Selain kurma dan kolak, ada satu makanan yang selalu saya cari saat bulan puasa. Bahkan tiap pulang kampung saat ramadhan, pasti saya beka- belain nyari makanan yang satu ini. Si hitam pedas kraca atau keong sawah, tapi bukan keong mas yang kuning itu ya, ini sejenis keong yang ukurannya lebih kecil dengan warna hitam. Banyak terdapat di persawahan/ di sungai. Saya lebih suka yang ukurannya kecil daripada yang besar.
Di Purwokerto setiap bulan ramadhan, hampir tiap lapak penjual takjil menyediakan masakan kraca gansis, rasa kuah pedasnya mantap abis. Selama di perantauan ngga pernah liat ada yang jual kraca, entah apakah hanya umum di Purwokerto atau di daerah gansis juga ada?

Kraca merupakan sejenis keong yang hidup dipersawahan berukuran kecil dengan warna hitam/coklat kehitaman. Bagi petani kraca merupakan hama tanaman di sawah,jadi biasanya diambil untuk dibuang begitu saja.
Padahal sebenarnya bisa diolah menjadi makanan yang rasanya enak banget, apalagi dipadukan dengan bumbu rempah yang pas. Selain itu kraca juga mengandung protein yang tinggi juga rendah kolesterol gansis. Tentang hukum memakannya setau ane oleh MUI sudah dinyatakan boleh dimakan. Tapi tentang hukum, kembali pada keprcayaan masing-masing ya gansis. Bukan hak ane untuk memaksakan pendapat.



Memasak kraca bukan hal yang mudah gansis, butuh proses yang lama. Untuk pencucian bisa sampai 3 atau 4 kali bilas, lalu direndam semalaman, dan harus beberapakali dicuci bilas lagi sampai benar-benar bersih. Sebelumnya ujungnya harus dititiki/dipecah bagian bawahnya. Harus satu-satu gansis, bayangkan satu kilo ada berapa biji.
Proses selanjutnya memasak, bumbu yang banyak dan pencucian sampai bersih harus sangat diperhatikan agar rasa anyir kraca hilang. Perebusan juga bisa sampai berjam-jam sampai daging kraca lunak dan daging mudah lepas dari cangkangnya.



Bila semua proses dilakukan dengan benar maka akan dihasilkan kraca yang super enak. Dijamin bikin pingin lagi deh, kalau gansis baru pertama ingin nyobain, carilah yang benar-benar terbukti enak. Karena bila proses pemasakannya tidak tepat, rasanyapun bisa bikin trauma untuk yang pertama nyoba. Kalau yang udah biasa mah ngga ada kata trauma, paling juga kita nyari penjual yang lain😁.

Selain rasa, yang paling bikin kangen adalah cara makannya gansis, dicucup atau disedot dari cangkang, sensasi dari bumbu kuah dan dagingnya jadi nambah nendang, nyummy lahh. Tapi buat yang tidak terbiasa dengan cara begitu, bolehlah pakai tusuk gigi untuk mengambil daging kracanya. Meski menurut saya rasa kuahnya jadi kurang berasa. Yang bikin enak tuh rasa bumbunya saat disruput.

Bicara rasa, kurang lengkap kalau tanpa resep ya, ini resep dasarnya,takaran bumbu boleh sesuai selera masing- masing

Bahan:
• 1kg kraca
• 4 btg sereh
• Jahe, laos, kunyit
• Cabe rawit sesuai selera
• Santan cair secukupnya
• 2 liter air
• 5 bawang putih
• 10 bawang merah
• Gula merah, garam, daun salam

Cara membuat :

1. Bersihkan kraca
2. Cabe rawit,bawang putih, bawang merah, kunyit haluskan lalu ditumis
3. Masukkan salam, sereh, laos
4. Setelah tumisan harum masukkan air putih sampai mendidih
5. Masukkan kraca tunggu sekitar 20menit dengan api sedang lalu campurkan santan secukupnya
6. Berikan garam, bumbu penyedap, gula merah sampai rasanya pas
7. Masak sampai matang/ daging lunak

Meskipun proses panjang tapi bila memasak sendiri tentu gansis bisa lebih terjamin rasa dan kehigienisannya. Bila tidak memungkinkan beli saja seperti saya😁

Demikian sekilas tentang makanan khas ramadhan yang selalu ada di kota saya, mungkin di kota gansis juga ada?
Untuk yang suka, hayuk kita cari buat buka nanti sekalian ngabuburit yaa

Selamat puasa