TS
babygani86
Perilaku Machiavelli Masa Kini, Agama pun Digunakan
Machiavelli itu nama orang, seorang diplomat dan penulis asal italia di abad ke-16: Niccolo Machiavelli. Namun lebih dari sekedar nama, Machiaveill kini telah berkembang menjadi ajaran, mindset, cara pandang, dan perilaku. Dalam bahasa Inggris definisinya adalah: the end justify the means, atau tujuan menghalalkan cara. Inilah paradigma yang menjadikan tujuan sebagai Tuhan sehingga apa pun harus dilakukan agar dapat mencapainya.
Mengapa perilaku Machiavelli ini muncul? Jawabnya sederhana sekali: karena orang ingin menang, padahal kemampuan mereka terbatas. Jadi, di sini ada dua variabel yang terkait. Pertama, ingin menang. Kedua, kemampuan terbatas.

Kalau variabel yang ada hanya salah satu, perilaku Machiavelli tidak akan pernah tercipta. Orang yang ingin menang dan punya kemampuan tidak perlu menggunakan cara-cara yang licik. Ia akan bersaing dengan cara-cara yang sehat karena tahu bahwa ia mampu memenangi persaingan. Begitu juga dengan orang yang punya kemampuan terbatas tetapi sangat sadar diri dan tidak berambisi uniuk menang.
Dengan kata lain, orang yang memilih jalan Machiavelli sesungguhnya adalah orang yang tidak sadar dan tidak tahu diri; sudah kemampuan lerbatas, tetapi sangat berambisi untuk menang. Kemenangan tentu saja mustahil didapat dengan cara-cara yang sehat dan halal, karena itu Machiavelli kemudian muncul sebagai jalan keluarnya.
Tanpa perilaku Machiavelli, seseorang yang memiliki kemampuan terbalas sesungguhnya sudah kalah sebelum bertanding. Malah kalau boleh disarankan, sebaiknya ia mengurungkan niatnya untuk bertanding karena sudah pasti kalah. Terus mengikuti pertandingan padahal kemampuan terbatas bukanlah contoh memotivasi diri. itu lebih tepat disebut memaksakan diri. Ujung dari semuanya adalah kesia-siaaan yang berakibat stres dan pemborosan sumber daya.
Sayangnya, banyak manusia yang tak dapal dinasihati sesederhana itu. la tak peduli pada kemampuannya. la lebih peduli pada ambisinya yang menggebu-gebu. la ingin menang dan harus menang dengan cara apa pun. Dan, karena kemampuannya yang serba terbatas, cara halal hanya akan menempatkannya sebagai pecundang. Tak ada cara lain, ketika jalan-jalan kebaikan sudah tertutup rapat, selalu ada ajakan untuk mencoba cara lain yang kelihatannya cukup Indah.

Indah itu hanya penampakannya belaka, Machavelli memang menyodorkan keindahan kepada para pemujanya karena menjanjikan cara yang lebih cepat, lebih mudah, dan lebih kreatif. Dan, di atas semua itus Machiavelli sesungguhnya menawarkan satu hal kunci: KEMENANGAN.
Dalam persaingan siapakah yang lebih besar peluangnya untuk menang, apakah seorang yang jujur dan lurus atau seorang Machiavellis? sudah pasti yang Machlavellis yang lebih mungkin menang! Mengapa demikian? Begini, katakanlah ada 10 tools (alat, cara) untuk menjadi kaya: lima alat yang halal, lima alal yang haram. Bagi orang yang jujur, dia hanya memiliki lima alat. Sementara seorang Machlavellis bisa menggunakan 10 alat sekaligus. Belapa hebalnya, dan betapa menggiurkannya.
Itulah yang menggoda seseorang untuk menjadi Machiavelli. Seorang Machiavelli adalah orang yang bebas, tidak terikat dengan norma apa pun, dan karenanya berpeluang menjadi jauh lebih kreatif. Seorang Machavellis leblh besar kemungkinannya untuk mencapai kemenangan karena alat yang bisa ia gunakan jauh lebih banyak. Namun, bagaimana dengan persoalan moral dan agama? Bagi seorang Machiavelli, agama dan ajaran-ajaran kebaikan hanya dilihat sebagai sebuah penghambat, sebuah batasan kreativitas yang tidak sejalan dengan kemajuan dan kesuksesan. Bagi Machiavelli, tidak bermoral justru dianggap sebagai sebuah keunggulan, sebuah competitive advantage. Bagaimana mungkin bisa menang kalau Anda hanya menggunakan cara yang juga digunakan oleh pesaing Anda? Justru Anda harus menggunakan cara-cara yang tidak akan mungkin digunakan oleh pesaing Anda yang jujur. inilah pola pikir seorang Machaveills.
Lantas, apakah dengan segala kelicikannya, seorang Machiavellis akan senantiasa mengalami kesuksesan dalam hidupnya? Tidak juga. Dalam hidup berlaku hukum alam. Salah satunya adalah yang bernama Hukum Kepercayaan. Ketika kita melakukan kecurangan dan menyakiti banyak orang, kepercayaan orang kepada kita akan rusak, reputasi kita pun akan hancur berantakan. Apalagi, para Machiavellis dikenal sebagai orang yang jauh dari agama, morai, dan nilai-nilai kebaikan. Kalau demikian siapa lagi orang yang mau berhubungan dengan mereka?

Kenyataan ini sesungguhnya merupakan sebuah pil pahit bagi seorang Machiavellis. Itulah yang menyebabkan di kemudian hari lahirlah kaum Machlavelis Modern yang memperbaiki penampliannya. Mereka melakukan sebuah revolusi dalam cara menampilkan diri. Kaum Machlavellis Kuno menjauh agama dan moral, inilah yang membuat mereka terlihat jahat, sedangkan kaum Machiavellis modern justru mendekati agama dan moral, dan memanfaatkan keduanya sebagai tempat berlindung. Dengan demikian, mereka akan terlihat lebih agamis dan menyatu dengan masyarakat banyak.
Pernahkah Anda memperhatikan para tersangka korupsi yang tiba-tiba sering menggunakan pakaian dan simbol-simbol agama, terutama dalam menghadapi persidangan? Itulah segelintir contoh perilaku kaum Machiavelis Masa Kini. Mereka menjadikan agama, dan bukan Tuhan, sebagai tempat berlindung.
Mengapa perilaku Machiavelli ini muncul? Jawabnya sederhana sekali: karena orang ingin menang, padahal kemampuan mereka terbatas. Jadi, di sini ada dua variabel yang terkait. Pertama, ingin menang. Kedua, kemampuan terbatas.

Kalau variabel yang ada hanya salah satu, perilaku Machiavelli tidak akan pernah tercipta. Orang yang ingin menang dan punya kemampuan tidak perlu menggunakan cara-cara yang licik. Ia akan bersaing dengan cara-cara yang sehat karena tahu bahwa ia mampu memenangi persaingan. Begitu juga dengan orang yang punya kemampuan terbatas tetapi sangat sadar diri dan tidak berambisi uniuk menang.
Dengan kata lain, orang yang memilih jalan Machiavelli sesungguhnya adalah orang yang tidak sadar dan tidak tahu diri; sudah kemampuan lerbatas, tetapi sangat berambisi untuk menang. Kemenangan tentu saja mustahil didapat dengan cara-cara yang sehat dan halal, karena itu Machiavelli kemudian muncul sebagai jalan keluarnya.
Tanpa perilaku Machiavelli, seseorang yang memiliki kemampuan terbalas sesungguhnya sudah kalah sebelum bertanding. Malah kalau boleh disarankan, sebaiknya ia mengurungkan niatnya untuk bertanding karena sudah pasti kalah. Terus mengikuti pertandingan padahal kemampuan terbatas bukanlah contoh memotivasi diri. itu lebih tepat disebut memaksakan diri. Ujung dari semuanya adalah kesia-siaaan yang berakibat stres dan pemborosan sumber daya.
Sayangnya, banyak manusia yang tak dapal dinasihati sesederhana itu. la tak peduli pada kemampuannya. la lebih peduli pada ambisinya yang menggebu-gebu. la ingin menang dan harus menang dengan cara apa pun. Dan, karena kemampuannya yang serba terbatas, cara halal hanya akan menempatkannya sebagai pecundang. Tak ada cara lain, ketika jalan-jalan kebaikan sudah tertutup rapat, selalu ada ajakan untuk mencoba cara lain yang kelihatannya cukup Indah.

Indah itu hanya penampakannya belaka, Machavelli memang menyodorkan keindahan kepada para pemujanya karena menjanjikan cara yang lebih cepat, lebih mudah, dan lebih kreatif. Dan, di atas semua itus Machiavelli sesungguhnya menawarkan satu hal kunci: KEMENANGAN.
Dalam persaingan siapakah yang lebih besar peluangnya untuk menang, apakah seorang yang jujur dan lurus atau seorang Machiavellis? sudah pasti yang Machlavellis yang lebih mungkin menang! Mengapa demikian? Begini, katakanlah ada 10 tools (alat, cara) untuk menjadi kaya: lima alat yang halal, lima alal yang haram. Bagi orang yang jujur, dia hanya memiliki lima alat. Sementara seorang Machlavellis bisa menggunakan 10 alat sekaligus. Belapa hebalnya, dan betapa menggiurkannya.
Itulah yang menggoda seseorang untuk menjadi Machiavelli. Seorang Machiavelli adalah orang yang bebas, tidak terikat dengan norma apa pun, dan karenanya berpeluang menjadi jauh lebih kreatif. Seorang Machavellis leblh besar kemungkinannya untuk mencapai kemenangan karena alat yang bisa ia gunakan jauh lebih banyak. Namun, bagaimana dengan persoalan moral dan agama? Bagi seorang Machiavelli, agama dan ajaran-ajaran kebaikan hanya dilihat sebagai sebuah penghambat, sebuah batasan kreativitas yang tidak sejalan dengan kemajuan dan kesuksesan. Bagi Machiavelli, tidak bermoral justru dianggap sebagai sebuah keunggulan, sebuah competitive advantage. Bagaimana mungkin bisa menang kalau Anda hanya menggunakan cara yang juga digunakan oleh pesaing Anda? Justru Anda harus menggunakan cara-cara yang tidak akan mungkin digunakan oleh pesaing Anda yang jujur. inilah pola pikir seorang Machaveills.
Lantas, apakah dengan segala kelicikannya, seorang Machiavellis akan senantiasa mengalami kesuksesan dalam hidupnya? Tidak juga. Dalam hidup berlaku hukum alam. Salah satunya adalah yang bernama Hukum Kepercayaan. Ketika kita melakukan kecurangan dan menyakiti banyak orang, kepercayaan orang kepada kita akan rusak, reputasi kita pun akan hancur berantakan. Apalagi, para Machiavellis dikenal sebagai orang yang jauh dari agama, morai, dan nilai-nilai kebaikan. Kalau demikian siapa lagi orang yang mau berhubungan dengan mereka?

Kenyataan ini sesungguhnya merupakan sebuah pil pahit bagi seorang Machiavellis. Itulah yang menyebabkan di kemudian hari lahirlah kaum Machlavelis Modern yang memperbaiki penampliannya. Mereka melakukan sebuah revolusi dalam cara menampilkan diri. Kaum Machlavellis Kuno menjauh agama dan moral, inilah yang membuat mereka terlihat jahat, sedangkan kaum Machiavellis modern justru mendekati agama dan moral, dan memanfaatkan keduanya sebagai tempat berlindung. Dengan demikian, mereka akan terlihat lebih agamis dan menyatu dengan masyarakat banyak.
Pernahkah Anda memperhatikan para tersangka korupsi yang tiba-tiba sering menggunakan pakaian dan simbol-simbol agama, terutama dalam menghadapi persidangan? Itulah segelintir contoh perilaku kaum Machiavelis Masa Kini. Mereka menjadikan agama, dan bukan Tuhan, sebagai tempat berlindung.
Spoiler for Referensi:
tata604 memberi reputasi
1
818
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan