TERUNGKAP Sosok Prof Tokuda yang Beber Kecurangan KPU, ternyata Kakek Sugiono Bintang Porno. Foto hoaks Kakek Sugiono dan kecurangan KPU
TRIBUN-MEDAN.COM - Sebuah unggahan di Facebook pada Jumat (21/6/2019) menjadi pembicaraan setelah menyebut Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan kecurangan saat rekapitulasi suara Pilpres 2019.
Unggahan itu menyertakan foto seorang laki-laki tua yang disebut sebagai Prof Tokuda tersenyum sembari memegang sebuah kertas berisi angka-angka perolehan suara.
Perolehan suara yang tertulis di kertas itu menunjukkan keunggulan untuk Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di angka 61 persen.
Sementara, pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin tertinggal di angka 39 persen.
Prof Tokuda dinarasikan sebagai seorang ahli demokrasi dari Jepang yang merasa bersalah karena pendahulunya telah menjajah Indonesia.
Untuk itu, ia berdedikasi untuk membantu Indonesia yang saat ini dianggap tengah berada di bawah jajahan China.
"Prof. Tokuda (84) terseyum ketika memperlihatkan data kecurangan KPU.
Beliau mengatakan "Prabowo?????????????" (Prabowo wa Dikku o motte imasen) yang artinya Prabowo adalah Harimau Perkasa yang belum bangkit.
Ia memperlihatkan bahwa Prabowo (61%) adalah pemenang asli dari pilpres di Indonesia mengalahkan Jokowi (38%).
Tak lupa pula ia mencantumkan#PrabowoWithoutDick2019 di akhir dokumennya Bagi yang belum tau Prof.
Tokuda adalah ahli Demokrasi di Jepang, sejak kecil ia merasa bersalah karena kakek neneknya dulu menjajah Indonesia.
Di usianya yang tidak lagi muda (84 tahun) ia ingin menolong Indonesia agar tidak dijajah oleh China.
Semoga ia diberikan umur panjang dan sehat selalu Amin."
Akan tetapi, sosok laki-laki itu diketahui sebagai sosok pemeran film dewasa asal Jepang, yang bernama Shigeo Tokuda (84).
Dia bukanlah seorang profesor atau ahli demokrasi sebagaimana dituliskan dalam unggahan yang sudah dibagikan lebih dari 8.300 kali tersebut.
Adapun gambar Shigeo Tokuda yang memegang selembar kertas putih berisi tulisan tangan dan diagram hasil perhitungan suara adalah hasil editan semata.
Kompas.com mencoba menelusuri asal mula gambar itu menggunakan tools untuk pencarian gambar atau reverse image, dan menemukan gambar dalam versi aslinya dari Getty Images.
Shigeo Tokuda bukan memegang selembar kertas berisi hasil rekapitulasi suara di Indonesia, melainkan selembar poster dirinya tengah memerankan adegan dewasa.
Dari keterangan foto yang dapat diakses, foto tersebut diambil oleh Yoshikazu Tsuno dan dijual di Getty Image dengan harga 499 Dolar.
Foto itu diambil di sebuah toko video di Tokyo pada 5 Maret 2009.
Foto asli Shigeo Tokuda yang dibuat konten hoaks kecurangan KPU(YOSHIKAZU TSUNO)
Dia tersenyum sambil menunjukkan salah satu poster videonya.
Sosok populer Shigeo merupakan salah satu sosok terkenal di Indonesia.
Wajahnya kerap muncul di berbagai linimasa media sosial.
Namun, dia dikenal bukan sebagai Shigeo Tokuda. Netizen Indonesia banyak mengenalnya sebagai Kakek Sugiono.
Entah apa yang melatarbelakangi penyebutan nama ini.
Dikutip dari wawancara Tribunnews dengan Shigeo pada 22 Mei lalu, Shigeo mengaku sudah mengetahui jika sosoknya dikenal sebagai Kakek Sugiono di Indonesia.
Dia juga tidak merasa bermasalah jika dikenal dengan sebutan Kakek Sugiono.
Di media sosial, wajahnya kerap muncul sebagai meme dengan berbagai narasi.
Seringkali, dia juga ditampilkan sebagai kakek tua yang dalam keadaan payah, dan dirawat oleh sejumlah cucu perempuannya.
"Salam saya buat pecinta saya di Indonesia," kata dia.
Narasi itu disertai sejumlah gambar yang diambil dari berbagai adegan film porno yang telah dibintangi Shigeo Tokuda.
Akan tetapi, di tengah banyaknya informasi dan kabar bohong seputar Pemilu 2019, wajah Kakek Sugiono ini ternyata ikut digunakan.
Quote:
Sementara itu, tulisan “Prabowoはディックを持っていません” (Prabowo wa Dikku o motte imasen) artinya bukan Prabowo adalah Harimau Perkasa yang belum bangkit. melainkan “Prabowo tidak punya p*nis” berdasarkan hasil penerjemahan di Google Terjemahan.

Tentunya, tidak ada yang tahu bahwa manipulasi foto ini disebarkan oleh pembuatnya untuk tujuan satire dan lelucon, atau mungkin untuk tujuan politik.
Namun, yang pasti manipulasi foto ini masuk kategori disinformasi saat dinarasikan untuk menuduh kecurangan Pemilu 2019 yang telah dilakukan KPU.
Penulis : Luthfia Ayu Azanella
Anti Hoax