omatsuri.hanaAvatar border
TS
omatsuri.hana
SATU IKAT BUNGA LILY (Kisah Seorang Gay)



SATU IKAT BUNGA LILY




Bekasi, 19 Mei 2019.


Sudah berapa hari hujan tak kunjung datang atau bahkan sekedar mampir,tanah di halaman mulai retak kekeringan, rumput-rumput liar mulai menguning merana menuju kematian nya.
Debu-debu di jalan raya mulai menebal, menggulung bila di kebut kendaraan, membuat kabut merah yang menyakiti mata. Aku teringat ibuku di kampung halaman sana, uangku belum cukup untuk membeli tiket pulang, satu kaleng biskuit dan beberapa gamis cantik untuk ku pakaikan pada ibu di hari raya. Semoga ada rezeki lebih hari ini, batinku lirih.

Aku pria usia 22 tahun, tinggi badanku 182 cm dengan berat badan 75 kg. Rambutku lurus jatuh, bergoyang-goyang bila aku jalan terhentak. Tuhan menganugerahkanku wajah yang menurut banyak orang adalah wajah rupawan, sejak sekolah menengah pertama aku tak jarang menemukan surat pernyataan cinta dari banyak perempuan di kolong mejaku, mereka bilang aku cool.. aku cuma tertawa membaca nya, tak pernah sekalipun perempuan membuatku terpikat sejak akil baligh. Tapi pak Wawan guru Biologi ku selalu membuatku berdesir saat dia menerangkan pelajaran khususnya bab reproduksi di depan kelas, kelakarnya yang kadang menjadikan seks sebagai bahan bercandaan membuat fantasiku tentang nya mengawang-ngawang.

aku seorang gay, tapi tak banyak orang tahu tentang itu. Bahkan hingga kini masih ku rahasiakan dari ibuku, aku tak ingin membuatnya menangis perih, setelah ayahku seorang tenaga kerja asing di deportasi ke negara nya Swedia saat aku usia 1 tahun, hingga kini tak ada kabar kembali. ibuku hanya menunggu ayah datang sambil beberapa kali ku lihat ibu meneteskan mata saat duduk di kamarnya sendirian, pasti ibu rindu ayah. Pernah ku tanyakan pada ibu kenapa tidak menikah lagi, dan ibu selalu menjawab "ibu sudah berjanji untuk menunggunya..". Ironi sebuah janji.

Sejak lulus SMA, aku merantau ke kota Bekasi, dengan bekal seadanya aku membuka usaha kecil-kecilan di sebuah kios di pinggir jalan raya narogong. Aku berjualan tas & sepatu. Usahaku lancar, aku mempunyai banyak pelanggan setia. Tapi sejak di Bekasi ini pula aku makin banyak kenalan sesama gay, naluriku menjadi-jadi. Sehabis menutup toko kami sering hang out bersama komunitas gay hingga larut malam, tak ada obrolan serius hanya berbagi kisah dan bercanda gurau. Tapi membuatku merasakan kekeluargaan yang hangat dan aku tidak pernah merasakan kesepian di sini. Tapi dampaknya berapa banyakpun uang yang aku dapatkan hari ini akan habis untuk membayar bill di cafe.
dan akhirnya usahaku tidak berkembang lebih jauh lagi karena modal tak juga bertambah sebab untung dari perdagangan selalu ku habiskan. Entah kenapa di tempat yang hiruk pikuk aku sering merasa kesepian, bahkan di saat kiosku ramai pembeli aku merasa relung jiwaku terasa hampa. Aku hanya merasa penuh dan hangat di saat aku berkumpul dengan komunitas gay-ku.
Biarpun aku gay, aku selalu berusaha untuk konsisten beribadah, dalam doaku, ya tuhan kenapa aku merasakan hal ini, kenapa jiwaku berdesir melihat pria. Aku ingin seperti manusia pada umumnya yang jatuh cinta pada lawan jenis dan menikah.
Itu doaku di saat pikiran dan imanku lagi baik. Tapi bila sedang datang perasaan itu, aku menghabiskan malam bersama kekasih pria-ku, Doni.

Terkadang hujatan kebanyakan orang kepada kaum gay membuatku rasanya ingin meninggalkan agama, karena mereka yang merasa diri nya lebih baik dari yang lain sehingga menyamakan diri kami dengan kotoran dan hewan buas,tanpa mencoba memahami apa yang terjadi sebenarnya. Tapi aku selalu menguatkan diriku, yang buruk adalah cara bicara orang-orang tersebut, bukan agamaku. Agamaku selalu mengasihi. Itu yang membuatku bertahan untuk tetap ibadah.

Bulan Ramadhan kali ini entah kenapa kiosku sepi sekali, mungkin karena kondisi politik yang sedang kacau sehingga orang lebih memilih menabungkan uangnya jaga-jaga bila terjadi kondisi genting. Di saat kiosku sepi aku membuka instagram untuk mengisi waktu luang. Scroll-scroll timeline hingga kadang mual sendiri karena bosan. Hingga suatu waktu ku lihat salah satu temanku menshare di insta-story nya tentang cuplikan ceramah seorang ustadz tentang cobaan setiap manusia. Aku klik instastory itu dan ku cari video panjang nya di youtube. Di video ceramah tersebut menjelaskan tentang ujian setiap manusia itu berbeda-beda. Ada yang di uji dengan kekayaan, di uji dengan kemiskinan, di uji dengan tahta dan kuasa, dan ada juga yang di uji dengan perasaan menyimpang seperti kaum LGBT. Di situ aku tersentak, setelah selama seumur hidupku kebanyakan orang menyalahi orientasi seksku sebagai sebuah pelanggaran, perbuatan terkutuk dan menganggapku adalah mahluk yang sangat menjijikan. hingga aku sempat berfikir untuk meninggalkan agama, tapi ustadz ini dengan kasih menjelaskan..

"Saudaraku yang memiliki perasaan menyimpang, atau yang biasa kita kenal dengan LGBT, aku tahu kebanyakan dari kalian berkata, aku juga ingin hidup normal ustadz.. aku juga ingin seperti manusia pada umumnya agar dapat di hargai, tapi perasaan ini selalu muncul bahkan sejak aku kecil..
Saudaraku, semoga Allah selalu merahmati kalian.. perasaan kalian yang menyimpang adalah sebentuk ujian dari Allah SWT. Tak berbeda jauh, dengan orang yang di beri ujian kemiskinan, bisa saja mereka memilih mencuri karena lapar, tapi di situ titik ujian nya. Lalu yang di beri kekayaan bisa saja mereka membeli barang-barang yang mubazir tapi di situ titik ujian nya, lalu orang-orang yang di beri kekuasaan bisa saja membunuh orang lain yang tidak mereka sukai dan di situ titik ujian nya. Dan kaum LGBT, di saat kalian merasakan kecenderungan terhadap sesama jenis, lawan perasaan itu karena di situ titik ujian nya. Biarlah kita menderita di dunia, semoga Allah SWT mengganjar kita dengan surga atas upaya kita menahan diri..."

Di situ aku tersentak, pikiranku tercerahkan. Aku ambil air wudhu untuk solat taubat. Setelah solat aku ambil handphone ku dan ku kirim pesan pada Doni.

"Doni, maaf sebaiknya kita tidak melanjutkan hubungan ini, aku ingin berbakti pada ibuku dan memenuhi ajaran agamaku. Semoga kamu mengerti dan semoga kamu sehat selalu.."

Aku memutuskan untuk menderita dengan perasaan ini, dengan berharap rahmat dari maha pencipta. Tak apa jiwaku koyak.

Hasil jualanku ku simpan baik-baik untuk ku belikan hadiah pada ibuku. Ibuku tak pernah meminta apa-apa. Tapi aku ingin membelikan nya hadiah sebagai tanda cinta. Dan sepertinya aku akan pindah dari kota bekasi sebagai bentuk keseriusan hijrahku. Meninggalkan komunitasku. Meninggalkan Doni..

Di saat pulang nanti aku akan bawakan ibu satu buket lily putih, selain sebagai bentuk cintaku juga sebagai simbol aku akan memulai lembaran baru dengan berharap pengampunan dari Allah SWT.


-TAMAT-

Disclaimer : mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh atau tempat. Tidak ada bermaksud buruk selain untuk share cerita yang semoga bermanfaat untuk banyak orang.
Diubah oleh omatsuri.hana 26-05-2019 01:42
anasabilaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
2.3K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan