- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Naikkan Harga Tanpa Bikin Konsumen Kemahalan, Begini Caranya


TS
Aboeyy
Naikkan Harga Tanpa Bikin Konsumen Kemahalan, Begini Caranya

Kasus warung lesehan Bu Anny yang sekarang sedang viral bisa menjadi pelajaran bagi para pedagang lainnya, bahwa menaikkan harga barang jualan tanpa memperhatikan strategi, trik dan tipsnya justru akan merugikan, bukan menguntungkan. Buktinya, setelah kasus itu tersebar, warung Bu Anny katanya menjadi sepi pelanggan.
Bukan bermaksud menuduh Bu Anny curang dengan menaikkan harga seenaknya untuk ‘memalak’ konsumen. Sebab berdasarkan keterangannya, harga itu memang pantas dan sesuai dengan kualitas dan kuantitas barang.
Hanya saja pelanggan terkejut karena tidak menduga besarnya harga yang harus dibayar, sebab selama ini konsumen sudah mengetahui harga standar untuk makanan seperti itu. Konsumern tidak lagi memperhatikan kualitas dan kuantitasnya yang lebih baik dari yang biasanya.
Karena itu, dalam kasus ini, baik konsumen maupun pedagang tidak bisa disalahkan. Hanya saja, ada kesalahan teknis dari sisi pedagang ketika menaikkan harga, yang bikin konsumen agak shock, dan berdampak pada menurunnya image warung tersebut.
Maka, bagi pedagang yang ingin menaikkan harga, sebaiknya lakukan hal-hal berikut:

1. Beritahukan Harganya
Memberitahukan harga barang sebelum barang diterima dan dipakai oleh pelanggan adalah hal yang bijak. Pemberitahuan itu bisa secara lisan, atau melalui tulisan yang dipajang di dinding atau di daftar menu. Dengan melihat harga atau sudah diberitahu, maka pelanggan bisa memutuskan jadi tidaknya memesan makanan tersebut.
Selain kasus Bu Anny, di Banjarmasin juga pernah terjadi kasus serupa, yaitu warung ketupat yang menjual dengan harga satu porsi Rp.50K, padahal harga rata-rata hanya Rp.20K. Setelah didatangi aparat yang berwenang, pemilik warung diberi arahan agar bikin daftar menu dan harganya.
Pemberitahuan secara lisan misalnya, “Maaf, harganya sekarang naik jadi sekian, karena bla bla bla…”
Dan ingat, yang dijelaskan itu harus keuntungan yang akan diperoleh konsumen dengan mahalnya harga tersebut, bukan alasan naiknya, misalnya karena modalnya juga naik. Karena secara psikologis, konsumen lebih lebih bisa nerima alasan itu, ketimbang alasan dari sisi penjual. Misalnya, “ini harganya naik, karena bahannya kualitas nomor 1.”
Dan yang lebih penting, berikan alasan yang jujur, logis dan tidak dibuat-buat.
2. Jaga Loyalitas Konsumen
Jaga loyalitas konsumen dengan mempertahankan kualitas dan kuantitas, serta layanan yang baik secara kontinyu, sampai punya pelanggan tetap dan warung ramai pembeli.
Jika sudah ramai, maka kenaikan harga secara psikologis tidak begitu mempengaruhi sikap konsumen untuk beralih ke tempat lain.
Karena itu, upayakan kenaikan harga secara bertahap, secara periodik, dan sedikit demi sedikit. Misalnya setiap 4 bulan sekali harga dinaikkan secara rasional.
3. Berikan Konpensasi

Berikan Konpensasi sebagai imbangan dari kenaikan harga. Misalnya peningkatan layanan, kualitas dan kuantitas, dan kalau perlu berikan bonus, seperti bungkus makanan menggunakan kotak, kantong plastik yang punya label, dan sebagainya.
Ane pernah beli makanan yang sama kualitas dan kuantitasnya, namun harganya punya selisih yang lumayan. Namun Ane tidak komplain, karena yang lebih mahal itu dibungkus dengan rapi, menggunakan kotak yang elegan.
4. Lihat Sasaran Pembeli
Lihat siapa pembeli jualan kita. Jika jualan di mall, maka jelas pembelinya adalah kalangan berduit, sehingga mereka tidak akan mempermasalahkan harga.
Ane pernah belanja di S*laria di Mall, sebuah dadar goreng setebal 3 mm, selebar 15 cm, seharga 65 ribu.
Sumpah, cuma dua kali suap udah habis, padahal tiada yang istimewa pada rasanya, bahkan lebih enak dan kenyang makan martabak seharga 10 ribuan. Tapi Ane tidak protes, karena sadar di mana Ane beli makanan tersebut.
Pernah juga tahun 90-an, Ane pesan minuman Es F*nta gelas kecil di sebuah Bar, seharga 25 ribu, ditambah pajak layanan 10%.
Andai makanan/minuman itu dijual di pinggir jalan, mungkin Ane juga tidak protes, tapi langsung Ane lempar ke muka penjualnya.


So, jika pembelinya pada umumnya adalah masyarakat biasa, sesuaikanlah harga dengan kantong mereka.
5. Dinamisasi Harga
Harga yang ditetapkan sebaiknya tidak statis, atau hanya terus naik secara periodik. Tapi sesekali juga turunkan harga, misalnya di saat warung lagi sepi, harga bisa diturunkan. Tapi kalau pelanggan sudah ramai, harga bisa dinaikkan.
Sebagian pedagang justru menaikkan harga ketika sepi pembeli, dengan alasan andai ada 2 pembeli saja, hasilnya sama dengan 4 pembeli. Padahal hal ini justru akan membuat warung selalu sepi.
***
Itulah 5 strategi menaikkan harga tanpa bikin pelanggan merasa kemahalan.(*)
Ref Ref
Diubah oleh Aboeyy 03-06-2019 05:23
0
805
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan