- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pembangunan Bendungan dan Embung demi Menjamin Ketersediaan Air Petani


TS
babygani86
Pembangunan Bendungan dan Embung demi Menjamin Ketersediaan Air Petani
Presiden Joko Widodo menyentil ketertinggalan Indonesia dalam pembangunan infrastruktur waduk dan bendungan. Indonesia memiliki curah hujan cukup tinggi, tapi tidak menjamin ketersediaan air bagi sektor pertanian. Kita perlu banyak bendungan dan waduk.
Sebagai gambaran, pada 2014 Indonesia memiliki 231 bendungan dan waduk. Angka tersebut kalah jauh dari Cina yang punya 11.000 waduk dan bendungan, sementara India memiliki 1.500 waduk, Amerika dengan 6.100 waduk, serta Jepang punya 3.000 waduk dan bendungan.

Presiden menyebutkan masalah kekeringan dan kemarau panjang harus segera diatasi. Bendungan akan menjamin ketersediaan air dan ketahanan pangan Indonesia. Tidak akan mungkin kita jadi bangsa yang berdaulat di bidang pangan, kalau jumlah bendungan dan saluran irigasi yang mengaliri lahan-lahan pertanian kita di seluruh penjuru Tanah Air sangat terbatas.
Pada kurun 2015-2019 pemerintahan Jokowi menargetkan pembangunan 65 bendungan yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, 65 bendungan tersebut ditargetkan menambah ketersediaan pasokan air di Indonesia menjadi 19, 1 miliar meter kubik, dari sebelumnya 12,6 miliar meter kubik.
Penambahan volume air akan memberi pengaruh terhadap luasan areal irigasi. Seperti diketahui, dari luasan 7,1 juta hektare sawah di Indonesia sebanyak 760.000 hektare awn sekitar 10% berasal dari irigasi sumber air bendungan. Sisanya berasal dari air nonhendungan seperti tadah hujan.
Dengan rampungnya 65 bendungan tersebut, maka luasan sawah yang mendapat air dari bendungan bertambah 173.000 hektar atau meningkat 133% dari pasokan air yang bersumber dari bendungan. Sumber-sumber baru itu diharapkan memenuhi kebutuhan air untuk sektor pertanian sepanjang tahun. Petani kita dapat menanam dua-tiga kali musim tanam.

Tak hanya bendungan, pemerintah juga turut merekonstruksi beberapa waduk menjadi bendungan Daerah Irigasi (DI). Tujuannya untuk menjaga distribusi air ke areal persawahan yang menjadi sumber ketahanan pangan nasional. Presiden Jokowi selalu menekankan pengerjaan bendungan harus disertakan dengan pembangunan jaringan irigasi.
Pembangunan bendungan juga turut digencarkan di kawasan timur Indonesia, yaitu di Kalimantan (lima bendungan), Sulawesi (sembilan bendungan), lalu di Papua dan Maluku masing-masing Satu bendungan.
Selain bendungan, pemerintah juga menggenjot pembangunan embung di pedesaan. Empat tahun terakhir, Kementerian PUPR telah berhasil membangun 949 unit embung. Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan pembangunan embung sebanyak 104 unit. Sehingga, total target pembangunan menjadi 1.053 embung.
Keberadaan embung, selain dipergunakan untuk irigasi sawah, juga untuk konservasi air yang dapat digunakan sebagai sumber air bakau pada musim kemarau. Di beberapa daerah masih terdapat masyarakat yang masih kesulitan memperoleh air bersih. Kementerian PUPR berupaya menyediakan infrastruktur salah satunya melalui pembangunan embung.

Per 1 Maret 2019, pemerintah sudah menyelesaikan 17 pembangunan bendungan yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Dari jumlah itu, ada program terdahulu yang diselesaikan supaya tidak mangkrak dan selebihnya merupakan bendungan baru. Pembangunan bendungan-bendungan itu penting untuk menjaga ketahanan air dan irigasi premium. Irigasi premium adalah irigasi yang airnya dijamin oleh waduk, agar bisa menanam di musim kemarau. Karena waduk menampung air.
Pembangunan waduk secara teoretis mampu mereduksi banjir 13.000 meter kubik per detik, meningkatkan pasokan air baku sebesar 70 meter kubik per detik, serta tenaga listrik yang dihasilkan sebesar 364 megawatt. Selain itu, waduk juga dapat digunakan untuk kepentingan perikanan dan pariwisata. Tapi pengalaman di waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur, air menjadi keruh karena makanan ikan tidak semua, jadi beracun.
Ada keberhasilan, ada tantangan. Selama ini kendala klasik yang terdapat pada pembangunan jaringan irigasi merupakan masalah sosial seperti pembebasan lahan, juga persoalan pasca bendungan seperti aspek pemeliharaan dan operasi. Operasi penting karena fungsi pengendalian banjir, jadi ada operator yang menjaga bendungan. Termasuk kegiatan pemeliharaannya, karena ini juga meyangkut keamanan bendungan.
Sebagai gambaran, pada 2014 Indonesia memiliki 231 bendungan dan waduk. Angka tersebut kalah jauh dari Cina yang punya 11.000 waduk dan bendungan, sementara India memiliki 1.500 waduk, Amerika dengan 6.100 waduk, serta Jepang punya 3.000 waduk dan bendungan.

Presiden menyebutkan masalah kekeringan dan kemarau panjang harus segera diatasi. Bendungan akan menjamin ketersediaan air dan ketahanan pangan Indonesia. Tidak akan mungkin kita jadi bangsa yang berdaulat di bidang pangan, kalau jumlah bendungan dan saluran irigasi yang mengaliri lahan-lahan pertanian kita di seluruh penjuru Tanah Air sangat terbatas.
Pada kurun 2015-2019 pemerintahan Jokowi menargetkan pembangunan 65 bendungan yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, 65 bendungan tersebut ditargetkan menambah ketersediaan pasokan air di Indonesia menjadi 19, 1 miliar meter kubik, dari sebelumnya 12,6 miliar meter kubik.
Penambahan volume air akan memberi pengaruh terhadap luasan areal irigasi. Seperti diketahui, dari luasan 7,1 juta hektare sawah di Indonesia sebanyak 760.000 hektare awn sekitar 10% berasal dari irigasi sumber air bendungan. Sisanya berasal dari air nonhendungan seperti tadah hujan.
Dengan rampungnya 65 bendungan tersebut, maka luasan sawah yang mendapat air dari bendungan bertambah 173.000 hektar atau meningkat 133% dari pasokan air yang bersumber dari bendungan. Sumber-sumber baru itu diharapkan memenuhi kebutuhan air untuk sektor pertanian sepanjang tahun. Petani kita dapat menanam dua-tiga kali musim tanam.

Tak hanya bendungan, pemerintah juga turut merekonstruksi beberapa waduk menjadi bendungan Daerah Irigasi (DI). Tujuannya untuk menjaga distribusi air ke areal persawahan yang menjadi sumber ketahanan pangan nasional. Presiden Jokowi selalu menekankan pengerjaan bendungan harus disertakan dengan pembangunan jaringan irigasi.
Pembangunan bendungan juga turut digencarkan di kawasan timur Indonesia, yaitu di Kalimantan (lima bendungan), Sulawesi (sembilan bendungan), lalu di Papua dan Maluku masing-masing Satu bendungan.
Selain bendungan, pemerintah juga menggenjot pembangunan embung di pedesaan. Empat tahun terakhir, Kementerian PUPR telah berhasil membangun 949 unit embung. Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan pembangunan embung sebanyak 104 unit. Sehingga, total target pembangunan menjadi 1.053 embung.
Keberadaan embung, selain dipergunakan untuk irigasi sawah, juga untuk konservasi air yang dapat digunakan sebagai sumber air bakau pada musim kemarau. Di beberapa daerah masih terdapat masyarakat yang masih kesulitan memperoleh air bersih. Kementerian PUPR berupaya menyediakan infrastruktur salah satunya melalui pembangunan embung.

Per 1 Maret 2019, pemerintah sudah menyelesaikan 17 pembangunan bendungan yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Dari jumlah itu, ada program terdahulu yang diselesaikan supaya tidak mangkrak dan selebihnya merupakan bendungan baru. Pembangunan bendungan-bendungan itu penting untuk menjaga ketahanan air dan irigasi premium. Irigasi premium adalah irigasi yang airnya dijamin oleh waduk, agar bisa menanam di musim kemarau. Karena waduk menampung air.
Pembangunan waduk secara teoretis mampu mereduksi banjir 13.000 meter kubik per detik, meningkatkan pasokan air baku sebesar 70 meter kubik per detik, serta tenaga listrik yang dihasilkan sebesar 364 megawatt. Selain itu, waduk juga dapat digunakan untuk kepentingan perikanan dan pariwisata. Tapi pengalaman di waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur, air menjadi keruh karena makanan ikan tidak semua, jadi beracun.
Ada keberhasilan, ada tantangan. Selama ini kendala klasik yang terdapat pada pembangunan jaringan irigasi merupakan masalah sosial seperti pembebasan lahan, juga persoalan pasca bendungan seperti aspek pemeliharaan dan operasi. Operasi penting karena fungsi pengendalian banjir, jadi ada operator yang menjaga bendungan. Termasuk kegiatan pemeliharaannya, karena ini juga meyangkut keamanan bendungan.
Spoiler for Referensi:
0
506
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan