Kaskus

Entertainment

maleindonesiaAvatar border
TS
maleindonesia
Wawancara Eksklusif Joko Anwar Soal Pengarapan Film
Di dunia perfilman tanah air, Joko Anwardikenal sebagai sutradara kawakan yang bertangan dingin serta telah melahirkan banyak sekali karya. Setiap filmnya selalu mendulang sukses, sebut saja Janji Joni (2004), Pintu Terlarang (2009), Galih dan Ratna (2017), hingga Pengabdi Setan (2017).


Wawancara Eksklusif Joko Anwar Soal Pengarapan Film


Maka jangan heran, jika film besutan Joko Anwar terpampang di bioskop, orang pun rela berdesak-desakan mengantre demi menjadi yang pertama menyaksikan karya sang sutradara.

Terlepas dari kesuksesan yang telah diraihnya, ia juga mempunyai pandangan terkait industri perfilman Indonesia saat ini, termasuk munculnya para sineas muda, film-film remake, serta karya terbarunya, Gundala yang bakal tayang Agustus 2019 mendatang. Simak wawancara tim redaksi MALE Indonesia bersama Joko Anwar di bawah ini.

Tanggapan Anda Mengenai Industri Perfilman di Indonesia, Seperti Apa?

Industri perfilman Indonesia sekarang sedang mengalami masa keemasan, ditandai dengan sangat tingginya penjualan tiket setiap tahunnya. Di tahun 2018, kita berhasil menjual 43 juta tiket untuk film Indonesia, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 36 juta. Kualitas dan kuantitas film Indonesia sedang berada di titik tertinggi.

Meski Tingkat Pengamanan Sudah Sedemikian Ketat, Mengapa Masih Ada Pembajakan Film?

Zaman sekarang agak susah mencegah adanya pembajakan film. Karena bahkan Hollywood yang sudah memiliki standar tinggi untuk mengatasi pembajakan masih kecolongan. Mungkin lebih baik membuat film yang gampang diakses, jadi orang memilih menikmati film dari jalurnya resmi ketimbang menonton bajakan.

Bagaimana dengan Film-Film yang Mengalami Kerugian? Apakah Kekurangan Film Tersebut disebabkan oleh Penokohan yang Tidak Kuat, Alur Cerita Terlalu sederhana atau apa?

50 % - 70 % film yang beredar di dunia bisa dikatakan rugi. Bukan cuma Indonesia. Kalau kita lihat di Hollywood, film-film yang tidak laku juga banyak. Sehingga ada produser atau perusahaan yang tidak membuat satu film, melainkan lima sampai sepuluh film dalam satu tahun. Mungkin yang laku hanya beberapa. Tapi itu akan menutupi semua ongkos produksi yang sudah dihabiskan untuk sepuluh film tersebut. Bagaimana cara membuat film laku, agak susah karena tidak ada ilmunya.




Film-film besutan Joko Anwar sarat akan isu sosial dan budaya. Apakah itu konsep yang dibawa dari awal untuk membentuk citra seorang Joko Anwar, atau memang ada pesan khusus yang ingin disampaikan?

Kalau saya bikin film karena saya ingin bercerita. Saya percaya ada hal yang menarik untuk diceritakan kepada orang lain. Dan biasanya, film yang saya buat adalah reaksi terhadap kejadian sosial politik di lingkungan saya. Baik lingkungan kecil seperti keluarga, tetangga, atau kota, hingga negara. Tidak sengaja dibikin untuk membangun sebuah trademark.

Ada Pandangan Bahwa Dalam Beberapa Tahun Terakhir, Dunia Perfilman Disuguhi Film-Film Daur Ulang alias Remake. Alasannya karena Mudah Mendapatkan Audiens. Untuk Film Joko Anwar Berjudul Gundala, Apakah Seperti itu Juga?

Film itu sumber inspirasinya bermacam-macam. Ada yang original story, berdasarkan format yang sudah diterbitkan sebelumnya, apakah cerpen, atau novel. Jadi ini bukan tren, tapi sesuatu yang wajar sepanjang sejarah perfilman dunia. Apakah film saya Gundala ingin mendapatkan audiens, tentu saja demikian. Masalah laku atau tidak, faktornya diusahakan oleh promosi yang baik sehingga orang bisa menikmati ceritanya.

Apakah untuk Menyuguhkan Sesuatu yang Menarik, Semua Film Harus Dibuat dengan High Cost?

Nggak ada hubungannya. Film merupakan produk seni. Ada teknis dan estetika yang harus dipelajari oleh pembuatnya. Cerita dalam sebuah film itu bisa diakses dengan mudah. Sebab, ada film ‘murah’ ceritanya menarik, film berbiaya tinggi tapi tidak menarik juga banyak. Tergantung craftmanship dari pembuatnya. Apakah ia bisa meramu teknis dan estetika menjadi sebuah penceritaan yang menarik buat penonton.

Ada Cara Khusus Agar Setiap Film Anda Disukai oleh Milenial?

Kita bikin film tentu punya target audiens. Tapi tidak ada cara khusus bagaimana agar milenial menyukai film saya.

Modal Utama yang Membentuk Joko Anwar hingga Menjadi Seperti Sekarang ini Apa?

Persistent and perseverance. Tetap berbuat dan berkarya. Gigih untuk terus mencoba sampai kita bisa bercerita dengan baik. Nggak ada modal lain.

Bentuk Dukungan dari Instansi Terkait Terhadap Industri Perfilman Indonesia?

Kita ada BEKRAF. Salah satu dari 14 sub-sektor yang dinaungi adalah perfilman. Peran mereka dalam membantu perfilman Indonesia yaitu upaya penghapusan bisnis film dari daftar industri negatif. Artinya, sekarang pihak luar dapat menanamkan modal di Indonesia untuk bikin film. Dan ini sangat membantu teman-teman memperoleh pendanaan. Bioskop juga semakin bertambah layarnya. Lebih banyak film yang dapat diproduksi setiap tahunnya. Serta bantuan-bantuan lain. Saya rasa BEKRAF sangat membantu.

Punya Strategi Khusus Bersaing dengan Film-Film dari Luar Negeri Seperti Hollywood?

Tidak ada. Nanti produser akan memilih tanggal yang safe. Misalnya, kalau dalam satu minggu ada film Hollywood yang besar, kita tinggal hindari saja. Tapi itu hubungannya sama produser.

Wawancara Eksklusif Joko Anwar Soal Pengarapan Film


Sekarang Banyak Sekali Sineas Muda Muncul ke Permukaan. Ada pesan khusus buat Mereka?

Teruslah bikin film. Itu saja. Karena saya yakin banyak yang lebih hebat dari saya.

Selain itu, para Youtuber Membuat Cerita Pendek, Kemudian Diunggah ke Youtube. Tanggapan Anda?

Semakin banyak konten audio visual yang tercipta di Indonesia, tentunya akan menambah perpustakaan konten. Dan itu memicu orang lain untuk menciptakan konten juga. Saya rasa bagus. Apalagi mereka kreatif membuat cerita baru. Daripada di jalan, kebut-kebutan naik motor, mending bikin konten di Youtube. Haha.

Dengan adanya Platform seperti HOOQ dan Netflix, Apakah itu Membantu para Sineas, atau Mengubah Film menjadi Serial?

OTT platform yang semakin banyak ini sangat membantu filmmaker. Artinya mereka lebih punya kesempatan berkarya, alternatif channel untuk mendistribusikan film mereka setelah tayang di bioskop.

Last, Kenapa Masyarakat Indonesia harus Nonton Film Gundala?

Karena filmnya bagus, seru. Gundala dibuat dengan sangat hati-hati dari segi teknis dan estetika. Memang didesain menjadi tontonan yang tidak statis. Ceritanya akan merefleksikan keresahan dan harapan dari masyarakat Indonesia sekarang.

Sumber: Gading Perkasa untuk Male Indonesia


Sosok Gading Perkasa
Wawancara Eksklusif Joko Anwar Soal Pengarapan Film
53pt4Avatar border
53pt4 memberi reputasi
1
814
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan