- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Supranatural
Pamali The Stories #17


TS
diaz420
Pamali The Stories #17

Welcome back to Pamali The Stories...
Yap, balik lagi sama ane di thread seputar Pamali. Kira-kira seminggu lebih ane gak ngepost, karena kebetulan ane ada kesibukan di dunia nyata. So, di episode kali ini, ada satu mitos yang sering diomongin sama orang tua dulu. Apa itu? Ini dia...
Quote:
#17 Jangan Tidur di Waktu Maghrib
Katanya, orang yang biasa tidur di waktu Maghrib bisa bikin orang itu....gila. Wow, gak masuk akal emang. Kalo dalam sunah kan, salah satu waktu yang dilarang untuk tidur adalah waktu sehabis Ashar. (CMIIW). Udah jelas beda waktunya. Yaa... daripada banyak basa-basi, langsung aja ke cerita...
Note : Cerita ini terinspirasi dari kisah hidup tetangga ane. Isi cerita tidak sepenuhnya benar.
Spoiler for :
Ini cerita soal temenku, sebut saja Yopi. Aku kenal Dia setelah mendapat undangan ikut kepesertaan Karang Taruna di kampung. Jujur, Aku ini orangnya anti-sosial dan jarang bergaul. Kalau bahasa zaman now itu... bocah no life...
Aku emang enggan untuk ikut, cuman yaa...Aku juga dipaksa sama ortu. Daripada nganggur mantengin layar laptop atau komputer mulu di rumah, mending ikut berorganisasi kata Nyokap. Hhh...ya sudahlah...
Waktu itu, Aku dapet undangan rapat perihal persiapan Agustusan. Ya udah tuh, Aku datang. Pas di lokasi, semua orang ngeliatin Aku dengan tatapan tajam. Cuma Yopi yang menyambutku dengan hangat. Aku pun diperkenalkan oleh Yopi kepada anggota Karang Taruna yang lain. Dan ternyata... mereka menyambutku dengan tangan terbuka. Mereka bersikap ramah kepadaku, begitu juga dengan diriku. Aku punya prinsip, "Anda sopan Saya segan, Anda jahat Saya sikat". Kenapa? Ada masalah?
Rapat berjalan lancar, banyak sekali ide yang diutarakan oleh Kami, kemudian, Yopi selaku Ketua yang menyimpulkan. Pada saat hari-H, acara berjalan sesuai rencana. Dan ini adalah awal dari diriku yang baru dan keberhasilan Karang Taruna dalam melakukan tugasnya.
Aku jadi pribadi yang lebih terbuka dan mulai belajar bergaul. Aku seringkali di ajak oleh Yopi dan temen-temenku yang lain dari anak-anak Karang Taruna. Biasanya Kami membantu tugas baik Pak RT maupun Pak RW, menolong tetangga seperti yang mau pindahan atau lahiran, dan yang terakhir...nongkrong.
Jangan kira kita kerjaannya bantu-bantu doang nggak di bayar, udah jelas kita di bayar buat itu. Apalagi kalo tugasnya ada kaitannya sama pemerintahan kampung. Kita nongkrong cuma buat seneng-seneng aja sehabis tugas. Biasanya kita nongkrong di pos ronda. Waktu itu, cuma ada pos ronda doang, sekarang udah ada pepohonan di sekitarnya. Jadi kalo nongkrong siang bolong nggak bakalan kepanasan. Semenjak ditanamnya pepohonan, Yopi yang lebih sering duduk di bawah rimbunnya pepohonan. Apalagi pohon mangga. Adem banget.
Disini permasalahan berawal...
Sebelum pos ronda ditanami pepohonan di sekitarnya, kami anak-anak Karang Taruna bersama Pak RT dan Pak RW, mengadakan rapat dan sosialisasi dengan warga. Mayoritas setuju, kecuali...satu orang. Beliau bisa dibilang sesepuh di kampung, beliau sudah hapal betul dengan kampung. Katanya, ada beberapa tempat di kampung yang tidak boleh diubah, misalnya didirikan bangunan atau rumah dan ditanami tanaman. Setelah mendapat informasi dari beliau, warga mulai berubah pikiran. Mereka sangat menghormati beliau dan menyetujui ucapannya. Yopi selaku ketua dan pencetus ide tersebut memberikan pengertian kepada sesepuh tersebut. Namun, beliau bersikukuh untuk menolak usulan tersebut. Karena tidak ingin berdebat, beliau meninggalkan tempat pertemuan, disusul oleh warga yang sepemikiran dengan beliau. Hanya sedikit yang setuju. Dan karena Pak RT dan Pak RW setuju dengan usulan Yopi, maka.... hasilnya bisa kalian baca lagi ceritanya di atas.
Rasanya semenjak ada pepohonan itu, ada beberapa dari temen-temenku yang sikapnya... sedikit berubah. Mereka jadi pemalas. Tidak seperti biasanya. Apalagi Yopi, Dia yang biasanya lebih aktif dan rajin, kini berubah 180°. Tapi... kalau dibandingin sama yang lain, Yopi yang paling parah sih. Puncaknya, ketika satu waktu, Aku mengajak temen-temen yang lain buat ke masjid, berhubung waktu itu udah masuk waktu shalat Maghrib. Eh, si Yopi malah enak-enakan tidur di pos ronda. Ya udah deh, kita tinggal aja itu anak. Kalau kata orang tua dulu, pamali tidur di waktu Maghrib. Cuman yaa...gimana lagi? Orang mau diajak Dia udah ngorok?
Semenjak itu, Yopi berubah semakin jauh. Kalau bisa dibilang...Dia mulai jadi bad influence buat kita-kita selaku anak-anak Karang Taruna. Diajakin tugas bantu-bantu warga...ogah. Disuruh Pak RT aja ogah apalagi Pak RW. Jadinya Aku yang disuruh-suruh. Tapi untungnya temen-temen yang lain masih pada mau diajak.
Satu waktu, Aku sempet nguping omongan warga kalo ada kasus pencurian di malam sebelumnya. Wah, tumben nih? Seumur hidup Aku tinggal di kampung baru kali ini ada kejadian pencurian. Dari situ, Aku langsung minta konfirmasi sama warga sebelum dilaporin ke Pak RT. Dan ternyata, bener apa kata warga. Kejadiannya menimpa salah satu warung di kampung. Pas Aku tanyain si pemilik warung, Dia sendiri nggak tau dan gak ngerti gimana ceritanya uangnya bisa ilang. Katanya, Dia lagi ngitung duit, pas lagi milah-milah uang belanja sama uang penghasilan...... simsalabim, menghilang begitu saja. Ngilangnya itu, dalam sekali kedipan mata katanya. Terus terang...agak aneh sih. Masa iya duit bisa ngilang secepat itu? Kayaknya Aku harus jadi Conan Edogawa deh.
Semenjak kejadian pencurian itu, keadaan kampung mulai tidak aman. Satu persatu warga mulai menjadi korban. Penjagaan dan pengamanan di kampung sudah diperketat berdasarkan saran Pak RW. Namun tetap saja, tidak ada yang bisa menangkap si pencuri.
Hingga suatu hari, salah satu temenku berpendapat kalau itu semua ada hubungannya dengan ucapan sesepuh kampung. Ehhh...serius nih? Emang dengan hal klenik seperti itu berpengaruh? Hmph, sebaiknya...kita coba. Oh ya, sebagai informasi, semenjak kasus pencurian di kampung merajalela, Aku dan temen-temenku sesama anggota Karang Taruna nggak pernah ngeliat batang hidungnya si Yopi. Sebenernya sih, Aku udah males sama Dia. Nyebelin banget, disuruh atau diajak apa-apa rese. Akhirnya, kita putuskan untuk mendatangi rumah sesepuh kampung. Kita tanyain tuh ke beliau, ternyata jawabannya nggak jauh-jauh dari ucapannya waktu rapat.
