- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Travellers
Baca Gan, inilah 7 Fakta dan Sejarah Tari Kecak yang Sarat Unsur Magis


TS
verdian56
Baca Gan, inilah 7 Fakta dan Sejarah Tari Kecak yang Sarat Unsur Magis
Tari Kecak Bali - Pernahkah kamu mendengar tentang Tari Kecak? Barangkali tarian ini sudah tidak terdengar asing lagi. Tari tradisional Pulau Dewata ini kerap dipentaskan oleh puluhan penari laki-laki yang mengelilingi perapian. Penari tersebut kemudian akan dilengkapi oleh penari lainnya yang menari di bagian tengah.
Kalau kamu berkunjung ke Bali, Tari Kecak merupakan atraksi wisata yang tak boleh dilewatkan. Kamu tidak akan pernah menemukan penampilan yang lebih magis dari tarian ini di tempat lain. Nah, kesakralan dan nilai seni tari ini memang selalu memantik rasa penasaran wisatawan lokal maupun internasional. Untuk tahu lebih detail, berikut adalah sejumlah fakta unik tentang Tari Kecak.
1. Diciptakan Sejak 1930 dan Dipopulerkan Seniman Jerman ke Mancanegara
Tarian legendaris ini ternyata diciptakan sejak tahun 1930 silam oleh seniman tari asal Bali, Wayan Limbak. Pria kelahiran 1897 tersebut menciptakan mahakarya tari dengan berkolaborasi bersama seniman lukis dan musik berkebangsaan Jerman, Walter Spies. Seniman internasional itulah yang kemudian mempopulerkan Tarian ini ke dunia mancanegara.
Ide Wayan Limbak dalam melahirkan Tari Kecak terinspirasi dari Tari Sanghyang. Tari religius untuk menolak bala tersebut dimodifikasi menjadi Tari Kecak hingga dikenal seperti sekarang ini.
2. Latar Cerita dari Epos Ramayana

Kisah yang dituturkan dalam Tari Kecak ternyata berasal pula dari epos Ramayana. Epos India tersebut berkisah tentang raksasa Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Rama beserta pasukannya kemudian berusaha untuk menyelamatkan sang permaisuri. Epos ini mengandung berbagai pesan, seperti keberanian, kesetiaan pada pasangan, dan strategi dalam menghadapi musuh.
3. Mengandung Nilai Moral untuk Penonton
Kisah Ramayana yang dilakonkan dalam tari tradisional ini dapat mengajarkan banyak hal. Di antaranya kesetiaan Dewi Sinta sebagai istri, sikap sabar Rama dalam menghadapi cobaan, rela berkorban Jathayu bagi yang membutuhkan pertolongan. Tak hanya itu, lakon ini juga menunjukkan sikap baik hati Hanoman serta imbauan agar tidak menanam sifat serakah seperti Rahwana.
4. Nilai Kesakralan Ritual dalam Setiap Gerakan
Tari Kecak atau disebut pula tari api merupakan pertunjukan hiburan massal. Tarian ini pun kerap dipersembahkan dalam merayakan upacara keagamaan atau hari raya tertentu. Dalam setiap gerakannya, para penari menampilkan kesakralan ritual. Di antaranya, gerakan tersebut berupa ritual pemanggilan dewa-dewi ataupun roh leluhur yang disucikan. Timbal baliknya, roh tersebut akan datang memberikan nasihat dan pesan melalui penari sebagai mediator. Gerakan yang tak kalah mengagumkan adalah saat para penari membakar dirinya dengan api yang berada di tengah-tengah api. Namun, menariknya, penari tersebut memiliki kekebalan sehingga tidak terbakar.
5. Bernilai Seni Tinggi
Tidak bisa diragukan lagi kalau tari yang dibawakan oleh 70 penari laki-laki ini mengandung nilai seni yang begitu tinggi. Gerakan yang dilakonkan penarinya dalam mementaskan epos Ramayana tampak seirama dengan suara “cak cak cak”. Para wisatawan pastinya terkesima dengan penampilan tersebut, meskipun bukan beragama Hindu. Pokoknya rugi deh kalau ke Bali tapi tidak menyaksikan langsung pertunjukan memukau ini.
6. Tanpa Alat Musik, Hanya Mengandalkan Suara Penari

Berbeda dengan tari pada umumnya, Tari Kecak tampil begitu unik karena tidak diiringi oleh instrumen musik apapun. Satu-satunya sumber iringan utama adalah suara penari langsung yang meneriakkan “cak cak cak” berulang kali. Suara penari yang membentuk formasi lingkaran tersebut menimbulkan kesan yang tak kalah memukau dengan bantuan iringan alat musik tertentu. Justru, suara “cak cak cak” semakin menambah nilai seni dan nilai magis yang terkandung dalam tarian tradisional ini.
7. Rekor MURI dengan Penari Kecak Terbanyak
Pertunjukan Tari Kecak di Pantai Berawa pada 25 Februari 2018 lalu akhirnya berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Penampilan tersebut diperankan oleh penari sebanyak 5.555 siswa dan siswi di Kabupaten Badung, Bali. Bukan hanya soal angkanya, raihan rekor ini juga karena Tarian khas bali ini merupakan tarian unik yang hanya dimiliki oleh Indonesia. sebelumnya, rekor penari Tari Kecak terbanyak ialah pada 26 September 2006 lalu dengan 5.000 penari di Tanah Lot.
Tempat Menonton Tari Kecak di Bali
Terdapat beragam pilihan destinasi yang dapat menjadi tempat menonton Tari Kecak di Pulau Dewata. Sambil menunggu momen sunset, kamu bisa menyaksikan Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu. Alternatif lainnya adalah Tanah Lot yang terkenal dengan pura di atas pulau karangnya. Tak hanya itu, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Pura Dalem Ubud, dan Batu Bulan juga menjadwalkan agenda pertunjukan tari kecak. Pertunjukan tari kecak di tempat tersebut memiliki waktunya masing-masing. Pura Luhur Uluwatu, misalnya, menampilkan tari kecak pada sekitar pukul 18.00-19.00 WITA.
Itulah beberapa fakta menarik terkait Tari Kecak yang wajib kamu ketahui. Jadi makin penasaran, kan, untuk menyaksikan langsung pertunjukan tarian sakral ini.
Sumber : Blog Tripcetera | Tripcetera
Kalau kamu berkunjung ke Bali, Tari Kecak merupakan atraksi wisata yang tak boleh dilewatkan. Kamu tidak akan pernah menemukan penampilan yang lebih magis dari tarian ini di tempat lain. Nah, kesakralan dan nilai seni tari ini memang selalu memantik rasa penasaran wisatawan lokal maupun internasional. Untuk tahu lebih detail, berikut adalah sejumlah fakta unik tentang Tari Kecak.
1. Diciptakan Sejak 1930 dan Dipopulerkan Seniman Jerman ke Mancanegara
Tarian legendaris ini ternyata diciptakan sejak tahun 1930 silam oleh seniman tari asal Bali, Wayan Limbak. Pria kelahiran 1897 tersebut menciptakan mahakarya tari dengan berkolaborasi bersama seniman lukis dan musik berkebangsaan Jerman, Walter Spies. Seniman internasional itulah yang kemudian mempopulerkan Tarian ini ke dunia mancanegara.
Ide Wayan Limbak dalam melahirkan Tari Kecak terinspirasi dari Tari Sanghyang. Tari religius untuk menolak bala tersebut dimodifikasi menjadi Tari Kecak hingga dikenal seperti sekarang ini.
2. Latar Cerita dari Epos Ramayana
Kisah yang dituturkan dalam Tari Kecak ternyata berasal pula dari epos Ramayana. Epos India tersebut berkisah tentang raksasa Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Rama beserta pasukannya kemudian berusaha untuk menyelamatkan sang permaisuri. Epos ini mengandung berbagai pesan, seperti keberanian, kesetiaan pada pasangan, dan strategi dalam menghadapi musuh.
3. Mengandung Nilai Moral untuk Penonton
Kisah Ramayana yang dilakonkan dalam tari tradisional ini dapat mengajarkan banyak hal. Di antaranya kesetiaan Dewi Sinta sebagai istri, sikap sabar Rama dalam menghadapi cobaan, rela berkorban Jathayu bagi yang membutuhkan pertolongan. Tak hanya itu, lakon ini juga menunjukkan sikap baik hati Hanoman serta imbauan agar tidak menanam sifat serakah seperti Rahwana.
4. Nilai Kesakralan Ritual dalam Setiap Gerakan
Tari Kecak atau disebut pula tari api merupakan pertunjukan hiburan massal. Tarian ini pun kerap dipersembahkan dalam merayakan upacara keagamaan atau hari raya tertentu. Dalam setiap gerakannya, para penari menampilkan kesakralan ritual. Di antaranya, gerakan tersebut berupa ritual pemanggilan dewa-dewi ataupun roh leluhur yang disucikan. Timbal baliknya, roh tersebut akan datang memberikan nasihat dan pesan melalui penari sebagai mediator. Gerakan yang tak kalah mengagumkan adalah saat para penari membakar dirinya dengan api yang berada di tengah-tengah api. Namun, menariknya, penari tersebut memiliki kekebalan sehingga tidak terbakar.
5. Bernilai Seni Tinggi
Tidak bisa diragukan lagi kalau tari yang dibawakan oleh 70 penari laki-laki ini mengandung nilai seni yang begitu tinggi. Gerakan yang dilakonkan penarinya dalam mementaskan epos Ramayana tampak seirama dengan suara “cak cak cak”. Para wisatawan pastinya terkesima dengan penampilan tersebut, meskipun bukan beragama Hindu. Pokoknya rugi deh kalau ke Bali tapi tidak menyaksikan langsung pertunjukan memukau ini.
6. Tanpa Alat Musik, Hanya Mengandalkan Suara Penari
Berbeda dengan tari pada umumnya, Tari Kecak tampil begitu unik karena tidak diiringi oleh instrumen musik apapun. Satu-satunya sumber iringan utama adalah suara penari langsung yang meneriakkan “cak cak cak” berulang kali. Suara penari yang membentuk formasi lingkaran tersebut menimbulkan kesan yang tak kalah memukau dengan bantuan iringan alat musik tertentu. Justru, suara “cak cak cak” semakin menambah nilai seni dan nilai magis yang terkandung dalam tarian tradisional ini.
7. Rekor MURI dengan Penari Kecak Terbanyak
Pertunjukan Tari Kecak di Pantai Berawa pada 25 Februari 2018 lalu akhirnya berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Penampilan tersebut diperankan oleh penari sebanyak 5.555 siswa dan siswi di Kabupaten Badung, Bali. Bukan hanya soal angkanya, raihan rekor ini juga karena Tarian khas bali ini merupakan tarian unik yang hanya dimiliki oleh Indonesia. sebelumnya, rekor penari Tari Kecak terbanyak ialah pada 26 September 2006 lalu dengan 5.000 penari di Tanah Lot.
Tempat Menonton Tari Kecak di Bali
Terdapat beragam pilihan destinasi yang dapat menjadi tempat menonton Tari Kecak di Pulau Dewata. Sambil menunggu momen sunset, kamu bisa menyaksikan Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu. Alternatif lainnya adalah Tanah Lot yang terkenal dengan pura di atas pulau karangnya. Tak hanya itu, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Pura Dalem Ubud, dan Batu Bulan juga menjadwalkan agenda pertunjukan tari kecak. Pertunjukan tari kecak di tempat tersebut memiliki waktunya masing-masing. Pura Luhur Uluwatu, misalnya, menampilkan tari kecak pada sekitar pukul 18.00-19.00 WITA.
Itulah beberapa fakta menarik terkait Tari Kecak yang wajib kamu ketahui. Jadi makin penasaran, kan, untuk menyaksikan langsung pertunjukan tarian sakral ini.
Sumber : Blog Tripcetera | Tripcetera


tien212700 memberi reputasi
1
2.8K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan