- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Emosi Tingkat Dewa Merasuki Diri, Kebahagian Digantikan Kesedihan, Sad Story Rini....


TS
indriketaren
Emosi Tingkat Dewa Merasuki Diri, Kebahagian Digantikan Kesedihan, Sad Story Rini....


Di sebuah perdesaan ada tinggal keluarga yang memiliki anak perempuan yang kecil, riang dan sangat mungil.
Sebut saja namanya Rini.
Dia tinggal bersama ayah dan ibunya yang selalu sibuk bekerja.
Sehingga Rini selalu tinggal di rumah bersama pembantu ayah dan ibunya.
Rini selalu bermain sendirian di rumah.
Sebut saja namanya Rini.
Dia tinggal bersama ayah dan ibunya yang selalu sibuk bekerja.
Sehingga Rini selalu tinggal di rumah bersama pembantu ayah dan ibunya.
Rini selalu bermain sendirian di rumah.
Suatu hari Rini bermain di halaman rumahnya karena sudah mulai bosan bermain didalam rumahnya.
Ketika Rini sedang bermain-main, tiba-tiba Rini menemukan sebuah paku kecil yang sudah karatan yang terletak di samping pot bunga dekat daerah sekitar Rini bermain.
Dengan ide polosnya, maka Rini menggunakan paku tersebut untuk menjadikan sebagai alat menggambar di lantai halaman rumahnya.
Ketika Rini sedang bermain-main, tiba-tiba Rini menemukan sebuah paku kecil yang sudah karatan yang terletak di samping pot bunga dekat daerah sekitar Rini bermain.
Dengan ide polosnya, maka Rini menggunakan paku tersebut untuk menjadikan sebagai alat menggambar di lantai halaman rumahnya.
Namun karena gambar yang di gambar Rini di lantai halaman rumahnya tidak bisa jelas terlihat,
maka Rini dengan kepolosannya menggambar dengan paku tersebut pada mobil ayahnya yang sedang parkir di halaman rumah.
maka Rini dengan kepolosannya menggambar dengan paku tersebut pada mobil ayahnya yang sedang parkir di halaman rumah.
Quote:
Rini menggambar ayah, ibu dan pembantunya di dinding sisi kiri mobil ayahnya.
Dan karena gambar di sisi kiri mobil ayahnya sudah penuh,
maka Rini melanjutkan menggambar pada sisi kanan mobil ayahnya.
Sehingga mobil ayahnya penuh dengan hasil coretan paku bekas gambaran Rini.
Hal ini tidak diketahui oleh pembantu ayah Rini karena sedang sibuk untuk memasak di dapur.
Dan karena gambar di sisi kiri mobil ayahnya sudah penuh,
maka Rini melanjutkan menggambar pada sisi kanan mobil ayahnya.
Sehingga mobil ayahnya penuh dengan hasil coretan paku bekas gambaran Rini.
Hal ini tidak diketahui oleh pembantu ayah Rini karena sedang sibuk untuk memasak di dapur.
Ketika sudah bosan untuk menggambar,
maka Rini melanjutkan untuk bermain di dalam rumah.
Ketika sore hari tiba, maka ayah dan ibu Rini pun sudah pulang dari tempat dia bekerja.
Dan mereka pun langsung pulang ke rumah mereka.
Dan sesampainya di rumah,
betapa terkejutnya ayah Rini ketika melihat mobilnya yang terparkir di halaman rumahnya sudah penuh dengan coretan gambar hasil Rini.
maka Rini melanjutkan untuk bermain di dalam rumah.
Ketika sore hari tiba, maka ayah dan ibu Rini pun sudah pulang dari tempat dia bekerja.
Dan mereka pun langsung pulang ke rumah mereka.
Dan sesampainya di rumah,
betapa terkejutnya ayah Rini ketika melihat mobilnya yang terparkir di halaman rumahnya sudah penuh dengan coretan gambar hasil Rini.
Quote:
Maka dengan emosi yang sangat tinggi dan memuncak,
ayah rini berteriak-teriak di halaman rumahnya tepat berdiri di depan mobilnya sambil berkata :
"siapa yang telah mencoret-coret mobilku ini?
"siapa yang telah membuatnya?
kata-kata tersebut terus berulang-ulang diteriaki oleh ayah Rini.
Karena teriakan ayah Rini juga semakin lama nadanya semakin tinggi,
maka si pembantu dengan tergesa-gesa lari dari dapur menuju halaman rumah
untuk melihat apa yang sedang terjadi.
ayah rini berteriak-teriak di halaman rumahnya tepat berdiri di depan mobilnya sambil berkata :
"siapa yang telah mencoret-coret mobilku ini?
"siapa yang telah membuatnya?
kata-kata tersebut terus berulang-ulang diteriaki oleh ayah Rini.
Karena teriakan ayah Rini juga semakin lama nadanya semakin tinggi,
maka si pembantu dengan tergesa-gesa lari dari dapur menuju halaman rumah
untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Pembantu : "Ada apa ya pak?"
Ayah Rini : "Siapa yang telah mencoret-coret mobil aku ini?"Kamu ya?"
Pembantu : "Bukan pak, bukan saya. Sumpah pak bukan saya".
Ayah Rini : "Jadi siapa? Ngaku saja kamu".
Pembantu : "Saya tidak tahu pak. Betul saya tidak tahu".
Ayah Rini : "Siapa yang telah mencoret-coret mobil aku ini?"Kamu ya?"
Pembantu : "Bukan pak, bukan saya. Sumpah pak bukan saya".
Ayah Rini : "Jadi siapa? Ngaku saja kamu".
Pembantu : "Saya tidak tahu pak. Betul saya tidak tahu".
Quote:
Seketika itu, datang lah Rini menghampiri ayahnya dengan kepolosan
dan keriangan hatinya berlari dan memeluk ayahnya sambil berkata :
"Ayah...ayah... itu gambar Rini ayah.
Rini gambar ayah, ibu dan juga bibik pembantu di mobil ayah.
Cantik kan ayah gambar Rini?"
(Rini berkata demikian dengan senyum).
Dan seketika itu juga emosi ayah Rini semakin meledak dan mencapai puncak level Dewa.
Dan sebagai hukuman kepada Rini karena telah nakal mencoret-coret mobil,
ayah Rini mencari sebatang ranting dekat halaman rumahnya dan memukuli telapak tangan Rini sampai puas melampiaskan emosinya.
Ibu Rini yang melihat hal tersebut seakan tidak mau tahu dan menganggap tidak terjadi apa-apa.
Ibu Rini hanya terdiam saja melihat perlakuan Ayah Rini kepada Rini.
dan keriangan hatinya berlari dan memeluk ayahnya sambil berkata :
"Ayah...ayah... itu gambar Rini ayah.
Rini gambar ayah, ibu dan juga bibik pembantu di mobil ayah.
Cantik kan ayah gambar Rini?"
(Rini berkata demikian dengan senyum).
Dan seketika itu juga emosi ayah Rini semakin meledak dan mencapai puncak level Dewa.
Dan sebagai hukuman kepada Rini karena telah nakal mencoret-coret mobil,
ayah Rini mencari sebatang ranting dekat halaman rumahnya dan memukuli telapak tangan Rini sampai puas melampiaskan emosinya.
Ibu Rini yang melihat hal tersebut seakan tidak mau tahu dan menganggap tidak terjadi apa-apa.
Ibu Rini hanya terdiam saja melihat perlakuan Ayah Rini kepada Rini.
Pembantu ayah Rini yang melihat hal itu sangat merasa iba dan bersedih.
Namun tidak bisa untuk melakukan apa-apa.
Ketika ayah Rini puas memukuli kedua tangan Rini,
ayah dan ibu Rini pun meninggalkan Rini yang menangis kesakitan di halaman rumahnya.
Seketika itu pembantu ayah Rini langsung menghampiri Rini di halaman rumah.
Dan membawa Rini ke kamar tempat pembantu tidur.
Sesampainya di kamar, pembantu tersebut membersihkan seluruh luka di tangan Rini bekas pukulan ranting dari ayah Rini.
Rini terus menangis sekuat-kuatnya karena kesakitan yang dirasakannya.
Sang pembantu terus menghibur Rini sambil membersihkan lukanya agar Rini berhenti menangis.
Rini yang kelelahan menangis akibat kesakitan yang dirasakannya,
sehingga Rini tertidur di kamar sang pembantu.
Sang ayah dan ibu Rini yang mengetahui bahwa Rini tertidur di kamar pembantunya tidak melakukan apa-apa pun.
Seolah-olah tidak mau tahu dan tidak peduli kepada si Rini.
Namun tidak bisa untuk melakukan apa-apa.
Ketika ayah Rini puas memukuli kedua tangan Rini,
ayah dan ibu Rini pun meninggalkan Rini yang menangis kesakitan di halaman rumahnya.
Seketika itu pembantu ayah Rini langsung menghampiri Rini di halaman rumah.
Dan membawa Rini ke kamar tempat pembantu tidur.
Sesampainya di kamar, pembantu tersebut membersihkan seluruh luka di tangan Rini bekas pukulan ranting dari ayah Rini.
Rini terus menangis sekuat-kuatnya karena kesakitan yang dirasakannya.
Sang pembantu terus menghibur Rini sambil membersihkan lukanya agar Rini berhenti menangis.
Rini yang kelelahan menangis akibat kesakitan yang dirasakannya,
sehingga Rini tertidur di kamar sang pembantu.
Sang ayah dan ibu Rini yang mengetahui bahwa Rini tertidur di kamar pembantunya tidak melakukan apa-apa pun.
Seolah-olah tidak mau tahu dan tidak peduli kepada si Rini.
Quote:
Hari dan hari pun berlalu....
dan tidak terasa 3 hari berlalu.
Rini pun akhirnya demam tinggi akibat luka ditangannya yang sudah mulai parah.
Si pembantu pun melaporkan hal tersebut kepada ayah dan ibu Rini.
Namun ayah dan ibu Rini hanya menyarankan agar pembantu hanya mengoleskan salep ke tangan Rini
tanpa ada rasa ingin melihat Rini yang sudah terbaring lemas di kamar si pembantu.
Hari ke-empat pun tiba, dan demam dan luka tangan Rini semakin parah.
Sang pembantu pun kembali melapor kepada sang majikan yaitu ayah dan ibu Rini.
Dan tetap saja ayah dan ibu Rini kembali melontarkan ucapan yang sama.
Yaitu saran agar memberi salep saja pada tangan Rini.
Seoalah-olah ayah dan ibu Rini tidak peduli dan sama sekali tidak mau tahu akan demam dan luka tangan Rini.
dan tidak terasa 3 hari berlalu.
Rini pun akhirnya demam tinggi akibat luka ditangannya yang sudah mulai parah.
Si pembantu pun melaporkan hal tersebut kepada ayah dan ibu Rini.
Namun ayah dan ibu Rini hanya menyarankan agar pembantu hanya mengoleskan salep ke tangan Rini
tanpa ada rasa ingin melihat Rini yang sudah terbaring lemas di kamar si pembantu.
Hari ke-empat pun tiba, dan demam dan luka tangan Rini semakin parah.
Sang pembantu pun kembali melapor kepada sang majikan yaitu ayah dan ibu Rini.
Dan tetap saja ayah dan ibu Rini kembali melontarkan ucapan yang sama.
Yaitu saran agar memberi salep saja pada tangan Rini.
Seoalah-olah ayah dan ibu Rini tidak peduli dan sama sekali tidak mau tahu akan demam dan luka tangan Rini.
Sehingga pada hari ke lima Rini semakin pucat dan parah.
Sehingga Rini pun mengalami demam yang sangat tinggi.
Pembantu pun melaporkan kembali kepada sang majikan yaitu ayah dan ibu Rini.
Dan ayah Rini pun segera melarikan Rini ke rumah sakit terdekat karena melihat keadaan Rini yang sudah sangat parah.
Sehingga Rini pun mengalami demam yang sangat tinggi.
Pembantu pun melaporkan kembali kepada sang majikan yaitu ayah dan ibu Rini.
Dan ayah Rini pun segera melarikan Rini ke rumah sakit terdekat karena melihat keadaan Rini yang sudah sangat parah.
Quote:
Sesampainya di rumah sakit,
Rini pun segera mendapatkan perawatan secara insentif.
Namun hari demi hari berlalu dan keadaan Rini pun tidak ada perubahan.
Sehingga dokter yang mengobati Rini memanggil kedua orang tua Rini dan menyarankan agar kedua tangan Rini secepat mungkin di Amputasi.
Kedua orang tua Rini sangat syok dan stress mendengar akan hal tersebut.
Namun demi menyelamatkan nyawa anaknya Rini,
maka kedua orang tuanya dengan berat hati menandatangangi surat persetujuan agar dilakukan amputasi pada kedua tangan Rini.
Proses amputasi pun dilakukan oleh dokter.
Setelah selesai amputasi,
Rini pun tersadar dan terkejut melihat Ayah, ibu dan sang pembantu duduk di samping Rini.
Karena selama ini jarang Rini tidur di dampingi oleh ayah dan ibunya.
Dan Rini melihat kedua tangannya telah tiada.
Rini pun menangis sambil berkata : "Ayah... ayah..., Rini janji tidak akan nakal lagi.
Rini janji tidak akan mencoret-coret mobil ayah lagi.
Rini berjanji tidak akan mengulangi hal yang sama lagi.
Rini janji tidak akan nakal... tidak akan nakal dan tidak akan nakal lagi...
Tapi Rini hanya memohon dan meminta kepada ayah...
agar ayah mengembalikan kedua tangan Rini...
Mengapa kedua tangan Rini ayah sembunyikan?
Rini berjanji tidak akan menggambar di mobil ayah lagi dengan kedua tangan Rini...
Kembalikan lah Ayah kedua tangan Rini...
Tolong kembalikan ayah...jangan disembunyikan..."
Ucap Rini dengan kepolosan hatinya.
Quote:
Kedua orang tua Rini dan sang pembantu pun yang ikut mendengar hal tersebut, menangis dan sangat menangis.
Namun apa boleh kata dan dibuat kalau semua telah terjadi dan takkan pernah kembali lagi.
Yang kini terjadi adalah Rini gadis kecil yang mungil dan periang akan menjalani hari-harinya tanpa kedua tangannya lagi.

Hallo semua agan dan sista dimana pun berada...!!!
Dari kisah cerita ini kita bisa mendapat pelajaran bahwa :
- Emositidak ada artinya.
- Emosi hanya membawa dampak negatif.
- Emosi hanya membuat terjadinya penyesalan.
- Emosi membuat hari yang indah menjadi layu.
- Emosi hanya membuat kebahagian digantikan oleh kesedihan.
Karena emosi itu sifatnya hanya lah sementara....
Oleh sebab itu mari kita sama-sama belajar untuk dapat mengendalikan emosi dan menjaga emosi diri kita masing-masing.
Kita harus bisa melampaui batas emosi diri kita masing-masing.
Dari kisah cerita ini kita bisa mendapat pelajaran bahwa :
- Emositidak ada artinya.
- Emosi hanya membawa dampak negatif.
- Emosi hanya membuat terjadinya penyesalan.
- Emosi membuat hari yang indah menjadi layu.
- Emosi hanya membuat kebahagian digantikan oleh kesedihan.
Karena emosi itu sifatnya hanya lah sementara....
Oleh sebab itu mari kita sama-sama belajar untuk dapat mengendalikan emosi dan menjaga emosi diri kita masing-masing.
Kita harus bisa melampaui batas emosi diri kita masing-masing.
Semoga thread ini bermanfaat bagi agan sista. Terimakasih
Quote:
Spoiler for Baca juga thread berikut ini ::

Diubah oleh indriketaren 27-10-2019 23:30





User telah dihapus dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.4K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan