- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Air Sungai Deli Meluap, Puluhan Rumah di Jalan Samanhudi Dikepung Banjir


TS
luko.belita
Air Sungai Deli Meluap, Puluhan Rumah di Jalan Samanhudi Dikepung Banjir


Hujan yang turun di Kota Medan sejak, Jumat (21/6/2019) malam hingga Sabtu (22/6/2019) pagi membuat sejumlah wilayah di Kota Medan mengalami banjir.
Salah satu wilayah yang terkena dampak banjir yang cukup besar yaitu di Jalan Samanhudi, tepatnya di sebelah Hotel Delta.
Air Sungai Deli meluap dan menyebabkan hampir puluhan rumah yang berada di sana tergenangi air dengan ketinggian hingga 1 meter.
“Subuh tadi lah air mulai naik, hampir semua rumah yang ada persis di sebelah Sungai Deli terkena banjir,” ujar Okta, salah seorang warga, saat ditemui Tribun, Sabtu (22/6/2019).
Ia menjelaskan, banjir di kawasan tersebut sebenarnya bukanlah yang pertama terjadi. Hampir setiap hujan tiba apalagi dengan intensitas tinggi maka akan banjir.
“Kalau banjir di sini sudah seringlah. Hampir tiap hujan, makanya kalau hujan apalagi hujan deras kami was-was,” jelasnya.
Hingga pukul 08.50 WIB, air masih menggenangi namun dengan ukuran tinggi sudah tidak sama saat. Sudah mulai surut.
“Banjir sudah mulai surut, namun masih harap-harap cemas karena cuaca masih mendung dan takutnya hujan turun lagi,” katanya.
https://medan.tribunnews.com/2019/06...ikepung-banjir
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengutip dari blog yang ditemukan secara tidak sengaja
Ditulis kira2 seperti begini
"Kalau sumut banyak gunung,banyak lembah, medan banyak sungai,itu namanya takdir"
"Kalau medan banyak trotoar rusak, banjir, preman, begal, jambret, itu namanya nasib"
"Para pemimpin kita di medan, yang sering bawa2 nama agama, semuanya gila takdir, entah karena mereka memang tidak bisa membedakan takdir dengan nasib, atau memang dengan sengaja supaya kita menerima nasib sebagai takdir"
"Takdir di tangan Allah, Nasib di tangan manusia"
Jangan lupa, saat warga renovasi rumah akibat banjir maupun hanya semen depan pintu rumah supaya banjir tidak masuk, maka putera makpetak kali deli datang ngamuk2 mintak duit SPSI, sudah akibat fantat mamak dia dan seluruh keluarga dia yang bikin sumbat tuh sungai deli hingga banjir, dia yang datang mintak uang malak waktu warga medan renovasi rumah akibat banjir atau semen pintu depan supaya banjir tidak masuk ke rumah mereka

Barusan di whatsapp,dibicarakan tentang cimed yg semen bagian depan ruko nya supaya air banjir tidak masuk, dipalak 200k oleh preman kampung badur, terus sambil itung duit hasil malak nya di simpang jalan palangkaraya dengan jalan pandu, si melayu petak ketawa ketiwi, bilang bini nya barusan terima segoni beras tulisan "untuk warga tidak mampu"
Ini baru nama nya kesenjangan, putera fefek makpetak kali deli, bangun sore, ngopi2 goyang bini, terus malak 4 jam an di ruko2 cimed/indihe, pulang bawa omzet minimal 75k/hari, rata2 sebulan dapat 3 jutaan,plus dapat bantuan begono begini dari pemerintah, sementara karyawan kantoran, bangun pagi, berangkat kerja pagi, pulang sore, jam kerja 8 jam an, dapat gaji bulanan jauh lebih rendah, dan dipalak duit parkir lagi oleh putera fefek kali deli

Preman fefek kali deli di medan maimun, tidak ada yang hidup susah, bahkan mereka jauh lebih kaya dari korban pedagang asongan yang diperas

Kesenjangan ini tidak pernah dan tidak akan pernah dibahas oleh ulama2 maupun imam2 mukapetak, yang sering mengaku sebagai pembela agama, buktinya selama puluhan tahun, mau jumatan di mesjid saja musti bayar parkir, dan tidak ada satu pun ulama mukapetak yang protes
Ini salah satu contohnya (dari milyaran contoh di medan)
http://waspada.co.id/medan/banyak-pu...aya-al-mashun/
Nyetor nya ke ketua ranting ormas yang sering mangkal di jalan Amaliun, kaya bos, bawa boil (gosip di whatsapp)

Bahkan dulu waktu ada yang protes masak sholat musti bayar parkir, ada imam yang berkilah katanya duit parkir nya buat bantu2 bayar biaya air dan listrik serta maentenis (padahal aslinya biaya ditanggung pemda dengan uang pajak kita)
Banjir dan premanisme adalah nasib yang ditimpakan oleh fantat makpetak kali deli ke atas kepala seluruh kaum ber Tuhan di medan selama 3 generasi tiada henti


bani.malas memberi reputasi
1
1.6K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan