadis yang
taat menjalankan perintah agama, walau bercampur dengan syrik dan bid’ah. Sedangkan
anehnya Daniel seorang non-believer, bahkan sangat agnostik. Walaupun sekarang ia seperti
bermusuhan dengan Tuhan, tapi jauh di lubuk hatinya terdalam ia masih yakin Tuhan itu ada.
Daniel berharap andaikata kelak mempunyai istri selain Fitri, ia ingin mencintai istrinya
sepenuh hati. Tapi bagaimana dengan Fitri? Hanya Tuhan yang berkuasa menentukan
jodohnya kelak.

--------------------------------------------------------------- THE END ------------------------------------------------------------------------------


NB: Nantikan kelanjutan kisah nyata ini di sekuel berikutnya!
0
553
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan