

TS
teofilusSW
Surat Terakhirku Untuk Ibu Ani (Tribute to Ibu Ani Yudhoyono)

Sumber: Instagram @aniyudhoyono
Quote:
ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA,
KAMI TURUT BERBELA SUNGKAWA ATAS KEPERGIAN
IBU NEGARA KAMI YANG KE-6
IBU KRISTIANI HERRAWATI YUDHOYONO
(IBU ANI YUDHOYONO)
KIRANYA AMAL IBADAH-NYA DITERIMA DI SISI TUHAN YANG MAHA ESA DAN KELUARGA YANG DITINGGALKAN DIBERI KEKUATAN DAN KETABAHAN DARI TUHAN
KAMI TURUT BERBELA SUNGKAWA ATAS KEPERGIAN
IBU NEGARA KAMI YANG KE-6
IBU KRISTIANI HERRAWATI YUDHOYONO
(IBU ANI YUDHOYONO)
KIRANYA AMAL IBADAH-NYA DITERIMA DI SISI TUHAN YANG MAHA ESA DAN KELUARGA YANG DITINGGALKAN DIBERI KEKUATAN DAN KETABAHAN DARI TUHAN
Quote:
Surat Terakhirku Untuk Ibu Ani
Ibu,
Ingatkah saat engkau pertama kali,
merasakan getarnya hati,
saat kenal bapak pertama kali,
bapak yang gagah, berbaju askar,
datang menjemputmu dan mempersuntingmu,
43 tahun yang lalu.
Ibu,
Berapa banyak kisah yang engkau buat,
bersama bapak?
Apa yang engkau rasakan hari-hari itu,
saat engkau mempersembahkan anak-anak untuk bapak?
Anak yang kelak, akan serupa dengan bapaknya.
Pastilah banyak kebahagiaan yang tertanam dalam kalbu.
Ibu,
Apa isi hatimu
saat engkau pertama kali duduk di singgasana,
menemani suamimu,
ikut menulis cerita dan karya untuk bangsa?
Tak ada yang menyangka,
engkau akan menjadi isteri seorang kepala negara,
isteri seorang pendaulat negara,
bertakhta satu dasawarsa.
Semua dimulai 15 tahun yang lalu, kan?
Ibu,
Telah banyak perjalanan yang terlalui,
bersama-bersama dalam cinta dan kasih.
Namun,
Jalan manusia memang bukan jalan Tuhan.
Berat memang, ikut memegang amanah rakyat.
Menjaga sang bapak, agar terus berjalan lurus.
Walaupun intrik-intrik terus menghantui,
tapi engkau berhasil, selamat dari seramnya titel figur publik,
berhasil, menyelamatkan separuh jiwamu dari bilik gelap politik,
di saat jutaan manusia dan sejolinya gagal,
gagal melompat dari seramnya egoisme dan kesombongan.
Ibu,
Engkau mungkin telah kembali kepada-Nya
Tapi, percayalah.
Jutaan manusia Indonesia tidak akan lupa siapa engkau,
tidak akan lupa jasa engkau,
dan tidak pernah lupa mengucap syukur,
atas berkah Ilahi lewat dirimu.
Ibu,
Terima kasih atas perhatianmu,
Terima kasih atas kerendahan hatimu,
Terima kasih atas jiwa yang telah menjaga negeri madani ini.
Kini saatnya engkau kembali,
kembali kepada sang Ilahi,
yang telah menganugerahkan engkau kepada kami,
Untuk melukiskan teladan dan cinta kepada negeri.
Salam untukmu, Ibu Ani.
Kami mengasihi engkau, 3000.
Ibu,
Ingatkah saat engkau pertama kali,
merasakan getarnya hati,
saat kenal bapak pertama kali,
bapak yang gagah, berbaju askar,
datang menjemputmu dan mempersuntingmu,
43 tahun yang lalu.
Ibu,
Berapa banyak kisah yang engkau buat,
bersama bapak?
Apa yang engkau rasakan hari-hari itu,
saat engkau mempersembahkan anak-anak untuk bapak?
Anak yang kelak, akan serupa dengan bapaknya.
Pastilah banyak kebahagiaan yang tertanam dalam kalbu.
Ibu,
Apa isi hatimu
saat engkau pertama kali duduk di singgasana,
menemani suamimu,
ikut menulis cerita dan karya untuk bangsa?
Tak ada yang menyangka,
engkau akan menjadi isteri seorang kepala negara,
isteri seorang pendaulat negara,
bertakhta satu dasawarsa.
Semua dimulai 15 tahun yang lalu, kan?
Ibu,
Telah banyak perjalanan yang terlalui,
bersama-bersama dalam cinta dan kasih.
Namun,
Jalan manusia memang bukan jalan Tuhan.
Berat memang, ikut memegang amanah rakyat.
Menjaga sang bapak, agar terus berjalan lurus.
Walaupun intrik-intrik terus menghantui,
tapi engkau berhasil, selamat dari seramnya titel figur publik,
berhasil, menyelamatkan separuh jiwamu dari bilik gelap politik,
di saat jutaan manusia dan sejolinya gagal,
gagal melompat dari seramnya egoisme dan kesombongan.
Ibu,
Engkau mungkin telah kembali kepada-Nya
Tapi, percayalah.
Jutaan manusia Indonesia tidak akan lupa siapa engkau,
tidak akan lupa jasa engkau,
dan tidak pernah lupa mengucap syukur,
atas berkah Ilahi lewat dirimu.
Ibu,
Terima kasih atas perhatianmu,
Terima kasih atas kerendahan hatimu,
Terima kasih atas jiwa yang telah menjaga negeri madani ini.
Kini saatnya engkau kembali,
kembali kepada sang Ilahi,
yang telah menganugerahkan engkau kepada kami,
Untuk melukiskan teladan dan cinta kepada negeri.
Salam untukmu, Ibu Ani.
Kami mengasihi engkau, 3000.
0
259
Kutip
0
Balasan
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan