- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dari 62 Persen, Turun Lagi Jadi 52 Persen, Sebenarnya Berapa Sih Suaranya?


TS
nadaramadhan20
Dari 62 Persen, Turun Lagi Jadi 52 Persen, Sebenarnya Berapa Sih Suaranya?
Irvan 14 Jun 2019

Sumber Foto : Antara Foto: Hafidz Mubarak A
Komen TS
Konsisten untuk tidak konsisten itu sudah
Quote:

Sumber Foto : Antara Foto: Hafidz Mubarak A
Quote:
Sidang perdana sengketa Pilpres 2019 kini punya cerita baru. Setelah sebelumnya ada drama bukti klipingan, kali ini adalah berubah-ubahnya klaim kemenangan suara kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Kita semua tahu berapa klaim kemenangan suara kubu 02 yang kerap digaungkan. Jumlah suara yang mereka klaim sebesar 62 persen, dan optimis jika terjadi sebuah kecurangan yang sangat terorganisir.
Tapi saat sidang perdana di MK, Tim Hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno justru mengeluarkan jumlah suara yang awalnya diklaim menang sebesar 62 persen menjadi 52 persen.
Berdasarkan hitungan Tim IT internal, ada penggerusan suara 02 lebih dari 2.500.000 dan penggelembungan suara 01 di atas 200.000.000. Dengan kata lain, suara pasangan 01 sekitar 62.886.362 (48%) dan suara untuk pasangan 02 yaitu 71.247.792 (52%).
Sang penggugat menduga ini dilakukan dengan sebuah teknologi informasi yaitu dengan cara ditemukannya indikasi proses rekayasa atau engineering. Sekaligus adjusment atas perolehan suara yang dari awal sudah didesain dengan komposisi atau target tertentu dengan pakai sistem IT tertentu.
Menurut BW selaku tim kuasa hukum 02, fakta inilah yang menuntut pemeriksaan form C1 di MK harus selangkah lebih maju. Caranya dengan memperhatikan,melibatkan dan menggunakan IT dalam proses uji, konfirmasi dan klarifikasi suara yang tersebut di dalam form C1 yang ada di Sistem Informasi Penghitungan Suara KPU.
Perbedaan klaim kemenangan suara ini juga mendapatkan sorotan dari para netizen. Ada yang beranggapan jika klaim suara kemenangan tersebut seperti diskon, karena turun terus. "Diskon trs suaranya, dlu 62%, skrg 52%, serasa lgi midnight sale aja,". "Awalnya 62% REAL "INTERNAL BPN" COUNT. Lalu turun jadi 54%, sampe sujud sujud.Sekarang jadi 52%," ujar netizen di kolom komentar LineToday.
LAH ini di internal bpn aja gak konsisten, jadi yang bener yang mana?
Bener gak tuh datanya?
Beda 10% x jumlah rakyat Indo itu kan besar banget data-nya, kok bisa salah hitung???ujar netizen di LineToday.
Sementara itu cawapres Sandiaga Uno menjawab soal klaim kemenangan yang berubah-ubah. Menurutnya, data yang disampaikan ke Mahkamah Konstitusi (MK) punya basis dan landasan."Semua data yang dikumpulkan oleh tim data, tim IT yang kemarin terkanalisasi di tim hukum, jadi silahkan di-crosscheck, klarifikasi dengan tim hukum, jelasnya seperti dilansir detik.com.
Selain itu, Sandiaga menjelaskan soal penggelembungan data paslon 01 sebesar 20 juta suara yang disampaikan di sidang MK. Menurutnya, data itu bisa di-crosscheck dan sudah berdasarkan bukti bukti.
Perubahan angka klaim kemenangan ini juga menjadi bahan sindiran Tim Kampanye Nasional (TKN). Mereka beranggapan jika Prabowo-Sandi tidak konsisten soal klaim angka kemenangan, bahkan dicap linglung.
"Semakin hari memang tim Prabowo ini makin seperti tim yang linglung. Saking kebingungannya, tidak punya data dan fakta yang konkret, mereka lalu mengarang yang membodohi publik karena berubah-ubah," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding.
Sumber
Kita semua tahu berapa klaim kemenangan suara kubu 02 yang kerap digaungkan. Jumlah suara yang mereka klaim sebesar 62 persen, dan optimis jika terjadi sebuah kecurangan yang sangat terorganisir.
Tapi saat sidang perdana di MK, Tim Hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno justru mengeluarkan jumlah suara yang awalnya diklaim menang sebesar 62 persen menjadi 52 persen.
Berdasarkan hitungan Tim IT internal, ada penggerusan suara 02 lebih dari 2.500.000 dan penggelembungan suara 01 di atas 200.000.000. Dengan kata lain, suara pasangan 01 sekitar 62.886.362 (48%) dan suara untuk pasangan 02 yaitu 71.247.792 (52%).
Sang penggugat menduga ini dilakukan dengan sebuah teknologi informasi yaitu dengan cara ditemukannya indikasi proses rekayasa atau engineering. Sekaligus adjusment atas perolehan suara yang dari awal sudah didesain dengan komposisi atau target tertentu dengan pakai sistem IT tertentu.
Menurut BW selaku tim kuasa hukum 02, fakta inilah yang menuntut pemeriksaan form C1 di MK harus selangkah lebih maju. Caranya dengan memperhatikan,melibatkan dan menggunakan IT dalam proses uji, konfirmasi dan klarifikasi suara yang tersebut di dalam form C1 yang ada di Sistem Informasi Penghitungan Suara KPU.
Perbedaan klaim kemenangan suara ini juga mendapatkan sorotan dari para netizen. Ada yang beranggapan jika klaim suara kemenangan tersebut seperti diskon, karena turun terus. "Diskon trs suaranya, dlu 62%, skrg 52%, serasa lgi midnight sale aja,". "Awalnya 62% REAL "INTERNAL BPN" COUNT. Lalu turun jadi 54%, sampe sujud sujud.Sekarang jadi 52%," ujar netizen di kolom komentar LineToday.
LAH ini di internal bpn aja gak konsisten, jadi yang bener yang mana?
Bener gak tuh datanya?
Beda 10% x jumlah rakyat Indo itu kan besar banget data-nya, kok bisa salah hitung???ujar netizen di LineToday.
Sementara itu cawapres Sandiaga Uno menjawab soal klaim kemenangan yang berubah-ubah. Menurutnya, data yang disampaikan ke Mahkamah Konstitusi (MK) punya basis dan landasan."Semua data yang dikumpulkan oleh tim data, tim IT yang kemarin terkanalisasi di tim hukum, jadi silahkan di-crosscheck, klarifikasi dengan tim hukum, jelasnya seperti dilansir detik.com.
Selain itu, Sandiaga menjelaskan soal penggelembungan data paslon 01 sebesar 20 juta suara yang disampaikan di sidang MK. Menurutnya, data itu bisa di-crosscheck dan sudah berdasarkan bukti bukti.
Perubahan angka klaim kemenangan ini juga menjadi bahan sindiran Tim Kampanye Nasional (TKN). Mereka beranggapan jika Prabowo-Sandi tidak konsisten soal klaim angka kemenangan, bahkan dicap linglung.
"Semakin hari memang tim Prabowo ini makin seperti tim yang linglung. Saking kebingungannya, tidak punya data dan fakta yang konkret, mereka lalu mengarang yang membodohi publik karena berubah-ubah," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding.
Sumber
Komen TS
Konsisten untuk tidak konsisten itu sudah



extreme78 memberi reputasi
1
2.9K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan