- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Sebuah Jurnal


TS
wongnobrain
Sebuah Jurnal

Ane nubi gan, mohon bantuannya ya ane ingin menceritakan perjalanan hidup ane yang terpental pental kesana sini hehe.
Ane lahir di Kab M, pindah ke Kab K yang berjarak 2 jam perjalanan dan rumah ane ini ada di daerah terpelosok

Karena ane baru nulis, mohon kasih masukannya ya
Keep read it!
Spoiler for INDEX:
Awal Perjalanan
Quote:
Rabu pagi,
"priiiiiiit priiiiiiiiiiit priiiiiiiiiiiiiiit"
Pekan Olahraga SD tingkat Kecamatan sedang berlangsung. Terlihat tim sepak bola gugus ane tengah berusaha untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Di lain sisi,
Tim sepak takraw sedang gabut,
"weh, itu si tio lari kenceng amet" kata teman ane (Dul)
"iyalah, anak tentara " jawab ane singkat
Asik melihat lihat sekitar, ane dengan si Dul menuju ke rombongan teman ane yang lain, yang sedang terfokus dengan pertandingan voly putri.
"mantul lehh~" kata temen ane yang bisa dibilang badung (Simbah)
"matanya" sahut kapten tim kita (Dhe)
"tapi bener sih, mulus " tambah Dhe
"hahaha" tawa tim ane
Ane dan Dul hanya memerhatikan dari belakang.
Tak berselang lama, Simbah pun iseng mengambil hp miliknya dan memperlihatkan video dari hp nya ke kita. Agan pernah ngalamin ya pastinya, dimana zaman transfer file/kirim video menggunakan Bluetooth

Dari hp milik Simbah terlihat video orang yang disandera lalu digor*k lehernya

"ih, jijik leh" kata Dhe
"hahahaha, bagus kok" saut Simbah
"hiiiiii" tim ane jijik melihat video tersebut, namun Simbah malah ketawa lihat ekspresi kita. Gila gila.
Cukup lama kita menunggu, pelatih ane pun datang bahwa di pertandingan kali ini di skip karena lawan tidak datang, kita kecewa karena belum memperlihatkan kemampuan kita namun kita juga senang karena lanjut ke babak selanjutnya tanpa bertanding.
Ane dan tim pun pulang ke sekolah menggunakan angkutan umum yang disediakan oleh pihak sekolah. Canda dan tawa di dalam angkutan diiringi dengan pemandangan di sepanjang perjalanan membuat rasa lelah kita seakan hilang. Sampai sekolah tim pun diperbolehkan untuk pulang, sedangkan yang tidak mengikuti POPDA tetap melanjutkan belajar di sekolah

Di perjalanan pulang, seperti biasa ane ditemani Dhe dan Dul karena rumah kita tidak berada di komplek perumahan sekolah.
"aku duluan yo " pamit si Dul yang harus berpisah dengan kita di pinggir jalan karena harus menunggu angkot
"oke ati ati" jawab ane dan Dhe
Tengok kanan kiri menyebrangi jalan raya.
"duluan Boi" teriak Dhe
Ane terus berjalan dan melambaikan tangan ke belakang.
"huuuuuf" ane berhenti menghela nafas sebentar dan berpikir sambil menatap langit yang cerah, akankah seperti ini terus? Lalu ane melanjutkan berjalan pulang.
Sampai dirumah,
Disambut lah ibu ane dan mengajak ame untuk kesekolah lagi,
"ayo kesekolahmu" ajak ibu ane
"ngapain Bu" tanya ane
"kita mau pindahan ke rumah Bapak" jawab Ibu ane
Ane yang saat itu masih bocah, dengan berat hati mengiyakan ajakan Ibu ane tanpa berani membantahnya.
Sampai lah ane di sekolah lagi,
Di ruang kepala sekolah,
"jadi gini bu, saya mau mengajukan surat pindah untuk anak saya" jelas ibu ane
"iya bu, si Boi mau pindah kemana? tanya kepala sekolah ane
"ke ke kampung Bapak " jawab ane malu malu takut
"mau kan ikut ibu? apa disini aja sama nenek kamu, nanti ibu jenguk setiap bulan" kata ibu ane
"hmmmm hmmm" entah kenapa ane nangis waktu itu, "pingin disini aja, tanggung udah kelas 5" terpikir oleh ane. Tapi ane juga gak pengen ibu ane pergi.
Diberilah nasihat oleh kepala sekolah dan ibu ane terus membujuk ane hingga setengah jam berlalu, ane jadi pindah.
Jalan keluar sekolah ane kebetulan harus melewati kelas ane, sampai lah ane depan gerbang dan ada salah satu temen ane (Toni) manggil nama ane.
"Boi" undang Toni, suasana kelas jadi ricuh dan semua orang kelas ngeliatin ane lewat jendela. Tapi ane tetep hadap depan karena malu habis nangis dan ibu ane nyuruh ane ngomong.
"itu dipanggil " ujar ibu ane
"ah, malu bu" jawab ane
"Boi mau pindah besok" teriak ibu ane ke Toni
Langsung ane tarik tangan ibu ane agar cepat menuju ke rumah.
Ane anaknya pemalu, pemalu berat

Sampai sabar ibu ane kalo nyuruh ane, beda dengan adek ane dia berani dan aktif padahal perempuan. Ibu ane sering membanding bandingkan ane dengan adek ane. Tapi entah kenapa ane punya temen, ane lupa cara cari temen dulu

Samapilah ane di rumah, ibu dan bapak ane sibuk mengemasi barang bawaan untuk pindah, ane terduduk di teras rumah sambil mendengar alunan gitar om ane.
"mas boi mau pindah, mas boi mau pindah " nyanyi om ane meledek ane
" berisik " sahut ane
Ane sempat berpikir, besok bakal gimana, sekolah baru, tempat tinggal baru, suasana baru. Ane terus terusan berpikir hal yang tidak penting hingga ibu ane menyuruh tidur.
" udah, tidur gih, besok mau berangkat "
tidurlah ane
.
.
.
.
Diubah oleh wongnobrain 16-05-2019 23:08
0
631
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan