- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Pesan Jelang Idul Fitri, Taliban Pantang Mundur Sampai Tujuan Tercapai


TS
nadaramadhan20
Pesan Jelang Idul Fitri, Taliban Pantang Mundur Sampai Tujuan Tercapai
Sabtu, 1 Juni 2019 | 17:10 WIB

Pemimpin Taliban di Afghanistan, Mullah Haibatullah Akhundzada. (Reuters)
KABUL, KOMPAS.com - Pemimpin Taliban Afghanistan pada Sabtu (1/6/2019) berjanji untuk melanjutkan pertempuran sampai tujuan gerakan itu tercapai.
Keputusan tersebut sekaligus menjadi indikasi tentang belum siapnya mereka membuka pembicaraan dengan pemerintah yang didukung Barat di Kabul.
Diwartakan Reuters, dalam pesan tahunan jelang liburan Idul Fitri pada pekan depan, Mullah Haibatullah Akhundzada berusaha meyakinkan warga Afghanistan.
Dia mengatakan, Taliban ingin mengakhiri konflik yang berlangsung selama beberapa dekade dan membangun pemerintahan yang mewakili seluruh rakyat Afghanistan.
Namun, dia hanya menunjukkan sedikit tanda mengenai gencatan senjata atau membuka perundingan langsung dengan pemerintah Aghanistan, yang dianggap Taliban sebagai rezim yang dipaksa asing.
Pada tahun lalu, Taliban sepakat menggelar gencatan senjata pada libur Idul Fitri selama tiga hari. Peristiwa itu dikenang begitu dalam karena pasukan Taliban dan tentara pemerintah berbaur dan saling berangkulan.
"Tidak seorang pun harus mengharapkan kami menuangkan air dingin ke medan perang Jihad yang panas atau melupakan pengorbanan 40 tahun kami sebelum tujuan kami tercapai," katanya.
Mullah menambahkan, tujuan Taliban adala mengakhiri pendudukan dan mendirikan sistem Islam dalam pemerintahan.
Perwakilan Taliban telah berbicara dengan diplomat AS selama berbulan-bulan untuk membahas penarikan lebih dari 20.000 pasukan koalisi AS dan NATO.
Kebijakan itu sebagai imbalan jaminan, Afghanistan tidak akan dipakai lagi sebagai basis untuk serangan militan.
Mereka juga bertemu politisi senior Afghanistan dan perwakilan masyarakat sipil. Yang terbaru, mereka bertemu di Moskwa pada pekan ini sebagai bagian dalam dialog intra-Afghanistan untuk membahas masa depan negara itu.
Meski demikian, tidak ada tanda-tanda kesepakatan untuk gencatan senjata dan negosiasi formal dengan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.
Mullah menuding Ghani berupaya menyabot dialog dengan Emirat Islam Afganistan dan tokoh-tokoh politik Afghanistan.
"Emirat Islam Afganistan tidak akan mengindahkan upaya sia-sia dan penghalang diplomatik yang dibuat untuk dialog intra-Afghanistan," katanya.
"Emirat Islam Afganistan berupaya mendirikan pemerintahan yang berdaulat, Islami, dan inklusif, yang dapat diterima oleh semua warga Afghanistan di tanah tumpah darah tercinta kami," ujarnya.
Editor: Veronika Yasinta
Sumber: Reuters,Kompas
Komen TS
Damai lebih baik

Pemimpin Taliban di Afghanistan, Mullah Haibatullah Akhundzada. (Reuters)
KABUL, KOMPAS.com - Pemimpin Taliban Afghanistan pada Sabtu (1/6/2019) berjanji untuk melanjutkan pertempuran sampai tujuan gerakan itu tercapai.
Keputusan tersebut sekaligus menjadi indikasi tentang belum siapnya mereka membuka pembicaraan dengan pemerintah yang didukung Barat di Kabul.
Diwartakan Reuters, dalam pesan tahunan jelang liburan Idul Fitri pada pekan depan, Mullah Haibatullah Akhundzada berusaha meyakinkan warga Afghanistan.
Dia mengatakan, Taliban ingin mengakhiri konflik yang berlangsung selama beberapa dekade dan membangun pemerintahan yang mewakili seluruh rakyat Afghanistan.
Namun, dia hanya menunjukkan sedikit tanda mengenai gencatan senjata atau membuka perundingan langsung dengan pemerintah Aghanistan, yang dianggap Taliban sebagai rezim yang dipaksa asing.
Pada tahun lalu, Taliban sepakat menggelar gencatan senjata pada libur Idul Fitri selama tiga hari. Peristiwa itu dikenang begitu dalam karena pasukan Taliban dan tentara pemerintah berbaur dan saling berangkulan.
"Tidak seorang pun harus mengharapkan kami menuangkan air dingin ke medan perang Jihad yang panas atau melupakan pengorbanan 40 tahun kami sebelum tujuan kami tercapai," katanya.
Mullah menambahkan, tujuan Taliban adala mengakhiri pendudukan dan mendirikan sistem Islam dalam pemerintahan.
Perwakilan Taliban telah berbicara dengan diplomat AS selama berbulan-bulan untuk membahas penarikan lebih dari 20.000 pasukan koalisi AS dan NATO.
Kebijakan itu sebagai imbalan jaminan, Afghanistan tidak akan dipakai lagi sebagai basis untuk serangan militan.
Mereka juga bertemu politisi senior Afghanistan dan perwakilan masyarakat sipil. Yang terbaru, mereka bertemu di Moskwa pada pekan ini sebagai bagian dalam dialog intra-Afghanistan untuk membahas masa depan negara itu.
Meski demikian, tidak ada tanda-tanda kesepakatan untuk gencatan senjata dan negosiasi formal dengan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.
Mullah menuding Ghani berupaya menyabot dialog dengan Emirat Islam Afganistan dan tokoh-tokoh politik Afghanistan.
"Emirat Islam Afganistan tidak akan mengindahkan upaya sia-sia dan penghalang diplomatik yang dibuat untuk dialog intra-Afghanistan," katanya.
"Emirat Islam Afganistan berupaya mendirikan pemerintahan yang berdaulat, Islami, dan inklusif, yang dapat diterima oleh semua warga Afghanistan di tanah tumpah darah tercinta kami," ujarnya.
Editor: Veronika Yasinta
Sumber: Reuters,Kompas
Komen TS
Damai lebih baik




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan