- Beranda
- Komunitas
- News
- SINDOnews.com
Perusahaan Raksasa Sepatu Desak Trump Hentikan Perang Dagang
TS
sindonews.com
Perusahaan Raksasa Sepatu Desak Trump Hentikan Perang Dagang

NEW YORK - Beberapa perusahaan sepatu terbesar di dunia mendesak Donald Trump untuk mengakhiri perang perdagangan Amerika Serikat (AS) versus China, dimana mereka juga memperingatkan efek 'bencana' kepada konsumen. Sebuah surat yang ditandatangani oleh 173 perusahaan, termasuk Nike dan Adidas mengatakan keputusan presiden untuk menaikkan tarif impor akan memengaruhi kelas pekerja.
Para perusahaan tersebut seperti dilansir BBC, juga memperingatkan bahwa pungutan yang lebih tinggi mengancam masa depan beberapa sektor bisnis. Trump mengutarakan, bahwa defisit perdagangan dengan China telah merugikan ekonomi AS.
Seperti diketahui Presiden AS Donald Trump belum lama ini kembali meningkatkan pungutan impor China senilai USD200 miliar atau lebih tinggi dari tarif semula 10% menjadi 25% setelah Washington dan Beijing gagal mencapai kesepakatan perdagangan. China lantas membalas dengan mengumumkan rencana untuk menaikkan pungutan atas impor AS sebesar USD60 miliar mulai 1 Juni.
Baca Juga:
- Dua Hari, Aliran Modal Asing Lewat SBN Capai Rp1,7 Triliun
- Menakar Kans Buwas Masuk Jajaran Menteri di Kabinet Jokowi-Amin
- Rupiah Berkibar 45 Poin ke Level Rp14.480/USD
Perusahaan sepatu yang menandatangani petisi mengakhiri perang dagang itu, termasuk Dr Martens dan Converse yang mengutarakan bahwa tarif rata-rata untuk alas kaki adalah 11,3% namun dalam beberapa kasus dapat mencapai setinggi 67,5%. "Ditambah kenaikan pajak 25% di atas tarif ini akan berarti beberapa keluarga Amerika yang bekerja dapat membayar hampir 100% bea pada sepatu mereka," tulis perusahaan.
"Ini tidak terduga. Sudah saatnya untuk mengakhiri perang dagang ini," desak perusahaan. Sementara ketika Trump menaikkan tarif bea impor awal bulan ini, Ia mengatakan kepada perusahaan-perusahaan bahwa mereka dapat mengurangi biaya dengan mengalihkan produksi ke AS.
Namun, produsen sepatu dan peritel mengatakan untuk memindahkan sumber dari China membutuhkan waktu dan perencanaan. "Alas kaki adalah industri yang sangat padat modal, dengan bertahun-tahun perencanaan yang diperlukan untuk membuat keputusan, dan perusahaan tidak dapat dengan mudah memindahkan pabrik untuk menyesuaikan dengan perubahan ini," papar pihak perusahaan.
Sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/140...ang-1558611340
---
Kumpulan Berita Terkait :
-
Perusahaan Raksasa Sepatu Desak Trump Hentikan Perang Dagang-
Pemilu Usai, Travel Agent Optimistis Wisata Menggeliat-
Industri Manufaktur Sumbang Signifikan ke PMA dan PMDNnona212 memberi reputasi
1
256
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan