Pembangunan PeIabuhan Kuala Tanjung terus dikebut. Pelabuhan yang berlokasi di Kabupaten Batu bara Sumatera Utara itu disiapkan menjadi yang terbesar di kawasan Indonesia bagian barat. Dengan fungsinya sebagai hub intemasional, semua barang ekspor dari pelabuhan tersebut dapat langsung ke berbagai negara di Asia seperti Cina, Singapura, Malaysia, dan India tanpa perlu transit ke pelabuhan lain.

Pelabuhan Kuala Tanjung dikelola Pelindo I. Pengembangan pelabuhan tersebut dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama berupa pembangunan terminal muiltipurpose berkapasitas 600.000 TEUs. Tahap kedua meliputi pengembangan kawasan industri dengan Iuas lahan 3.000 hektare.



Lalu tahap ketiga berupa pengembangan hub port dan tahap keempat pengembangan kawasan industri terintegrasi. Kapasitasnya akan terus ditingkatkan secara bertahap hingga 20 juta TEUs sampai 2035.

Posisi Pelabuhan Kuala Tanjung yang strategis memberikan nilai tamhah sangat besar. Salah satunya, potensi Ialu lintas peti kemas di kawasan Selat Malaka. Posisi hinterland-nya terintegrasi dengan Kawasan Industri Sei Mangkei. Hal ini juga semakin memperkuat posisinya sebagai hubungan internasional di Selat Malaka. Pelabuhan Kuala Tanjung hanya satu dari sekian pelabuhan baru yang dibangun di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sejak 2015, Kemenhub bekerja sama dengan badan usaha pelabuhan meIalui skema konsesi telah rnembangun beberapa Iokasi pelabuhan baru. Selain pelabuhan baru, ada juga pelabuhan lama yang direvitalisasi. Tujuannya untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. Misalnya, pada 2018, Kemenhub melakukan replacement dermaga Pelabuhan Atapupu di Nusa Tenggara Timur (NTT), pembangunan fasilitas Peiabuhan WaikeIo di NTT, serta rehabilitasi PeIabuhan Donggala dan PeIabuhan Luwuk di Sulawesi Tengah.

Masih berurusan dengan laut, pemerintah juga memiliki program prioritas dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas, terutama di kawasan tertinggal dan kawasan perbatasan. Satu di antaranya direalisasikan melalui pembangunan tol laut. Pada 2016, trayek toI laut berjumlah enam trayek. Setahun kernudian bertambah menjadi 13 trayek. Lalu pada 2018 meningkat menjadi 18 trayek.



Dampak program tol laut ini dinilai efektif karena berhasil menurunkan harga barang kebutuhan pokok hingga 30% di beberapa widayah Indonesia bagian timur. Selain itu, biaya angkut barang dengan kapal tol laut pun Iebih efisien. Biaya angkutnya bisa lebih murah 50% jika dibandingkan dengan biaya angkut kapal komersial.

Pembangunan pelabuhan di era pernerintahan jokowi cukup signifikan. Termasuk pembangunan pelabuhan non-komersial. Walaupun masih dalam kategori non-komersial, namun merupakan usaha baik membuka interaksi ekonomi dan meningkatkan mobilisasi berbagai pulau-pulau terluar. Pembangunan pelabuhan baru membuka isolasi serta potensi mobilisasi penumpang serta interaksi angkutan barang di wilayah terluar.

Sementara itu, untuk kategori pelabuhan komersial, terjadi peningkatan kuantitas dengan terus bertambahnya jumlah pelabuhan komersial baru. Di samping itu, peningkatan kualitas juga banyak dilakukan, misalnya terlihat dari perbaikan fasilitas, peralatan aksesibilitas ke dan dari pelabuhan, serta penguatan navigasi kolam dan alur pelabuhan. Di antara sederet pencapaian itu, masih terlihat sejumlah persoalan. Antara lain, persoalan logistik lewat laut masih meninggalkan "PR" di mana biaya dan waktu logistiknya di bawah indeks kinerja logistik negara tetangga, khususnya Singapura, Malaysia, Thailand, dan Viernam.