"Ini semua gara-gara pos ronda mulai ditanam sama pepohonan. Ada yang nggak suka tempat itu diotak-atik seenaknya. Ini semua usulan si Yopi kan?", kita manggut-manggut, "Kalo menurut penerawangan Saya... mereka ngincar si Yopi. Dan sekarang... mereka udah dapetin si Yopi...", ada yang tercengang dan ada yang kebingungan. Kalo Aku, termasuk yang kebingungan,
"Maksud Bapak?", tanyaku,
"...Yang Saya maksud adalah...."
"Bapak yakin sama ini?",
"Ya. Mau nggak mau kita harus tebang semua pepohonan yang ada disini",
"Oke...kalo gitu....Bismillah...",
"TUNGGUUUUU!!!!", waktu kita disuruh sesepuh buat nebang pohon di sekitar pos ronda, tiba-tiba Yopi datang kayak abis dikejer-kejer orang. Dia mencegah kita buat nebang pohon itu,
"Yop, sorry...ane kagak ada maksud untuk...",
"PERGI LU SEMUA!!!... PERGI DARI RUMAH GUAAAAA!!!!", disini temen-temenku kebingungan, begitu juga Aku. Apa maksudnya dengan rumah Dia?,
"M..maksud lu, Yop?",
"JANGAN COBA-COBA LU AMBIL RUMAH GUA!! KALO LU MACEM-MACEM.......", 'Yopi' melirik kearah kita, itu bener-bener bikin kita takut. Tiba-tiba...
"DIA...JADI MILIK AKU...", suaranya berubah menjadi melengking. 'Dia' merebut kapak di tanganku dan langsung mengacungkannya ke lehernya. 'Dia' mengancam akan menghabisi nyawa Yopi. Lalu,
"Pergi Kamu...Kamu ngapain ngambil anak ini?",
"DIEM KAMU!! KAMU JANGAN MACEM-MACEM SAMA AKU!!", sesepuh pasang badan untuk menghadapi 'Yopi'. Kini, mereka berhadapan satu lawan satu.
Sesepuh mengulur waktu agar beliau bisa melumpuhkan 'Yopi'. Beliau terus mengajaknya bicara sampai...
Akhirnya beliau berhasil meringkus 'Yopi'. Dia rebut kapak dari tangannya. Dibacakannya ayat suci agar sosok di dalam Yopi keluar. Sosok itu menolak untuk dikeluarkan dan terus berusaha melawan sesepuh. Aku dan temen-temen yang lain ikut ngebantu beliau. Kita sempet kewalahan, soalnya 'Yopi' nggak berhenti ngelawan. Sesepuh gak berhenti baca ayat suci buat ngeluarin sosok di dalam tubuh Yopi. Singkatnya, Yopi terbebas dari sosok jahil di dalam dirinya.
Yopi tak sadarkan diri setelah di ruqyah. Pas sadar, ngakunya Dia sama sekali nggak inget apa-apa semenjak pos ronda ditanam pepohonan.
"Beneran lu gak inget apa-apa, Yop?",
"Suer! Gak bo'ong! Terakhir kali Gua inget pas beres nanem doang. Gua aja baru tau ada warung yang kecolongan dari lu", Aku ceritain ke Yopi soal kasus pencurian beberapa hari yang lalu. Yopi mengaku nggak tau apa-apa.
Pasca penebangan pohon, Yopi dan temen-temenku yang sikapnya berubah kembali seperti dulu. Para warga yang merasa sebal dengan Yopi belakangan ini, mulai mendapatkan kepercayaannya lagi. Dan setelah itu, hari-hari pun berjalan dengan mulus.
Eh, Aku jadi lupa...
Aku sempet nanya sama sesepuh. Beliau menceritakan soal daerah pos ronda di masa lalu. Sejak beliau seumuran denganku, daerah pos ronda memang terkenal angker. Dulu, ada sebuah pohon beringin yang konon katanya berpenghuni. Banyak sekali kejadian mistis di sekitarnya, mulai dari anak-anak yang menghilang sehabis main di deket situ, orang kesurupan hingga muncul sosok penampakan disana. Nggak sampe situ, puncaknya ada juga orang dari luar kampung yang dateng ke pohon beringin itu cuma untuk praktek kemusyrikan. Ada aja yang naro sesajen di bawahnya. Karena warga resah, sesepuh yang waktu itu selaku ketua Karang Taruna memutuskan untuk menebang pohon itu. Singkat cerita, pohon itu berhasil ditebang. Dan daerah pos ronda waktu itu masih berupa tanah lapang. Barulah sesepuh mengusulkan agar mendirikan pos ronda di tempat itu. Untungnya, nggak pernah ada lagi orang yang naro sesajen. Nggak ada lagi kasus anak hilang, kesurupan sampe cerita-cerita orang yang ngeliat setan di daerah pos ronda.
Akan tetapi...
Satu persatu keluarga sesepuh meninggal secara misterius. Menyisakan beliau seorang diri. Beliau bercerita kalo kematian anggota keluarganya dadakan. Ya...nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba udah nggak bernyawa. Padahal, mereka tampak sehat-sehat saja sebelum menghembuskan nafas terakhir. Pasca kematian keluarganya, sesepuh bermimpi di datangi oleh 'penunggu' pohon beringin itu. 'Dia' mengutuk sesepuh dengan mengambil jiwa semua keluarganya dan beliau tidak akan pernah mendapatkan keturunan. Beliau mengabaikan mimpi itu, sayangnya, kutukan itu....nyata.
Beliau selalu saja ditinggal mati istri dan anak-anaknya tiap kali beliau menikah. Dan semenjak pernikahan beliau yang terakhir kalinya, beliau hidup sendiri. Beliau tidak tahu gimana cara ngelepas kutukan itu. Sekalipun beliau udah mimpi ketemu 'penunggu' itu, 'Dia' nggak pernah mau nyabut kutukan itu. Setelah meminta bantuan kepada ulama pun, nggak ada hasilnya. Kutukan itu menimpa beliau hingga akhir hayatnya nanti.
Pas Yopi mulai nanem pohon di sekitar pos ronda, kata beliau, si 'penunggu' jadi 'suka' sama Yopi. Gara-gara 'Dia', Yopi berubah. Kata sesepuh, alesan Yopi ngaku-ngaku amnesia, itu karena jiwanya si Yopi dibawa ke alamnya si 'penunggu' itu. Sementara badannya Yopi, dirasuki olehnya. Si 'penunggu' seneng ada yang buatin rumahnya lagi. Itu sebabnya 'Dia' ngambil jiwanya Yopi. Soal kemana perginya si 'penunggu'....
Aku nggak tau...
Jangan-jangan...
'Dia' ada di belakang kalian...
Aku emang enggan untuk ikut, cuman yaa...Aku juga dipaksa sama ortu. Daripada nganggur mantengin layar laptop atau komputer mulu di rumah, mending ikut berorganisasi kata Nyokap. Hhh...ya sudahlah...
Waktu itu, Aku dapet undangan rapat perihal persiapan Agustusan. Ya udah tuh, Aku datang. Pas di lokasi, semua orang ngeliatin Aku dengan tatapan tajam. Cuma Yopi yang menyambutku dengan hangat. Aku pun diperkenalkan oleh Yopi kepada anggota Karang Taruna yang lain. Dan ternyata... mereka menyambutku dengan tangan terbuka. Mereka bersikap ramah kepadaku, begitu juga dengan diriku. Aku punya prinsip, "Anda sopan Saya segan, Anda jahat Saya sikat". Kenapa? Ada masalah?
Rapat berjalan lancar, banyak sekali ide yang diutarakan oleh Kami, kemudian, Yopi selaku Ketua yang menyimpulkan. Pada saat hari-H, acara berjalan sesuai rencana. Dan ini adalah awal dari diriku yang baru dan keberhasilan Karang Taruna dalam melakukan tugasnya.
Aku jadi pribadi yang lebih terbuka dan mulai belajar bergaul. Aku seringkali di ajak oleh Yopi dan temen-temenku yang lain dari anak-anak Karang Taruna. Biasanya Kami membantu tugas baik Pak RT maupun Pak RW, menolong tetangga seperti yang mau pindahan atau lahiran, dan yang terakhir...nongkrong.
Jangan kira kita kerjaannya bantu-bantu doang nggak di bayar, udah jelas kita di bayar buat itu. Apalagi kalo tugasnya ada kaitannya sama pemerintahan kampung. Kita nongkrong cuma buat seneng-seneng aja sehabis tugas. Biasanya kita nongkrong di pos ronda. Waktu itu, cuma ada pos ronda doang, sekarang udah ada pepohonan di sekitarnya. Jadi kalo nongkrong siang bolong nggak bakalan kepanasan. Semenjak ditanamnya pepohonan, Yopi yang lebih sering duduk di bawah rimbunnya pepohonan. Apalagi pohon mangga. Adem banget.
Disini permasalahan berawal...
Sebelum pos ronda ditanami pepohonan di sekitarnya, kami anak-anak Karang Taruna bersama Pak RT dan Pak RW, mengadakan rapat dan sosialisasi dengan warga. Mayoritas setuju, kecuali...satu orang. Beliau bisa dibilang sesepuh di kampung, beliau sudah hapal betul dengan kampung. Katanya, ada beberapa tempat di kampung yang tidak boleh diubah, misalnya didirikan bangunan atau rumah dan ditanami tanaman. Setelah mendapat informasi dari beliau, warga mulai berubah pikiran. Mereka sangat menghormati beliau dan menyetujui ucapannya. Yopi selaku ketua dan pencetus ide tersebut memberikan pengertian kepada sesepuh tersebut. Namun, beliau bersikukuh untuk menolak usulan tersebut. Karena tidak ingin berdebat, beliau meninggalkan tempat pertemuan, disusul oleh warga yang sepemikiran dengan beliau. Hanya sedikit yang setuju. Dan karena Pak RT dan Pak RW setuju dengan usulan Yopi, maka.... hasilnya bisa kalian baca lagi ceritanya di atas.
Rasanya semenjak ada pepohonan itu, ada beberapa dari temen-temenku yang sikapnya... sedikit berubah. Mereka jadi pemalas. Tidak seperti biasanya. Apalagi Yopi, Dia yang biasanya lebih aktif dan rajin, kini berubah 180°. Tapi... kalau dibandingin sama yang lain, Yopi yang paling parah sih. Puncaknya, ketika satu waktu, Aku mengajak temen-temen yang lain buat ke masjid, berhubung waktu itu udah masuk waktu shalat Maghrib. Eh, si Yopi malah enak-enakan tidur di pos ronda. Ya udah deh, kita tinggal aja itu anak. Kalau kata orang tua dulu, pamali tidur di waktu Maghrib. Cuman yaa...gimana lagi? Orang mau diajak Dia udah ngorok?
Semenjak itu, Yopi berubah semakin jauh. Kalau bisa dibilang...Dia mulai jadi bad influence buat kita-kita selaku anak-anak Karang Taruna. Diajakin tugas bantu-bantu warga...ogah. Disuruh Pak RT aja ogah apalagi Pak RW. Jadinya Aku yang disuruh-suruh. Tapi untungnya temen-temen yang lain masih pada mau diajak.
Satu waktu, Aku sempet nguping omongan warga kalo ada kasus pencurian di malam sebelumnya. Wah, tumben nih? Seumur hidup Aku tinggal di kampung baru kali ini ada kejadian pencurian. Dari situ, Aku langsung minta konfirmasi sama warga sebelum dilaporin ke Pak RT. Dan ternyata, bener apa kata warga. Kejadiannya menimpa salah satu warung di kampung. Pas Aku tanyain si pemilik warung, Dia sendiri nggak tau dan gak ngerti gimana ceritanya uangnya bisa ilang. Katanya, Dia lagi ngitung duit, pas lagi milah-milah uang belanja sama uang penghasilan...... simsalabim, menghilang begitu saja. Ngilangnya itu, dalam sekali kedipan mata katanya. Terus terang...agak aneh sih. Masa iya duit bisa ngilang secepat itu? Kayaknya Aku harus jadi Conan Edogawa deh.
Semenjak kejadian pencurian itu, keadaan kampung mulai tidak aman. Satu persatu warga mulai menjadi korban. Penjagaan dan pengamanan di kampung sudah diperketat berdasarkan saran Pak RW. Namun tetap saja, tidak ada yang bisa menangkap si pencuri.
Hingga suatu hari, salah satu temenku berpendapat kalau itu semua ada hubungannya dengan ucapan sesepuh kampung. Ehhh...serius nih? Emang dengan hal klenik seperti itu berpengaruh? Hmph, sebaiknya...kita coba. Oh ya, sebagai informasi, semenjak kasus pencurian di kampung merajalela, Aku dan temen-temenku sesama anggota Karang Taruna nggak pernah ngeliat batang hidungnya si Yopi. Sebenernya sih, Aku udah males sama Dia. Nyebelin banget, disuruh atau diajak apa-apa rese. Akhirnya, kita putuskan untuk mendatangi rumah sesepuh kampung. Kita tanyain tuh ke beliau, ternyata jawabannya nggak jauh-jauh dari ucapannya waktu rapat.
"Ini semua gara-gara pos ronda mulai ditanam sama pepohonan. Ada yang nggak suka tempat itu diotak-atik seenaknya. Ini semua usulan si Yopi kan?", kita manggut-manggut, "Kalo menurut penerawangan Saya... mereka ngincar si Yopi. Dan sekarang... mereka udah dapetin si Yopi...", ada yang tercengang dan ada yang kebingungan. Kalo Aku, termasuk yang kebingungan,
"Maksud Bapak?", tanyaku,
"...Yang Saya maksud adalah...."
"Bapak yakin sama ini?",
"Ya. Mau nggak mau kita harus tebang semua pepohonan yang ada disini",
"Oke...kalo gitu....Bismillah...",
"TUNGGUUUUU!!!!", waktu kita disuruh sesepuh buat nebang pohon di sekitar pos ronda, tiba-tiba Yopi datang kayak abis dikejer-kejer orang. Dia mencegah kita buat nebang pohon itu,
"Yop, sorry...ane kagak ada maksud untuk...",
"PERGI LU SEMUA!!!... PERGI DARI RUMAH GUAAAAA!!!!", disini temen-temenku kebingungan, begitu juga Aku. Apa maksudnya dengan rumah Dia?,
"M..maksud lu, Yop?",
"JANGAN COBA-COBA LU AMBIL RUMAH GUA!! KALO LU MACEM-MACEM.......", 'Yopi' melirik kearah kita, itu bener-bener bikin kita takut. Tiba-tiba...
"DIA...JADI MILIK AKU...", suaranya berubah menjadi melengking. 'Dia' merebut kapak di tanganku dan langsung mengacungkannya ke lehernya. 'Dia' mengancam akan menghabisi nyawa Yopi. Lalu,
"Pergi Kamu...Kamu ngapain ngambil anak ini?",
"DIEM KAMU!! KAMU JANGAN MACEM-MACEM SAMA AKU!!", sesepuh pasang badan untuk menghadapi 'Yopi'. Kini, mereka berhadapan satu lawan satu.
Sesepuh mengulur waktu agar beliau bisa melumpuhkan 'Yopi'. Beliau terus mengajaknya bicara sampai...
Akhirnya beliau berhasil meringkus 'Yopi'. Dia rebut kapak dari tangannya. Dibacakannya ayat suci agar sosok di dalam Yopi keluar. Sosok itu menolak untuk dikeluarkan dan terus berusaha melawan sesepuh. Aku dan temen-temen yang lain ikut ngebantu beliau. Kita sempet kewalahan, soalnya 'Yopi' nggak berhenti ngelawan. Sesepuh gak berhenti baca ayat suci buat ngeluarin sosok di dalam tubuh Yopi. Singkatnya, Yopi terbebas dari sosok jahil di dalam dirinya.
Yopi tak sadarkan diri setelah di ruqyah. Pas sadar, ngakunya Dia sama sekali nggak inget apa-apa semenjak pos ronda ditanam pepohonan.
"Beneran lu gak inget apa-apa, Yop?",
"Suer! Gak bo'ong! Terakhir kali Gua inget pas beres nanem doang. Gua aja baru tau ada warung yang kecolongan dari lu", Aku ceritain ke Yopi soal kasus pencurian beberapa hari yang lalu. Yopi mengaku nggak tau apa-apa.
Pasca penebangan pohon, Yopi dan temen-temenku yang sikapnya berubah kembali seperti dulu. Para warga yang merasa sebal dengan Yopi belakangan ini, mulai mendapatkan kepercayaannya lagi. Dan setelah itu, hari-hari pun berjalan dengan mulus.
Eh, Aku jadi lupa...
Aku sempet nanya sama sesepuh. Beliau menceritakan soal daerah pos ronda di masa lalu. Sejak beliau seumuran denganku, daerah pos ronda memang terkenal angker. Dulu, ada sebuah pohon beringin yang konon katanya berpenghuni. Banyak sekali kejadian mistis di sekitarnya, mulai dari anak-anak yang menghilang sehabis main di deket situ, orang kesurupan hingga muncul sosok penampakan disana. Nggak sampe situ, puncaknya ada juga orang dari luar kampung yang dateng ke pohon beringin itu cuma untuk praktek kemusyrikan. Ada aja yang naro sesajen di bawahnya. Karena warga resah, sesepuh yang waktu itu selaku ketua Karang Taruna memutuskan untuk menebang pohon itu. Singkat cerita, pohon itu berhasil ditebang. Dan daerah pos ronda waktu itu masih berupa tanah lapang. Barulah sesepuh mengusulkan agar mendirikan pos ronda di tempat itu. Untungnya, nggak pernah ada lagi orang yang naro sesajen. Nggak ada lagi kasus anak hilang, kesurupan sampe cerita-cerita orang yang ngeliat setan di daerah pos ronda.
Akan tetapi...
Satu persatu keluarga sesepuh meninggal secara misterius. Menyisakan beliau seorang diri. Beliau bercerita kalo kematian anggota keluarganya dadakan. Ya...nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba udah nggak bernyawa. Padahal, mereka tampak sehat-sehat saja sebelum menghembuskan nafas terakhir. Pasca kematian keluarganya, sesepuh bermimpi di datangi oleh 'penunggu' pohon beringin itu. 'Dia' mengutuk sesepuh dengan mengambil jiwa semua keluarganya dan beliau tidak akan pernah mendapatkan keturunan. Beliau mengabaikan mimpi itu, sayangnya, kutukan itu....nyata.
Beliau selalu saja ditinggal mati istri dan anak-anaknya tiap kali beliau menikah. Dan semenjak pernikahan beliau yang terakhir kalinya, beliau hidup sendiri. Beliau tidak tahu gimana cara ngelepas kutukan itu. Sekalipun beliau udah mimpi ketemu 'penunggu' itu, 'Dia' nggak pernah mau nyabut kutukan itu. Setelah meminta bantuan kepada ulama pun, nggak ada hasilnya. Kutukan itu menimpa beliau hingga akhir hayatnya nanti.
Pas Yopi mulai nanem pohon di sekitar pos ronda, kata beliau, si 'penunggu' jadi 'suka' sama Yopi. Gara-gara 'Dia', Yopi berubah. Kata sesepuh, alesan Yopi ngaku-ngaku amnesia, itu karena jiwanya si Yopi dibawa ke alamnya si 'penunggu' itu. Sementara badannya Yopi, dirasuki olehnya. Si 'penunggu' seneng ada yang buatin rumahnya lagi. Itu sebabnya 'Dia' ngambil jiwanya Yopi. Soal kemana perginya si 'penunggu'....
Aku nggak tau...
Jangan-jangan...
'Dia' ada di belakang kalian...
0
470
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan