

TS
santoh
Detox di Bulan Ramadan
Seperti yang kita ketahui, umat muslim berpuasa bukan hanya perihal menahan haus dan juga lapar. Lebih dari itu, puasa juga mewajibkan umat yang menjalaninya menghindari berbagai bentuk dosa; berbohong, berlaku curang, berkata kasar, dan berbagai perilaku buruk lainnya. Puasa yang dijalankan ini bukan hanya 1-2 minggu, tetapi sebulan. Tentu, ini bukan saja menjadi momen untuk mengumpulkan pahala, namun juga menjadi momen untuk berkaca dan juga memperbaiki diri.
Salah satu penulis buku ternama, Will Durant pernah memberikan pernyataan bahwa, “We are what we repeatedly do”, kita adalah apa yang kita lakukan berulang selama ini. Selain itu, salah satu studi yang dijalankan di University College London berhasil menguak bahwa 21 hari bisa dikatakan cukup untuk membentuk suatu kebiasaan. Jadi bayangkan saja, jika seumur hidup kita terbiasa untuk bergossip, tidak heran jika kita saat ini menjadi bigos. Dan juga tentu akan sangat sulit bagi kita untuk mengontrol diri untuk tidak bergossip.
Maka dari itu, jika kita menemukan teman yang sedang menjalankan puasa, namun masih saja melakukan kebiasaan buruknya, kita sebaiknya tidak menghakiminya. Karena sangatlah sulit untuk melawan kebiasaan yang selama ini dibentuk seumur hidupnya. Namun kabar baiknya, di sisa beberapa hari terakhir di bulan puasa ini, kita bisa melakukan sesuatu untuk membentuk kebiasaan baru dengan melakukan detox. Namun, detox apa saja yang bisa kita lakukan di bulan puasa?
1. Detox Sosial
Ini bukan berarti kamu harus menjadi seorang anti sosial. Detox sosial yang saya maksud di sini adalah kondisi di mana kamu harus bisa memilah hubungan. Siapakah orang yang benar-benar membuatmu bahagia, orang-orang yang bisa membuka pikiranmu, yang bisa membantumu untuk berkembang, orang-orang yang terhubung dengan cerita dan juga keinginan kamu?
Pasti kamu pernah berhubungan dengan orang yang membuatmu stress, atau bahkan hanya karena gak enak untuk menolak ajakan, akhirnya kamu jadi menghabiskan waktu untuk mendegarkan sesuatu yang mungkin kamu tidak suka.
Tanpa bermaksud untuk memutus persahabatan, namun jika kamu menginginkan hubungan yang berkualitas, coba untuk memberikan prioritas kepada orang dan hubungan yang selama ini kamu inginkan.
2. Detox Media Sosial
Media sosial memang seru. Di sana kita bisa kembali terhubung dengan kerabat yang mungkin tinggal berjauhan dengan kita. Namun tak jarang juga media sosial menimbulkan kecemburuan dan membuat hati kita tidak tenang.
Hampir semua orang di sosial media terlihat bahagia; punya barang baru, foto bersama pasangan atau memperlihatkan pencapaian hidup lainnya. Dan seringkali hal tersebut membuat kita tiba-tiba merasa kurang. Entah kurang cantik, kurang beruntung ataupun kurang diinginkan. Pokoknya rasa kurang tersebut begitu mempengaruhi kebahagiaan kita.
Jika kamu sudah sering merasakan hal tersebut, tidak ada salahnya untuk mulai detoks dari sosial media. Baik dengan uninstall sosial media untuk sementara waktu, atau dengan hide ataupun unfollow orang-orang dengan postingan yang selama ini mempengaruhi kebahagiaan dan juga ketenanganmu.
3. Detox untuk Kesehatan Tubuh
Junk food, snacks dan juga soda bagi sebagian orang sungguh menggoda. Sulit rasanya untuk menjalani hari tanpa makanan tersebut. Padahal jelas-jelas makanan dan minuman tersebut tidak baik untuk tubuh. Selain bisa membuat lemak jahat menimbun, berbagai penyakit mengerikan lainnya juga bisa menghantui kita jika kita terus menerus mengonsumsinya.
Sama seperti belanja, mengonsumsi junk food pun juga bisa menjadi candu yang begitu sulit dilepas. Sebelum terlambat atapun sebelum menjadi semakin parah, kita bisa menjadikan momen puasa untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat. Terutama selagi sahur; kita membutuhkan sumber energi yang berkualitas agar kita tetap dapat beraktivitas seperti biasa selama berpuasa.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk melepaskan kecanduannya. Ada yang melakukannya secara bertahap, dan ada juga yang bisa melakukannya dengan langsung memutus kebiasaan tersebut.
4. Detox untuk Hati
Di bulan puasa, biasanya umat muslim berlomba-lomba untuk menjalankan ibadah agar dosa-dosanya dimaafkan. Namun, apakah kita sudah mencoba untuk menjadi pemaaf dengan memaafkan orang yang selama ini pernah berbuat salah ataupun menyakiti kita? Sudahkah kita memaafkan diri kita sendiri dan keluar dari toxic relationship yang bukan hanya menyakiti diri kita sendiri namun juga orang lain?
Pada bulan yang penuh hikmah ini, apa salahnya jika kita juga berusaha untuk melepaskan diri kita dari rasa benci dan juga dendam. Karena jika kita masih memegang erat rasa benci dan dendam, hidup kita tidak akan bahagia. Selalu ada saja konflik dan juga hal-hal yang tidak menyenangkan terjadi di sekitar kita.
Cobalah untuk mengembangkan cinta kasih universal sehingga kita menjadi paham, memaklumi dan juga memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti kita secara sengaja ataupun tidak disengaja. Tentu ini bukan hal mudah. Namun, dengan mulai memaafkan orang-orang yang memiliki kesalahan kecil terhadap kita, maka kebiasaan kita untuk memaafkan orang lain akan terbangun dengan baik.
5. Detox Spiritual
Seperti yang saat ini terjadi di sekitar kita, banyak orang yang mengatas-namakan agama untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Dan secara sadar ataupun tidak, kita seringkali terhanyut di dalamnya; jika setuju kita akan ikut terjun dalam keramaian, jika tidak kita akan mencela dan mencemooh hal tersebut.
Bisa jadi ini menjadi saat yang tepat untuk detoks spiritual dengan kembali mendengarkan kata hati kita paling dalam, yang paling jujur. Apakah iya yang mereka sampaikan bisa membawa kedamaian dan juga kebenaran? Apakah iya ini adalah cara tempuh yang benar untuk memperjuangkan kebenaran? Apakah seluruh praktik-praktik ini sesuai dengan hati nurani kita, sesuai dengan ajaran kebaikan yang selama ini kita dapatkan dari kitab suci? Setiap kali kita mendengar berbagai ajakan yang tidak membawa kedamaian di hati, tidak ada salahnya jika kita untuk hening sejenak dan berdoa agar diberikan petunjuk menuju kedamaian.
Detoks ini tentu bukan hanya bisa dijalankan oleh umat muslim yang sedang berpuasa, bagi yang tidak berpuasa pun bisa melakukannya juga. Ingat, 21 hari sudah dianggap cukup untuk membentuk kebiasaan baru. Yuk bangun kebiasaan baru untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi mulai dari sekarang!
With love,
Amelia Devina
0
320
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan