5 Fakta Penangkapan 34 Terduga Teroris, Ahli Rakit Bom "High Explosive" hingga Rencana Aksi di Jakarta
Quote:
KOMPAS.com - Densus 88 menangkap 34 terduga teroris di Kalimantan Tengah (Kalteng) selama kurang lebih sepekan. Menurut Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng), para terduga teroris diketahui terkait kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok tersebut diektahui memiliki keahlian merakit bom dengan daya ledak tinggi. Hingga kini tim Densus 88 dan Polda Kalimantan Tengah masih terus melakukan pemeriksaan dan pengembangan dari 34 orang yang sudah diamankan tersebut. Berikut ini fakta lengkapnya:
1. Kelompok terduga teroris Kalteng telah dilacak lama
Irjen Pol Anang Revandoko mengatakan, Densus 88 bersama Polda Kalimantan Tengah telah melakukan pemantauan terhadap kelompok yang merupakan jaringan JAD. “Setelah melalui hasil pengembangan terhadap 18 orang yang sudah diamankan sebelumnya, petugas gabungan langsung meluncur ke Kabupaten Gunung Mas, serta berhasil mengamankan 15 orang lagi," kata Anang saat rilis penangkapan terduga teroris di Mako Polda Kalimantan Tengah, Kamis (12/6/2019). Kelompok ini merupakan jaringan dari Abu Hamzah yang bergeser ke Gunung Salak Aceh setelah digerebek tim Densus 88. Mereka kemudian dipanggil oleh Ansari alias Abu Nafla, lalu mengundang Tomi alias Abu Raina dan Abdullah yang kemudian mengumpulkan mereka di Kalimantan Tengah untuk mengasingkan diri, serta mengumpulkan logistik dan merencakanan aksi teror yang akan dilakukan di Jakarta.
2. Sebanyak 34 terduga teroris tertangkap
Total terduga teroris yang sudah ditangkap Densus dan Polda Kalteng adalah sebanyak 34 orang. Semua terduga teroris ditangkap dari empat tempat berbeda, satu tempat di Kota Palangkaraya. Sementara tiga tempat lainnya di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, Polda Kalteng telah menetapkan dua orang berinisial A dan T yang tinggal di Jalan Pinus Permai III Palangkaraya sebagai tersangka, sedangkan sisanya masih dalam pemeriksaan intensif petugas. "Sebenarnya keberadaan kelompok tersebut di Kalteng difasilitasi salah satu warga Palangkaraya bernama Ansyari sejak awal 2019," ungkapnya seperti dikutip Antara.
3. Memiliki keahlian merakit bom berdaya ledak tinggi
Menurut dia, kelompok terduga teroris Jaringan Ansharut Daulah ( JAD) yang diamankan di Kalteng sangat berbahaya, sebab seluruh anggotanya mampu merakit bom berdaya ledak tinggi. "Kemudian mereka mengincar polisi yang berada di Jakarta, bukan di Kalteng," kata Hendra. Sebelum berangkat ke Jakarta, salah satu dari anggota kelompok JAD itu sudah mempersiapkan pembuatan bom pipa dan bom dari ponsel yang dapat dikendalikan dari jarak jauh.
4. Densus amankan sejumlah alat merakit bom
Selain mengamankan kelompok terduga teroris, Densus juga mengamankan berbagai komponen alat-alat yang digunakan untuk merakit bom. "Selama enam bulan mereka sudah berada di Kalteng untuk berlatih serta mengumpulkan kekuatan. Kemudian akan bergerak ketika menerima instruksi pergi ke Jakarta," kata Hendra. Pada 2018, kelompok yang bermarkas di Aceh tersebut bubar, sebab kelompoknya ada yang ditangkap oleh Densus sehingga mereka berpencar dan salah satunya masuk ke Kalteng.
5. Kelompok terduga teroris hendak beraksi di Jakarta
Hendra menjelaskan, aksi kelompok ini ada di Jakarta dan saat ini sudah mulai bergerak, hanya saja berhasil digagalkan tim Polda Kalteng dan Densus 88. ”Jadi sebenarnya jaringan ini pelarian, bukan mengasingkan diri sambil melakukan pelatihan dan pencarian dana," kata Hendra. Selain itu, kelompok ini berencana ingin menunggangi sebuah aksi di Jakarta dan terlibat dalam berbagai kerusuhan maupun teror di beberapa wilayah Indonesia.
SUMBER
ntah perasaanku atau tidak
sejak keberhasilan jualan ayat dan mayat di pilkada DKI
makin banyak TERORIS yang hendak melaksanakan "tugasnya' disana
seolah2 ada yang MEMBUKA PINTU LEBAR2 untuk beraksi di jakarta
saya ga bisa bayangkan 2024 jika ada yang mencalonkan diri dan melanjutkan tradisi jualan AYAT dan MAYAT
indonesia bakalan jadi pintu TERORIS bagi seluruh dunia
dan berakhir menjadi
