

TS
ceuhetty
Diary Of Angel

Doa
Tuhan ....
Jadikan aku hartawan yang dermawan
Akan kusumpal mulut-mulut kelaparan dengan kesejahteraan
Agar tak ada lagi bunyi perut yang keroncongan
Tuhan ....
Jadikan aku konglomerat
Akan kuhapus status melarat
Agar tak ada lagi cacing-cacing yang sekarat
Tuhan ....
Jadikan pemerintah di negeriku yang amanah
Agar tak ada lagi pertumpahan darah
Agar lenyap pendosa-pendosa berdasi yang serakah
Jadikan aku hartawan yang dermawan
Akan kusumpal mulut-mulut kelaparan dengan kesejahteraan
Agar tak ada lagi bunyi perut yang keroncongan
Tuhan ....
Jadikan aku konglomerat
Akan kuhapus status melarat
Agar tak ada lagi cacing-cacing yang sekarat
Tuhan ....
Jadikan pemerintah di negeriku yang amanah
Agar tak ada lagi pertumpahan darah
Agar lenyap pendosa-pendosa berdasi yang serakah
***~~~***
"UWAIS AL-KARNI"

Memandangmu adalah ketentraman
Menikmati senyummu adalah kebahagiaan
Dan bersamamu adalah impian yang kini harus diabaikan
Takdir menggariskan kita berjauhan
Meski atma selamanya bertautan
Rindu yang terbelenggu mengabarkan pilu
Aku dan kamu yang terpisah jarak dan waktu
Angin pesisir berdesir getir
Menyampaikan sajak bertuliskan isak
Bertahtakan bait berirama gelabah
Menyenandungkan nada tanpa syair
Sejauh-jauh sauh dikayuh
Maka hanya dermaga tempatnya berlabuh
Dan kaulah harapan dalam dunia akhiratku
Wahai sang pelita penyemangat hidup
Jika kini dunia membuat kita terpisah
Hingga hidup dan hatimu terasa pecah
Percayalah Tuhan sedang mengajarimu menjadi pejuang tangguh
Agar kau patut menjadi pelindung wanita syurgamu
Disini di bawah naungan ka'bah
Ku tulis namamu dengan huruf hijaiyah
Melukis hikayat yang tak terbaca kasatmata
Mematri hiba pada sang maha Magfirah
Sebaris pinta memenuhi benak
Nak,
Dahulukan memperindah akhlak
Menjadi ingsun layak dipanut khalayak

29 Mei 2013
Kau memecah tangis diseantero penjuru bumi
Memeluk doa yang terpanjat setulus nurani
Malaikat mungil memperindah kehidupan yang suram
Mempertegas tawa dalam gurat bahagia
Kini tak terasa enam tahun berlalu
Waktu berpacu antara rindu dengan pilu
Kita adalah umpama tulang dengan daging
Lalu apa jadinya ketika kini kita terpisah
AL ....
Kamu seperti saklar airmata
Aku terbiasa mengenangmu dalam deraian nya
Hingga tak bersisa oase dalam manik netra
Terkuras seiring harapan yang membuncah di dada
Jika katup sanggup membungkam
Aku bicara tanpa rima
Tak berjeda
Cinta yang sepanjang masa

Tak mudah api menyentuh air
Mustahil air menjamah api
Yang bisa menyatukan hanya takdir
Dalam pekat sunyi bintang menyepi
Naluri menggenta biaskan pikuk
Onak menggurita menyekam jiwa
Mendekam rindu kian bertalu
Mengerjap kelip rinai berurai
Menanggung syahdu kalbu tak mampu
Menjejaki hasratmu teramat sulit
Kuntum merona sepanjang jalan
Tuan terpana sejenak menggulana
Merangkai untai tak pernah sampai
Asmara menapak jejak Brahmana
Merutuk rayu semadu Sri Rama
Jika waktu mengukur rindu
Maka kalbu mengukir kamu
Membingkai hasrat dalam selarik kalimat
Azimat
Rentang melenggang
Merangkul jalang
Dama terpanggang
Berang
Jika mungkin mentari memeluk langit
Mengembun ranum dipucuk kulum
Harsa melanglang buana
Diraja kepedihan
Menikmati senyummu adalah kebahagiaan
Dan bersamamu adalah impian yang kini harus diabaikan
Takdir menggariskan kita berjauhan
Meski atma selamanya bertautan
Rindu yang terbelenggu mengabarkan pilu
Aku dan kamu yang terpisah jarak dan waktu
Angin pesisir berdesir getir
Menyampaikan sajak bertuliskan isak
Bertahtakan bait berirama gelabah
Menyenandungkan nada tanpa syair
Sejauh-jauh sauh dikayuh
Maka hanya dermaga tempatnya berlabuh
Dan kaulah harapan dalam dunia akhiratku
Wahai sang pelita penyemangat hidup
Jika kini dunia membuat kita terpisah
Hingga hidup dan hatimu terasa pecah
Percayalah Tuhan sedang mengajarimu menjadi pejuang tangguh
Agar kau patut menjadi pelindung wanita syurgamu
Disini di bawah naungan ka'bah
Ku tulis namamu dengan huruf hijaiyah
Melukis hikayat yang tak terbaca kasatmata
Mematri hiba pada sang maha Magfirah
Sebaris pinta memenuhi benak
Nak,
Dahulukan memperindah akhlak
Menjadi ingsun layak dipanut khalayak

29 Mei 2013
Kau memecah tangis diseantero penjuru bumi
Memeluk doa yang terpanjat setulus nurani
Malaikat mungil memperindah kehidupan yang suram
Mempertegas tawa dalam gurat bahagia
Kini tak terasa enam tahun berlalu
Waktu berpacu antara rindu dengan pilu
Kita adalah umpama tulang dengan daging
Lalu apa jadinya ketika kini kita terpisah
AL ....
Kamu seperti saklar airmata
Aku terbiasa mengenangmu dalam deraian nya
Hingga tak bersisa oase dalam manik netra
Terkuras seiring harapan yang membuncah di dada
Jika katup sanggup membungkam
Aku bicara tanpa rima
Tak berjeda
Cinta yang sepanjang masa
***
"Bintang"

Tak mudah api menyentuh air
Mustahil air menjamah api
Yang bisa menyatukan hanya takdir
Dalam pekat sunyi bintang menyepi
Naluri menggenta biaskan pikuk
Onak menggurita menyekam jiwa
Mendekam rindu kian bertalu
Mengerjap kelip rinai berurai
Menanggung syahdu kalbu tak mampu
Menjejaki hasratmu teramat sulit
Kuntum merona sepanjang jalan
Tuan terpana sejenak menggulana
Merangkai untai tak pernah sampai
Asmara menapak jejak Brahmana
Merutuk rayu semadu Sri Rama
Jika waktu mengukur rindu
Maka kalbu mengukir kamu
Membingkai hasrat dalam selarik kalimat
Azimat
Rentang melenggang
Merangkul jalang
Dama terpanggang
Berang
Jika mungkin mentari memeluk langit
Mengembun ranum dipucuk kulum
Harsa melanglang buana
Diraja kepedihan
Jeddah31052019
Diubah oleh ceuhetty 08-06-2019 18:38






istrinya.gondok dan 29 lainnya memberi reputasi
30
6K
174
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan