Kaskus

Entertainment

melalinewsAvatar border
TS
melalinews
'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban
Mendengar judul film yang satu ini, pastinya memori kita langsung terlempar jauh ke masa silam, saat film-film animasi Disney memasuki masa kejayaannya di era 90-an. Ya, tepatnya tahun 1992, film animasi klasik dari Disney, “Aladdin” memulai debutnya dan meraih sukses komersial di seluruh dunia dengan pendapatan mencapai US$ 504,1 juta.

Sebagai salah satu film animasi yang masih menggunakan gambaran sketsa artis 2D dalam penggarapannya (sebelum nantinya pertama kali beralih ke animasi komputer 3D lewat “Toy Story” di tahun 1995), Aladdin kala itu memang termasuk film terlaris Disney, selain “Beauty and the Beast” (1994) dan “The Lion King” (1997). Ketiga film ini, ditambah “The Hunchback of Notre Dame” (1996), “Hercules” (1997), “Mulan” (1998), “A Bug’s Life” (1998), “Tarzan” (1999) dan “Toy Story 1-2” (1995-1999), makin memantapkan kukunya di dunia animasi Hollywood lewat berbagai terobosan fenomenal mulai dari penggunaan cast ternama untuk pengisi suara, soundtrack yang digarap serius di tiap filmnya, hingga peralihan teknologi dari 2D ke 3D yang saat itu masih tergolong sangat baru.

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

Salah satu strategi Disney yang akhir-akhir ini mengemuka adalah me-remake film animasi yang dahulu pernah mereka buat ke dalam versi remake terbaru dengan tampilan live action. Sebuah perjudian memang, melihat apa yang kini coba ditampilkan Disney ke dalam beberapa film terbarunya. Memang tak semuanya lantas berhasil menuai kesuksesan. Walaupun tren ini dimulai dari di “Alice in Wonderland” (2010), remake live-action Disney berangsur-angsur mulai bermunculan.

Mulai dari “Maleficent” (2014), “Cinderella” (2015), “The Jungle Book” (2016), “Beauty and the Beast” (2017), “Christopher Robin” (2018), dan terakhir “Dumbo” (2019), terlihat strategi bisnis Disney untuk menghidupkan karakter legendaris mereka dalam wujud live action memang seperti pisau bermata dua. Disney berusaha menata kembali kekurangan yang ada dalam versi orisinilnya sekaligus berusaha meraup pendapatan dari sisi komersil, namun di lain sisi, membuat versi remake ke wujud live action bukan sesuatu yang mudah, bahkan teramat sulit. Membuat film yang versi orisinilnya saja sudah bagus dan berusaha mempertahankan kualitas pendahulunya merupakan tantangan tersendiri bagi Disney.

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

Untuk kasus Aladdin, formula di atas nampaknya berhasil dan bekerja lebih baik daripada yang diperkirakan orang sebelumnya. Aladdin seperti halnya versi animasinya, adalah sebuah masterpiece Disney yang sangat magical dan energetik dengan penampilan gemilang dari Genie yang divisualisasikan dengan baik oleh almarhum Robin Williams sebagai pengisi suaranya.

Kini kita bahas lebih spesifik mengenai filmnya. Di versi live action ini, prolognya agak sedikit berbeda. Bila di film animasinya, narator bertutur dari karakter penjual barang pecah belah di kota Agrabah, kini sosok itu digantikan oleh Will Smith yang sedang mendongeng kepada anak-anaknya di atas kapal. Dongeng itu langsung masuk lewat lagu theme song ‘Arabian Nights’, mengingatkan kita langsung dengan film aslinya yang muncul sebagai prolog musikal. Kamera kemudian langsung in-frame kepada sosok Aladdin (Mena Massoud) yang kemudian bertemu dengan Putri Jasmine (Naomi Scott) yang sedang menyamar di jalan-jalan kota Agrabah.

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

Pertemuan ini langsung mengenalkan kita pada kehidupan Aladdin bersama monyetnya, Abu, yang langsung menyanyikan ‘One Jump Ahead’. Lagu ini bertindak sebagai announcement pada profesi pencuri yang dijalani Aladdin dan monyetnya selama ini. Sama halnya seperti yang diceritakan pada versi animasinya, namun alur ini agak sedikit berbeda dari versi aslinya. Kini Guy Ritchie (Sherlock Holmes) yang bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis naskah bersama dengan John August (yang sering bekerjasama dengan Tim Burton di sejumlah filmnya), mencoba masuk pertama kali ke kisah asmara Aladdin dan Jasmine dalam membangun hubungan cinta antar kedua insan itu.

Keduanya berpisah ketika rombongan Pangeran Anders (Billy Magnussen) datang untuk melamar Putri Jasmine, yang menyebabkan Putri Jasmine yang sedang menyamar menjadi pelayan Putri Jasmine, seketika itu juga langsung ke istana. Ayahnya, Sultan Agrabah (Navid Negabhan) memang mengharapkan anaknya dipersunting agar dirinya bisa turun tahta dan menunjuk pengganti dirinya sebagai Sultan berikutnya. Namun sang penasehat kerajaan, Jafar (Marwan Kenzari) yang selalu ditemani Iago, burung macaw merah peliharaannya ini sangat berambisi merebut tahta kerajaan dan berusaha dengan cara apapun untuk meraih apa yang ia inginkan itu.

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

Aladdin yang mulai menyukai Putri Jasmine, berusaha mendatangi istana dan bertemu langsung dengan sang putri. Kelincahan yang ia miliki menyebabkan dirinya mampu menyelinap melewati penjagaan ketat pengawal istana dan bertemu dengan Putri Jasmine (yang di film ini tetap ditemani Rajah, harimau peliharaannya) dan pelayannya, Dalia (Nasim Pedrad). Yang tak ia ketahui adalah Jafar dan Iago mengintai dari jauh saat Aladdin berusaha masuk menerobos istana ke kamar putri Jasmine.

Jafar berusaha memanfaatkan kelincahan Aladdin untuk memuluskan niat jahatnya dan berusaha merayunya dengan iming-iming uang agar mau membawakan lampu ajaib yang tersembunyi di sebuah gua. Syarat Jafar ke Aladdin hanya satu, jangan mengambil harta yang ada di gua itu, hanya lampunya saja. Berhasil mendapatkan lampu ajaib, namun dirinya tak berhasil keluar gua setelah Abu tergoda mengambil salah satu batu permata yang ada di gua tersebut yang menyebabkan gua itu runtuh. Alladin kemudian menggosok lampu ajaib itu dan muncullah sosok jin biru besar yang kemudian mengajukan tiga permintaan kepada Aladdin untuk dikabulkan.

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

Penjelasan Genie ke Aladdin ini dituturkan lewat salah satu lagu ikonik dari Aladdin, ‘Friend Like Me’, yang di versi orisinilnya dinyanyikan langsung oleh Robin Williams, namun kini Will Smith mengambil alih tugas itu. Interpretasi Will Smith terhadap lagu aslinya juga dinyanyikan dengan gaya dan tempo yang relatif tak berubah. Penuh kecerian dan tetap memasukkan unsur anakronisme yang kental dengan elemen CG yang overwhelmed, dengan tetap memasukkan berbagai referensi pop culture masa depan, bukan diciptakan pada era itu, ke dalam presentasi lagunya.

Tapi tentu saja, seperti halnya tergambar dalam film animasi, Aladdin versi live-action ini berhasil membawa Genie versi Will Smith dengan segala konsep eklektik yang dipilihnya untuk mewujudkan sosok Genie yang completely new. Sosok Genie tampil penuh pesona, dengan segala keajaiban berputar di sekelilingnya, tetap sombong dan mempunyai emosi layaknya manusia biasa. Sangat jauh berbeda dengan apa yang disuguhkan Robin Williams di film animasinya.

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

Genie kali ini jauh lebih baik daripada versi awalnya yang dikenalkan Disney ke khalayak luas dan menuai hujatan akan interpretasi Genie kala itu, terutama pada Will Smith yang dianggap tak tepat memerankan karakter ikonik itu. Hujatan itu pula yang menyebabkan banyak kalangan sangat skeptis akan kelanjutan film ini diterima oleh para fan Disney, terutama berbicara lebih jauh dalam meraup pundi-pundi keuntungan yang lebih besar di box office dunia. Kini efek CGI yang telah disempurnakan membuat transformasi Will Smith menjadi bentuk jin jauh lebih baik dengan efek visual yang secara general cukup melimpah.

Efek CGI ini juga tampil ramai dan meriah saat sosok Aladdin yang sudah berubah menjadi Pangeran Ali, mencoba melamar Putri Jasmine di Istana Agrabah. Rombongan besar membawa segala macam bentuk seserahan berupa emas, perhiasan dan bermacam binatang (memang tak digambarkan identik seperti animasinya), diiringi lagu ‘Prince Ali’ yang energik dinyanyikan langsung oleh Will Smith yang merubah wujudnya sementara menjadi sosok manusia dengan kostum berwarna birunya. Pun serupa dengan Aladdin yang menunggangi gajah yang merupakan perwujudan dari Abu. Scene ini tampil penuh dengan aneka tone warna, dan akan membius kita dengan tampilan visualnya yang jarang kita lihat. Beberapa spot Will Smith memang mengikuti versi aslinya dengan merubah sedikit penampilannya sedikit efek blue-ish ala Genie dengan menyamar sebagai orang-orang yang menonton arak-arakan itu.

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

Untuk karakter Jafar sendiri, secara umum Marwan Kenzari mampu menginterpretasikan karakter antagonis ini menjadi versi evil side-nya sendiri. Motivasi terbesarnya tetap ia kerahkan untuk mendapatkan lampu ajaib dan memperoleh tahta Sultan yang selama ini ia inginkan. Ada perubahan motivasi awal dari karakter ini di versi live action ini, namun tak terlalu terlihat, sayangnya karakter ini masih terkesan kurang jahat dan bengis seperti yang ditunjukkan di film animasinya.

Gaya khas dari Guy Ritchie dalam menyutradarai film secara estetika memang tak cocok diaplikasikan dalam film animasi Disney. Framing yang tidak seragam di berbagai scene-nya dengan editan kasar memang muncul di sana sini, tetapi gaya khasnya dengan menggunakan teknik slow-fast motion terbukti efektif dalam sejumlah sekuens pengejaran yang diambil dengan kombinasi medium-long shot yang dinamis, membuat scene ini sangat menarik dilihat.

Isu warna kulit para pemerannya yang kadang tak sesuai dengan background cerita dan dahulu mayoritas diisi ras berkulit putih, kini Disney lebih ekstensif dan rasional dalam menunjuk cast yang bermain, terutama untuk cast keturunan Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Selatan dan Afrika.

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

'Aladdin', Remake Live Action yang Tampil Penuh Keajaiban

Sebagai penutup, soundtrack terbaru yang dinyanyikan Naomi Scott, ‘Speechless’, berhasil mendapatkan atensi lebih saat film akan berakhir. Lagu yang diciptakan Justin Paul dan Benj Pasek (The Greatest Showman) membuat tone ‘Speechless’ ini sangat easy listening. Lagu 'A Whole New World' yang sudah terkenal dimana-mana pun juga tak lupa dimasukkan di scene yang sama seperti versi aslinya. Ciri khas Disney yang selalu menggarap soundtrack dari film-filmnya dengan sangat serius, membuat lagu-lagunya memorable dan ke depannya, lagu ini diharapkan bisa seterkenal soundtrack Disney lainnya yang ada di sejumlah film buatannya.

Pada akhirnya, film Aladdin versi live action ini tak seburuk yang digambarkan orang pada awalnya. Aladdin tetap setia pada pakem animasi klasiknya dengan sejumlah perbaikan di berbagai sisi terutama cerita yang kini lebih fun dan tampil dengan jokes yang akan membuat kamu tertawa terbahak-bahak. Lagu-lagunya pun sangat memorable dengan penggambaran karakter Genie yang kini tampil lebih fresh, thanks to Will Smith for his unique character and great skillness, untuk membuat karakter Genie tetap hidup dan tampil sama baiknya seperti versi pendahulunya.

Quote:


Diubah oleh melalinews 27-05-2019 04:39
JakeGyllenhaalAvatar border
panjul1993Avatar border
panjul1993 dan JakeGyllenhaal memberi reputasi
2
1.4K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan