- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Travellers
6 Program Inisiatif Wonderful Digital Indonesia
TS
babygani86
6 Program Inisiatif Wonderful Digital Indonesia
Halo Widi, bisa memberitahu saya sedang di mana? Widi pun menjawab, Saat ini, bapak sedang menghadiri “pertemuan” di V**s, Pondok Indah” Begitulah petikan dialog kaskuser dengan Widi.
Widi bukan nama orang, melainkan aplikasi digital untuk menuju digitalisasi pariwisata di Indonesia. Widi merupakan singkatan dari Wonderful Digital Indonesia.

Aplikasi teknologi serta pembaruan kurikulum pendidikan pariwisata di Indonesia menjadi bidang bahasan dalam Rakornas I Kemenpar dengan tema Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDT) 4.0: Transforming Tourism HR to Win The Global Competition in The Industry 4.0 Era. Teknologi digital memiliki peran penting membantu pemerintah dalam mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) untuk tahun ini.
Penyebaran teknologi digital yang masif bukan untuk dihindari, justru harus menjadi bagian dari perkembangan tersebut agar siap menghadapi era pasar digital:Suka atau tidak suka, sudah menjadi perubahan perilaku pasar. Semua telah bergeser ke arah digital dan saat ini industri dunia telah bergeser ke arah industri digital era 4.0.
Perubahan perilaku konsumen yang mempengaruhi pasar tersebut digerakkan kaum milenial. Hal ini sejalan dengan semangat Presiden Joko Widodo yang menyebutkan kaum milenial adalah masa depan Indonesia. Milenial cenderung selalu berperilaku dengan basis digital, mobile, interaktif yang kini jumlahnya mencapai 50% dari jumlah wisman inbound ke Indonesia. Maka, siapa pun yang menguasai komunitas anak muda, dialah yang berpotensi memenangkan pasar masa depan atau winning the future market.
Dalam industri pariwisata, perubahan customer behavior itu terlihat ketika search and share 70 persen sudah melalui digital. lndustri travel agent sudah tidak lagi bisa mengandalkan walk in service untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata. Semua sudah berubah dengan digital.
Revolusi industri keempat (4.0) bakal mengubah dan mendisrupsi industri pariwisata secara mendasar karena terwujudnya cost value (more for less), experience value (personalized), dan platform value (resources sharing) yang bakal dinikmati para traveller. Karena itu, Indonesia harus mampu menjadikan teknologi 4.0 sebagai sumber competitive advantages baru di pasar global.
Di hari pertama rakornas juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai pihak dalam rangka penguatan penetrasi pasar pariwisata Indonesia secara digital, serta launching Program One GM One SMK oleh Menpar Arief Yahya. Program ini merupakan implementasi dari program 3C, yakni curriculum, certification, dan centre of excellence, serta implementasi SMK Revitalisasi sesuai dengan lnpres Nomor 9 Tahun 2016. Tujuannya untuk meningkatkan standar sesuai kebutuhan industri dengan menambah SDM guru berasal dari industri dan praktisi.

Rakornas Pariwisata I Tahun 2019 tersebut juga menghasilkan enam program inisiatif yang segera diimplementasikan dalam menyiapkan SDM menuju pariwisata 4.0 yang menyasar wisatawan milenial. Untuk mewujudkan tourism 4.0, memulainya bukan dari membangun infrastruktur teknologi atau hard aspect terlebih dahulu. Hal itu karena investasi yang mahal dan bersifat jangka panjang. Dimulainya justru dari SDM atau soft aspect, dan ini diambil menjadi tema rakornas.
Enam program inisiatif yang dimaksud, yakni: Program pemetaan digital maturity di industri pariwisata di Indonesia; program pemetaan kompetensi, kurikulum, dan metode pembelajaran dan sertifikasi WIDT 4.0; program kerja sama link and match antara Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) industri di bidang pengembangan kompetensi digital; program pengembangan dan pembinaan SDM desa wisata dengan PTNP; program kerja sama pengembangan start up pariwisata serta industri kreatif di berbagai destinasi wisata; serta program pengembangan dan pelatihan WIDI (Wonderful Indonesia Digital) Champion.
Dalam program pemetaan digital maturity di industri pariwisata, antara lain perlu melakukan pemetaan digital maturity untuk ekosistem kepariwisataan serta pemetaan AKS (attitude, knowledge, skill) gap di dalam industri kepariwisataan di Indonesia.
Kegiatan dari program pemetaan kompetensi, kurikulum, metode pembelajaran, dan sertifikasi WIDT 4.0, antara lain perlu melakukan metode pembelajaran kompetensi digital “blended learning” dan pembentukan Center of Excellence Tourism di perguruan tinggi pariwisata dengan pendekatan pentahelix serta sertifikasi kompetensi.

Program kerja sama link and match antara PTNP dan industri di bidang pengembangan kompetensi digital, meliputi pembukaan kesempatan untuk mendapatkan professional shadowing program, serta kesempatan magang (internship) mahasiswa PTNP di industri yang mempunyai kompetensi digital sesuai "best practice".
Para profesional digital di industri memberikan guest lecture di PTNP untuk berbagi materi yang terkait dengan perkembangan teknologi di industri pariwisata terkini, serta memberikan kesempatan kepada para profesional di industri yang memiliki keahlian khusus untuk menjadi tenaga pengajar melalui program recognition of prior learning, RPL.
Dalam program pengembangan dan pembinaan SDM Desa Wisata dengan PTNP. Dilakukan pengembangan dan pelatihan SDM terkait Desa Wisata berbasis digital, pendampingan Desa Wisata yang bekerja sama dengan perguruan tinggi pariwisata, dan pengkajian untuk mendukung aplikasi program Desa Wisata berbasis digital.
Untuk program kerja sama pengembangan start-up pariwisata dan industri kreatif di berbagai destinasi wisata, perlu dilakukan kerja sama dalam program Tourism Startup and Creative lndusty Development Program, serta kerja sama pengembangan SDM industri kreatif dan pariwisata di berbagai daerah kunjungan wisata.
Terakhir, untuk program kerja sama pengembangan start-up pariwisata, diperlukan kerja sama terkait gerakan nasional pengembangan start-up di sektor industri pariwisata, serta program "capacity building" untuk meningkatkan digital literasi dan kesiapan bagi pelaku bisnis UKM di daerahdaerah wisata.

Dari keenam program tersebut, kuncinya adalah pada program pengembangan dan pelatihan SDM dalam WIDI champion yang disesuaikan dengan digital DNA traits, sebagai semangat besar untuk mencapai tujuan transformasi SDM di lingkungan Kemenpar.
Widi bukan nama orang, melainkan aplikasi digital untuk menuju digitalisasi pariwisata di Indonesia. Widi merupakan singkatan dari Wonderful Digital Indonesia.

Aplikasi teknologi serta pembaruan kurikulum pendidikan pariwisata di Indonesia menjadi bidang bahasan dalam Rakornas I Kemenpar dengan tema Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDT) 4.0: Transforming Tourism HR to Win The Global Competition in The Industry 4.0 Era. Teknologi digital memiliki peran penting membantu pemerintah dalam mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) untuk tahun ini.
Penyebaran teknologi digital yang masif bukan untuk dihindari, justru harus menjadi bagian dari perkembangan tersebut agar siap menghadapi era pasar digital:Suka atau tidak suka, sudah menjadi perubahan perilaku pasar. Semua telah bergeser ke arah digital dan saat ini industri dunia telah bergeser ke arah industri digital era 4.0.
Perubahan perilaku konsumen yang mempengaruhi pasar tersebut digerakkan kaum milenial. Hal ini sejalan dengan semangat Presiden Joko Widodo yang menyebutkan kaum milenial adalah masa depan Indonesia. Milenial cenderung selalu berperilaku dengan basis digital, mobile, interaktif yang kini jumlahnya mencapai 50% dari jumlah wisman inbound ke Indonesia. Maka, siapa pun yang menguasai komunitas anak muda, dialah yang berpotensi memenangkan pasar masa depan atau winning the future market.
Dalam industri pariwisata, perubahan customer behavior itu terlihat ketika search and share 70 persen sudah melalui digital. lndustri travel agent sudah tidak lagi bisa mengandalkan walk in service untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata. Semua sudah berubah dengan digital.
Spoiler for TIPS MENGGUNAKAN OTA:
Revolusi industri keempat (4.0) bakal mengubah dan mendisrupsi industri pariwisata secara mendasar karena terwujudnya cost value (more for less), experience value (personalized), dan platform value (resources sharing) yang bakal dinikmati para traveller. Karena itu, Indonesia harus mampu menjadikan teknologi 4.0 sebagai sumber competitive advantages baru di pasar global.
Di hari pertama rakornas juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai pihak dalam rangka penguatan penetrasi pasar pariwisata Indonesia secara digital, serta launching Program One GM One SMK oleh Menpar Arief Yahya. Program ini merupakan implementasi dari program 3C, yakni curriculum, certification, dan centre of excellence, serta implementasi SMK Revitalisasi sesuai dengan lnpres Nomor 9 Tahun 2016. Tujuannya untuk meningkatkan standar sesuai kebutuhan industri dengan menambah SDM guru berasal dari industri dan praktisi.

Rakornas Pariwisata I Tahun 2019 tersebut juga menghasilkan enam program inisiatif yang segera diimplementasikan dalam menyiapkan SDM menuju pariwisata 4.0 yang menyasar wisatawan milenial. Untuk mewujudkan tourism 4.0, memulainya bukan dari membangun infrastruktur teknologi atau hard aspect terlebih dahulu. Hal itu karena investasi yang mahal dan bersifat jangka panjang. Dimulainya justru dari SDM atau soft aspect, dan ini diambil menjadi tema rakornas.
Enam program inisiatif yang dimaksud, yakni: Program pemetaan digital maturity di industri pariwisata di Indonesia; program pemetaan kompetensi, kurikulum, dan metode pembelajaran dan sertifikasi WIDT 4.0; program kerja sama link and match antara Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) industri di bidang pengembangan kompetensi digital; program pengembangan dan pembinaan SDM desa wisata dengan PTNP; program kerja sama pengembangan start up pariwisata serta industri kreatif di berbagai destinasi wisata; serta program pengembangan dan pelatihan WIDI (Wonderful Indonesia Digital) Champion.
Dalam program pemetaan digital maturity di industri pariwisata, antara lain perlu melakukan pemetaan digital maturity untuk ekosistem kepariwisataan serta pemetaan AKS (attitude, knowledge, skill) gap di dalam industri kepariwisataan di Indonesia.
Kegiatan dari program pemetaan kompetensi, kurikulum, metode pembelajaran, dan sertifikasi WIDT 4.0, antara lain perlu melakukan metode pembelajaran kompetensi digital “blended learning” dan pembentukan Center of Excellence Tourism di perguruan tinggi pariwisata dengan pendekatan pentahelix serta sertifikasi kompetensi.

Program kerja sama link and match antara PTNP dan industri di bidang pengembangan kompetensi digital, meliputi pembukaan kesempatan untuk mendapatkan professional shadowing program, serta kesempatan magang (internship) mahasiswa PTNP di industri yang mempunyai kompetensi digital sesuai "best practice".
Para profesional digital di industri memberikan guest lecture di PTNP untuk berbagi materi yang terkait dengan perkembangan teknologi di industri pariwisata terkini, serta memberikan kesempatan kepada para profesional di industri yang memiliki keahlian khusus untuk menjadi tenaga pengajar melalui program recognition of prior learning, RPL.
Dalam program pengembangan dan pembinaan SDM Desa Wisata dengan PTNP. Dilakukan pengembangan dan pelatihan SDM terkait Desa Wisata berbasis digital, pendampingan Desa Wisata yang bekerja sama dengan perguruan tinggi pariwisata, dan pengkajian untuk mendukung aplikasi program Desa Wisata berbasis digital.
Untuk program kerja sama pengembangan start-up pariwisata dan industri kreatif di berbagai destinasi wisata, perlu dilakukan kerja sama dalam program Tourism Startup and Creative lndusty Development Program, serta kerja sama pengembangan SDM industri kreatif dan pariwisata di berbagai daerah kunjungan wisata.
Terakhir, untuk program kerja sama pengembangan start-up pariwisata, diperlukan kerja sama terkait gerakan nasional pengembangan start-up di sektor industri pariwisata, serta program "capacity building" untuk meningkatkan digital literasi dan kesiapan bagi pelaku bisnis UKM di daerahdaerah wisata.

Dari keenam program tersebut, kuncinya adalah pada program pengembangan dan pelatihan SDM dalam WIDI champion yang disesuaikan dengan digital DNA traits, sebagai semangat besar untuk mencapai tujuan transformasi SDM di lingkungan Kemenpar.
Spoiler for Referensi:
0
424
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan