Agan atau sista pernah gak sih kalian itu merasa pada titik paling tidak berdayanya kalian. Rasanya itu diri kita seperti lemah sekali, apapun sudah di lakukan tapi tidak ada hasil yang terlihat.

Jika pernah kalian merasakan seperti itu bisa jadi kalian sedang di uji atau di ingatkan oleh Allah SWT.
Saat kita di buat berada pada titik terendah agar kita bisa mensyukuri setiap bantuan yang di berikan oleh Allah. Agar kita bisa menghargai setiap apa yang sudah Allah berikan pada hidup kita.

Sering kali saat kita berada pada posisi tinggi kita lupa cara mensyukurinya. Sebab itu kita di beri ujian ataupun cobaan, tetapi pasti setiap manusia memiliki porsi masing-masing dan pasti ada jalan untuk melewati itu semua.



Seperti yang saya alami 2 tahun terakhir ini, seperti beruntun cobaan demi cobaan datang.
Tahun kemarin saya dan suami berada pada titik ketidak berdayaan kami, kami mulai semua dari nol lagi gak punya apa-apa lagi.

Semua berawal dari di berhentikan dari pekerjaan, ibu mertua sakit dan akhirnya meninggal, motor di bawa orang dan keluar dari rumah gara-gara fitnah berebut warisan.

Saat itu tau kan betapa terpuruknya, Ketika sampai pada titik hampir putus asa disitu Allah menunjukkan kuasa-Nya. Setelah ibu mertua meninggal, selang seminggu suami mendapat pekerjaan. Tetapi sebelum hari raya kami harus rela kehilangan motor entah di bawa kabur kemana. Sehari sebelum malam takbir ada perdebatan warisan yang membuat kami harus pergi dari rumah, kami memutuskan pulang ke rumah orang tua saya esok harinya.

Hari itu kita mulai lagi dari nol, motor pinjam untuk bekerja sampai 5 bulan lamanya, 1 bulan ikut dengan orang hanya pulang seminggu sekali pada akhirnya Alhamdulillah ada orang baik yang membantu meminjamkan uang untuk membeli motor. Mungkin ini buah dari kesabaran dan Allah berikan gantinya.



Tahun kedua mulai di uji lagi, setiap kali mau menyapih anak tidak ada yang mendukung sama sekali. Selama 3 bulan berusaha sendiri tapi tak kunjung berhasil karena selalu ada yang menentang. Apa menyapih itu sekejam yang mereka bayangkan.

Setiap kali menyapih, anak langsung sakit, itu yang membuat saya tidak berdaya sampai saat ini selain tidak adanya dukungan dari semua keluarga.

Ketidak berdayaan ini yang membuat saya tidak jadi menyapih anak. Sekarang tinggal berdoa saja semoga Allah memudahkan semua. Dibalik ketidak berdayaan itu setidaknya saya mencoba mengalah demi ketentraman dalam rumah. Dan pada akhirnya di rumah tidak ada lagi perdebatan. Di satu sisi kecewa, tapi di sisi lain tenang karena tidak ada lagi pertengkaran.





Mulai dari itu saya mulai belajar bersyukur dengan semua cobaan yang saya alami. Hikmah dari kehilangan semua barang itu mungkin dulu kurang bersedekah. Hikmah dari ketidakberdayaan tanpa pekerjaan tidak bisa menafkahi keluarga, itu mungkin karena saat ada pekerjaan kurang adanya rasa syukur atas apa yang sudah di dapat. Jadi apapun pekerjaan harus di syukuri. Hikmah dari tidak egois mengambil keputusan tanpa dukungan ya menjaga ketentraman dalam rumah.

Alhamdulillah dengan memelihara rasa syukur kita dapat menikmati hidup lebih baik.

yahh.. itu sedikit kisah, semoga mulai sekarang bisa membiasakan diri untuk bersyukur lagi ya.

Jangan lupa bersyukur hari ini...