Alkisah suatu ketika seorang pria sedang duduk di teras Gedung di salah satu kompleks sekolahan. Saat itu nampak ada seorang nenek tua sedang menawarkan dagangannya yaitu kue traditional:
"Beli kue Pak, rasanya enak, satu bungkus plastik cuma 5000 rupiah." Pria tersebut sebetulnya tidak berminat, tetapi karena rasa kasihan, pria itu membeli 1 bungkus plastik. Lalu nenek penjual kue itu berlalu dan duduk di teras tak jauh dari pria tersebut, dia tampaknya beristirahat karena letih.

Pria itu mencoba makan kue yang baru dibelinya, ternyata rasa kue itu cukup enak. Pria itupun tergerak untuk membeli lagi kue tsb buat oleh² orang di rumah. Dilihatnya masih cukup banyak kue dagangan si nenek itu. "Saya Beli lagi 10 biji ya nek, tapi minta tambah bonus 1 biji." Sambil berkata pria tersebut keluarkan uang Rp 50.000,-  Si nenek tersenyum dan dibungkusnya 11 biji kue dan diberikannya pada pria itu. Pria tersebut nampak tersenyum dengan senang karena merasa sudah  bisa membantu untuk memborong roti si nenek.

Tak lama kemudian pria tsb melihat seorang murid lelaki mungkin kelas 1 atau kelas 2 SD dari kompleks sekolah itu mendatangi si nenek. Dialog anak tsb dengan si nenek jelas terdengar dari tempat pria itu duduk:
“Berapa harganya Nek?”
“Satu bungkus plastik kue harganya 5000 nak," jawab si nenek. Anak itu kelihatan mengeluarkan uang 50.000 dari saku bajunya dan berkata: “Saya beli 10 bungkus plastik, ini uangnya nek, tetapi buat nenek aja kuenya, kan bisa untuk dijual lagi ya nek." Si nenek nampak terkejut dan senang sekali, terlihat matanya ber-binar2, diapun berucap: “Ya Tuhan! Terima kasih  banyak nak, Puji Tuhan! Tuhan telah kabulkan doaku buat beli obat untuk cucu nenek yang lagi sakit.” Dan tak lama kemudian si nenek langsung berjalan pergi.

Pria tadi bertanya pada anak lelaki itu :
“Siapa namamu? Kelas berapa?”
“Nama saya Radit, kelas 2, pak,” jawabnya sopan.
“Uang jajan kamu sehari 50.000?'”
”Oh.... tidak Pak, saya dikasih uang jajan sama papa 10.000 rupiah sehari; tetapi saya tidak pernah jajan, karena saya juga bawa bekal makanan dari rumah.”
“Jadi yang kamu kasih ke nenek tadi tabungan uang jajan kamu?” tanya si pria itu semakin tertarik.
“Betul Pak, agar setiap seminggu sekali saya bisa bersedekah 50.000 rupiah, dan sesudah itu saya selalu berdoa agar TUHAN berikan berkah dan pahalanya untuk kedua orang tua saya".

Pria itu menepuk bahu anak itu, tak terasa air mata pria itu menetes:
“Hatimu jauh lebih mulia dariku Radit, ini aku ganti uang kamu yang 50.000 tadi ya…” kata pria itu sambil menyerahkan selembar uang 100.000 ke tangannya si anak lelaki itu. Tetapi dengan sopan Radit menolaknya dan berkata: “Terima kasih banyak Pak, uang ini untuk keperluan bapak saja; saya masih anak kecil tidak punya tanggungan apapun, bapak bisa manfaatkan untuk keperluan lain.. saya mohon pamit balik ke kelas ya Pak”. Radit menyalami dengan menjabat dan mencium tangan pria itu. “Tuhan menyertaimu nak ..”, jawab pria itu lirih.

Pria itupun pun beranjak pergi, tidak jauh dari situ dilihatnya si nenek penjual kue sudah berada di sebuah apotik. Bergegas pria itu menghampiri, dilihat nya si nenek sudah akan membayar obat yang dibelinya. Pria tadi segera bertanya kepada sang kasir berapa harga obatnya. Kasir menjawab: ”90.000 rupiah...”
Pria tadi menyerahkan uang yang ditolak anak tadi kepada kasir:
”Ini... biar saya yang bayar, tolong uang kembaliannya berikan kepada nenek ini.”
“Iya ...baik Pak…” jawab si kasir
Belum lagi sempat si nenek mengucapkan terima kasih, pria tadi sudah bergegas pergi meninggalkan apotik. Rupanya dia sudah tidak dapat lagi menahan air mata yang jatuh membasahi pipinya.
Pria itu agaknya sangat menyesal, tadi dia memang ingin membantu nenek itu, tapi dengan pamrih yaitu minta bonus 1 biji kue tambahan, sedangkan si anak SD tadi membantu dengan tulus dan ikhlas, bahkan kuenya pun diberikan kembali kepada si nenek untuk dapat dijual lagi.

"Hari ini saya benar² mendapat "Pelajaran Berharga" tentang bagaimana memberi dengan tulus dan ikhlas,"  demikian pria itu berkata dalam batinnya....
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Para pembaca yang berbahagia, ada kalanya seorang anak malahan bisa untuk berbuat :
*Lebih jujur,
*Lebih tulus,
*Lebih ikhlas.
dari pada kita orang dewasa.

Kita harus ajarkan kepada anak² kita sejak dini, tindakan nyata berpraktek dan bukan teori semata, kita harus menjadi contoh teladan dalam beramal dan berdana.

Seringkali tanpa disadari, kita lebih suka menawar habis-habisan jika kita belanja di pasar, meski pun kepada pedagang sayur yang termasuk orang² kecil, bahkan kepada mereka para pedagang yang sudah nenek² tua. Tetapi seringkali orang makan di restaurant mewah tanpa pernah menyesal membayar berapapun tagihannya, bahkan masih memberi tips tambahan... Kepada orang miskin kita malahan menekan mereka, hanya untuk dapat membeli dengan harga semurah mungkin.

* Ada pepatah:
Kalau ingin memelihara kupu-kupu, jangan tangkap kupu-kupunya, pasti ia akan terbang. Tetapi tanamlah bunga, maka kupu-kupu pun akan datang menghampiri dan membentangkan sayap-sayapnya yang indah.

* Demikian pula halnya dalam kehidupan di dunia ini, ketika kita menginginkan kebahagiaan dan keberuntungan. Tanamkan kebaikan demi mendapatkan kebaikan, tanamkan kejujuran dan akan membuahkan kejujuran pula. Maka kebahagiaan dan keberuntungan akan datang sebagai "buah karma baik" yang telah ditanam sebelumnya.

* Biasakanlah berdana atau memberi dengan tulus dan ikhlas.

* Semua hal tentu ada sebab-akibat. Ada hukum tabur-tuai yang nyata² berlaku di dunia ini. Kesempatan untuk menabur/menanam pun tidak muncul setiap saat. Sadarilah bahwa bila terus memetik tanpa menanam kembali, maka lambat laun akan habis. Sadarilah bahwa Kesempatan Untuk Menabur/menanam itu adalah Berkah di masa depan. So.. gunakan previllage ini sebaik mungkin untuk mendapatkan "dukungan" dari alam semesta.


Be Grateful & don't forget to Plant The Right Seed
is because we have planted the Right Seed in the Past_
For Tomorrow, your "Fruit" is depends on your Planting Act from Now on
Have a nice Seed-Planting Weekend

#bemiraclefactor