Hai Gan Sis, jumpa lagi tulisan saya.
Senang sekali bisa bertemu idul fitri lagi, Minal aidzin wal faizin ya..

Di hari nan fitri ini pasti pada kangen keluarga apalagi yang jauh dari kampung halaman pasti pada mudik nih atau ada yang gak mudik tapi liburan bareng kelurga, duuhh senangnya.

Tahun ini pas banget setelah bertahun-tahun akhirnya, ini kali pertama saya mudik lebaran ke tempat nenek di kota Tuban setelah nikah dan punya anak. Terakhir kali kesana pas anakku masih kecil itupun bukan pas hari raya kayak gini.

Seneng banget deh rasanya bisa mudik bareng keluarga komplit pokoknya.

Saking senengnya sampe di belain siapin semuanya seharian biar gak ada yang ketinggalan, biasalah ibu-ibu rempong banyak banget barang bawaan apalagi perjalanan jauh sama anak kecil lagi.



Keesokan harinya setelah sholat idul fitri, kami menyiapkan bekal untuk berangkat nanti. Kami sengaja berangkat setelah sholat idul fitri agar bisa silaturahmi dengan tetangga dan saudara dekat dulu.







Setelah selesai silaturahmi dan semua persiapan selesai akhirnya kami berangkat menuju rumah nenek di Tuban.
Capek, ngantuk, semua wajar lah apalagi perjalan ini makan waktu 4 sampai 5 jam. Seperti biasa saat perjalanan yang bikin seru itu ya pas waktu istirahat. Tempatnya itu lo, kadang di pinggir jalan kayak di pondok kecil bekas orang jualan buah, kadang di tempat semacam rest area tapi yang ini beda tempatnya di tengah hutan jadi adem gitu suasananya.

Sebenarnya waktu yang di butuhkan perjalanan mungkin gak selama itu ya, maklum lah kebanyakan istirahatnya rempong banget ya. Demi menghindari supirnya ngantuk dan capek jadi gak papa lah agak lama dikit yang penting selamat sampai tujuan.

Pukul 13.00 kami sampai tempat pertama di gubuk pinggir jalan bekas orang jualan yang sudah tak terpakai, kami makan siang dengan bekal yang kami bawa dari rumah. Kami disana sekitar 20 menit untuk makan dan istirahat sejenak, setelah itu kami lanjutkan perjalanan.



Di perjalanan kali ini karena si kecil sudah mulai aktif tingkahnya, itu jadi hiburan tersendiri buat keluargaku saat menempuh perjalanan jauh.



Di pemberhentian kedua, kami beristirahat di tempat semacam rest area tapi tempatnya di tengah hutan dengan suasana yang sejuk dan asri.



Kami menikmati perjalanan ini, walaupun badan saya sedang kurang fit di tambah lagi sudah lama saya tidak pergi perjalanan jauh. Sehingga di perjalanan saya sering meminta untuk berhenti beristirahat karena kepala saya sangat pusing.

Tak terasa hari mulai gelap, kami sampai di kampung halaman bapak. Kita sudah sampai di kota Tuban, nenekku menyambut dan langsung menggendong anakku. Seperti sudah bertemu setiap hari, mungkin ikatan keluarga ya jadi anakku langsung mau dan akrab sama nenek buyutnya. Seperti biasa saat kami datang, bukan hanya nenek yang senang menyambut kita tapi para tetangga juga kerumah untuk sekedar menanyakan kabar dan sekalian silaturahmi karena lama tidak bertemu.


Karena kepala saya sangat pusing saya langsung beristirahat, sementara itu anak saya begitu senangnya karena disini banyak kambing, bersama ayahnya dia bermain dan memberi makan kambing.



Setelah menurunkan semua barang bawaan, kami mandi dan makan malam. Saat kami akan beristirahat, anak saya tiba-tiba rewel sehingga kami semua tidak bisa beristirahat.

Karena ini adalah kali pertama anak saya menginap di rumah nenek saya, dia rewel banget sampai membuat seisi rumah tidak bisa tidur karena khawatir. Mungkin dia belum terbiasa dengan perubahan cuaca di Batu yang dingin dan disini yang panas.
Sampai jam menunjukkan pukul 01.00, akhirnya anak saya sudah mulai bisa tidur terlelap. Di jam ini karena sudah masuk musim kemarau, jadi dini hari disini terasa lebih dingin. Dan akhirnya saya dan keluarga bisa tidur dan beristirahat.
Alhamdulillah pagi harinya dia sudah tidak begitu rewel lagi dan mau bermain.



Pagi di perdesaan itu sangat menenangkan. Sangat berbeda dengan di rumah, belum pagi saja sudah bising dengan suara kendaraan orang mau berangkat kepasar. Hal ini yang paling aku suka tinggal di desa, suasana tenang dan masih asri. Walaupun disini cuacanya panas banget sangat jauh beda dengan kota Batu yang dingin, tetap menyenangkan selain menenangkan penduduk disini ramah-ramah dan yang paling penting disini mulai dari bahan makanan, jajanan sampai pakaian itu murah.

Karena masih pagi, nenek pergi kepasar membelikan kami nasi campur, yang bikin istimewa itu rasanya dan harganya itu cuma 4 ribu sudah dapat nasi dengan lauk sebanyak ini. Mengenyangkan dan murah sekali rasanya juga sangat enak. Itulah salah satu enaknya tinggal di desa semua serba murah



Rencananya nanti siang nenek akan masak jangan asem ikan kutuk ( ikan gabus kuah asam pedas ) dan sego empok ( nasi jagung yang halus ). Ini adalah makanan favorit keluarga kami saat kerumah nenek. Karena masakan nenek yang satu ini rasanya beda dengan jangan asem ikan lainnya, bumbunya sederhana tapi rasanya bikin pengen nambah terus saking enaknya apalagi di padukan dengan nasi empok mantap sekali rasanya.



Ini dia nasi empoknya dan jangan asem ikan kutuknya sudah jadi.







Mantap sekali, masakan khas rumah nenek dengan bumbu sederhana rasanya yang menggugah selera.



Begini kalau bikin sendiri di rumah gak bisa seenak bikinan nenek ya, jadi alasan kenapa makanan ini paling di kangenin kalau kesini selalu minta masakin ini.

Setelah maghrib kami pergi ke kampung sebelah tempat saudara dari kakek, desa geblak namanya, kira-kira selisih 3 desa dari desa nenek saya. Kami silahturahmi kesana, sayangnya tidak bisa lama karena anak saya rewel lagi jadi harus buru-buru pulang kerumah nenek. Dan kami memutuskan untuk pulang dan beristirahat.
Sesampai di rumah, saya menenangkan anak saya, setelah itu kami makan malam dan langsung istirahat.

Hari ketiga lebaran, masih belum terpikir rencana apa untuk hari ini. Rasanya pengen pulang ke Batu karena azka rewel terus tiap malam. Sayangnya tidak bisa pulang hari ini, karena ayah saya minta besok saja baru pulang melihat kondisi ibu dan anak saya yang sedang kurang enak badan.

Disini jam terasa sangat lama, dengan suasana sepi, susah sinyal, apalagi jika tidak ada kegiatan.
Waktu yang baik buat istirahat dari penat pekerjaan setiap harinya di kota ya pas mudik gini, suasana sepi dan asri khas perdesaan sedikit merefresh sejenak pikiran kami.

Untuk mengisi kegiatan, kami membantu memperbaiki kamar mandi nenek. Seadanya saja karena toko bangunan di hari raya disini masih belum buka. Setidaknya dibuat agak tertutup biar kalau mandi tidak menunggu gelap dulu.





dan akhirnya sudah selesai, sementara segini dulu setidaknya sudah agak tertutup.



Sebisa mungkin kami memanfaatkan waktu liburan dengan mengurus rumah nenek, maklum nenek sudah tua tinggal sendirian disini, di ajak ke Batu dia selalu menolak katanya dia masih bisa bekerja tidak mau merepotkan anak dan dia juga bilang kalau di Batu terlalu dingin.



Salut sekali dengan nenekku meskipun sudah tua tetapi masih cekatan. Dia masih mau bekerja keras di usia yang sudah tua tanpa harus merepotkan orang lain, begitulah karakter orang di desa, orang jaman dulu selalu mengajarkan untuk selalu bekerja keras selama fisik masih kuat, jangan sampai jadi peminta-minta, sekecil apapun gaji itu lebih baik karena di dapat dari bekerja keras dari pada penghasilan besar dari meminta-minta.

Sore harinya karena azka sangat rewel mungkin dia capek perjalanan dan kurang enak badan, atas saran dari nenek saya akhirnya saya pergi ke tukang pijat bayi di kampung sebelah yang tempatnya agak jauh dari rumah nenek. Alhamdulillah setelah di pijet azka mulai membaik dan bisa bermain lagi .





Hari ke empat, persiapan pulang. Akhirnya pulang juga, azka yang paling semangat karena dari kemarin dia yang pengen cepat pulang.

Perjalanan pulang terasa sangat cepat karena semua dalam kondisi sehat. Kami hanya beristirahat satu kali di SPBU Kasembon, di SPBU ini berbeda dengan lainnya. Disini ada kolam renang dan playgroundnya.





Azka paling semangat saat di ajak masuk kedalam karena ingin berenang. saya bersama adik dan suami menemaninya sementara keluarga saya yang lainnya istirahat sambil menunggu kami di rest area.





Azka sangat menikmati, bahagia sekali melihat dia senang di ajak berenang.

Selesai berenang dan membersihkan badan, kami melanjutkan perjalanan agar tidak terlalu malam sampai di rumah.

Sayang sekali, saat perjalanan kurang sebentar lagi di daerah Pujon kami terjebak macet yang membuat lama perjalanan kami karena habis terjadi kecelakaan.



Akhirnya mau tidak mau kita sampai di rumah setelah maghrib.

Banyak sekali pelajaran yang saya dapat dari mudik kali ini, mungkin tahun depan jika mudik lagi bisa buat persiapan biar badan fit dulu saya dan keluarga agar bisa lancar mudiknya. Saya juga belajar kesederhanaan, cara memasak masakan khas perdesaan yang lezat dan cara mensyukuri setiap hal kecil dari nenek agar hidup terasa lebih bahagia dan selalu merasa cukup.

Itu lah Gan Sis, cerita mudik saya ke kota Tuban. Semoga bisa di ambil pelajaran, persiapan bukan hanya barang bawaan tapi juga fisik yang fit sangat mempengaruhi lancar tidak perjalanan mudik dan di tempat mudik.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 😄
Minal Aidzin wal faizin 🙏