Bukan rahasia lagi hubungan AS dan Iran memang tidak akur, dari embargo hingga Iran dituduh ini dan itu oleh AS terutama masalah senjata Nuklir. Namun perseteruan AS dan Iran kini bisa membawa konflik terbuka yang lebih lebar.

Iran telah menembak jatuh drone Amerika ketika dianggap mata-mata yang memasuki wilayahnya. Tepatnya drone tersebut di tembak diatas Selat Hormuz. Klaim Iran terhadap drone yang memasuki wilayahnya dibantah oleh AS karena mereka anggap itu masih wilayah internasional. Entahlah mana yang benar ? Tapi melihat posisi drone, untuk apa AS menerbangkan dronenya hingga jauh di posisi tersebut ?



Kenapa kini AS marah-marah, karena Drone RQ-4A Global Hawk yang ditembak militer Iran itu termasuk teknologi militer terbaik milik AS, dan juga harga 1 unitnya lebih mahal dari pesawat tempur. Drone jenis pengintai ini memang tercanggih di kelasnya, harganya mencapai USD 123 juta atau Rp 1,7 triliun (USD 1 = Rp 14.166).

Sedangkan pesawat tempur siluman AS yang tak dijual bebas, yaitu pesawat F-35A Lightning II Joint Strike Fighter memiliki harga USD 89 juta (Rp 1,2 triliun). Melihat dari besaran harga saja sudah berbeda, sudah pasti AS akan meradang dan akan ada aksi membalas baik itu diplomasi atau militer.

Drone yang bisa terbang tinggi dan dinilai dirancang agar tak bisa ditembak jatuh musuh ternyata bisa dihancurkan, berarti logikanya Iran mempunyai senjata canggih yang tidak di ketahui AS. Bila RQ-4A bisa terbang hingga 65 ribu kaki. Missile yang di tembakkan oleh Iran (surface-to-air missile) seakan mempunyai mata, tentu saja missile itu dikendalikan dari jarak jauh.



Trump sempat panas dan akan membalas aksi dari Iran namun dibatalkan karena akan memakan korban jiwa dari pihak Iran, hmmm... apakah keduanya sudah berdiplomasi ? Atau keduanya sedang unjuk gigi mempunyai alat militer yang canggih ? Teluk Timur Tengah memang tengah panas di mana Yaman Pro Iran ketika berhasil menggulingkan pemerintah Yaman yang yang diakui Internasional. Hingga akhirnya Arab Saudi menyerang Yaman, dan Yaman pun tak tinggal diam.



Apakah babak baru perang teluk akan terjadi setelah dahulu Irak yang meminta bantuan AS baik dana, militer maupun politik untuk menyerang Iran di perang teluk 1 ketika ambisi Saddam menguasai kilang-kilang minyak tepatnya di Teluk Persia Shatt Al Arab bisa dibilang tempat tersebut adalah sebuah muara yang besar dari pertemuan antara sungai Tigris dan Eufrat yang airnya mengalir ke Teluk Persia dan tempat tersebut merupakan perbatasan antara Irak, Iran dan Kuwait.



Namun kini Saudi yang akan menjadi tameng dari AS karena meminta bantuan untuk menyerang Yaman ? Apakah AS akan memanfaatkan Saudi untuk menyerang Iran ? Bila ini terjadi nampaknya itu adalah puncak dari perang dahsyat di Timur Tengah. Bahkan negara-negara yang anti AS bisa berada di belakang Iran. Semakin menarik peta perpoltikan di timur tengah, tentu saja tak ada politik luar negeri yang tak dicampuri oleh AS terlebih lagi timur tengah dari masa lalu hingga kini begitu juga dengan Indonesia. Nampaknya situasi politik yang rumit dan perang global memang sudah di depan mata tinggal tunggu pemantiknya saja, maka bukan tak mungkin Perang Dunia 3 bisa saja diawali dari konflik ini.



Nah bagaimana nih pendapat agan dan sista semua, silahkan komentar, beri TS cendol, follow, rate bintang 5, dan tentu juga jangan lupa share and like karena semua itu gratis !! 

:nyantai

c4punk@2019

Gambar google
referensi

GIF