- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
2 Penambang emas liar tewas di Gunung Pongkor


TS
BeritagarID
2 Penambang emas liar tewas di Gunung Pongkor

Seorang penambang emas liar tampak tengah bekerja di Pongkor, Bogor, Jawa Barat (16/3/2008).
Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) kembali memakan korban. Kali ini dua penambang liar tewas tertimbun tanah yang mendadak longsor di kawasan Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/5/2019). Enam lainnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Pada Senin (13/5), Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, melalui akun Twitter resminya sempat [URL="[twitter=Sutopo_PN]1127966122915930113[/twitter]"]mengumumkan[/URL] jumlah korban tewas mencapai lima orang, sementara sekitar 20 lainnya tertimbun.
Namun beberapa jam kemudian Sutopo meralat kabar tersebut dengan menyatakan dua orang tewas dan enam selamat. Meski demikian, ia menambahkan, karena itu adalah penambangan liar, tidak ada data pasti jumlah penambang yang tengah beraktivitas saat longsor terjadi.
Info dari Kapolsek Nanggung, korban sudah tidak ada lagi. Malam ini sudah tidak ada yg dicari, 2 meninggal dan 6 selamat. Namun demikian besok akan dipastikan lagi karena tidak ada data pasti jumlah korban. Penambang tidak terdata. Medan juga berat longsor juga berat. [URL="https://S E N S O RX2CX3zbU57"]pic.twitter.com/X2CX3zbU57[/URL]
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) [URL="[twitter=Sutopo_PN]1127991283304124417[/twitter]?ref_src=twsrc%5Etfw"]May 13, 2019[/URL]
Data korban tersebut dibenarkan oleh Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky Pastika. Ia menyatakan dua korban yang tewas dan enam yang selamat telah diserahkan kepada keluarga korban.
"Sekitar jam 16.00 WIB proses pencarian korban dihentikan, mengingat tidak ada lagi korban menurut saksi yang selamat," jelas dia kepada detikcom (14/5).
Ini adalah insiden mematikan ketiga yang menimpa para gurandil, sebutan untuk para penambang liar tersebut, dalam empat tahun terakhir.
Pada Oktober 2015, 12 gurandil tertimbun longsor. Tiga mayat berhasil dievakuasi, sementara sembilan lainnya tidak ditemukan hingga pencarian diakhiri. Kemudian pada 18 Maret 2019, dikabarkan Okezone, empat penambang ilegal ditemukan tewas karena diduga menghirup gas beracun dari lubang galian emas.
Sementara, menurut data PT Aneka Tambang (Antam) Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor hingga 2015 (h/t WartakotaLive) jumlah gurandil yang tewas karena longsor sudah mencapai 352 korban, 166 orang luka berat, dan 98 orang luka ringan.
Keberadaan para gurandil tersebut memang sudah lama menjadi masalah di kawasan pertambangan emas Pongkor yang izin konsesi lahannya dimiliki oleh PT Antam Tbk hingga 2021 itu. Pemerintah Kabupaten Bogor dan PT Antam telah melakukan berbagai upaya untuk melarang mereka melakukan pekerjaan ilegal yang berbahaya tersebut.
Bupati Bogor, Ade Yasin, kepada Tempo.co menyatakan bahwa aktivitas para gurandil itu sudah resmi dilarang sejak 2014. Akan tetapi mereka melakukan berbagai upaya untuk berkelit dari kejaran aparat keamanan.
"Kami sudah lakukan segala cara mulai dari sosialisasi hingga penertiban, tapi mereka ini kan hide and run alias kucing-kucingan dengan petugas,” kata Ade.
Dia menuturkan pemerintah Kabupaten Bogor sudah bekerja sama dengan Polres Bogor, Polda Jawa Barat, dan Satpol PP setempat untuk menjaga kawasan tambang bebas dari gurandil. Namun, lanjutnya, lokasi yang luas dan keterbatasan petugas membuat pengawasan kurang efektif.
Sementara PT Antam telah berupaya mencegah kedatangan para penambang ilegal tersebut dengan menutup akses jalan kendaraan menuju Pongkor.
Para penambang liar tersebut sama sekali tak peduli dengan keamanan diri mereka sendiri saat mencari emas. Mereka hanya berbekal alat sederhana berupa linggis, martil, dan pahatan untuk membuat lubang, serta lilin sebagai penerang.
Menurut detikcom, kebanyakan mereka memang melakukan penggalian di luar area konsesi milik Antam, tetapi kadang lubang yang dibuat menembus terowongan yang dibuat Antam.
Cadangan emas di Pongkor pertama ditemukan pada 1981 dan Antam mulai melakukan penambangan pada 1994, setelah mendapatkan izin pada 1992. Jumlah cadangan emas tersebut diperkirakan mencapai 3,3 juta ton bijih, atau setara 12 ton emas.
Emas tersebut diperkirakan bakal habis tahun ini, 2019, dan Antam berencana untuk menjadikannya sebagai kawasan wisata edukasi serta pusat pendidikan dan latihan (diklat) bagi para penambang muda.
PETI, masalah yang terus berulang
PETI memang telah lama menjadi masalah yang berulang di berbagai daerah kaya emas di Indonesia. Mereka hadir tanpa diundang dan bekerja tanpa memedulikan risiko dan bahaya yang mengancam.
Pada Februari lalu, 50 penambang ilegal terjebak longsor di Desa Bakan, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Sebanyak 26 orang berhasil dievakuasi--19 selamat, sisanya meninggal dunia. Itu juga bukan kejadian pertama di lokasi tersebut.
Tahun lalu, situs Mongabay mengabarkan bahwa sepanjang 2018 ada 9 penambang liar tewas di kawasan Merangin, Jambi. Membuat total 20 penambang kehilangan nyawa mereka di tempat itu sejak 2016. Bahkan, kata seorang warga, korban yang tak terberitakan jauh lebih banyak dari itu.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2018 menyebutkan ada 8.683 titik lokasi terbuka yang diduga sebagai PETI. Luasnya mencapai sekitar 500.000 hektare (h/t Kontan.co.id).
Selain merusak lingkungan dan merugikan masyarakat sekitar pertambangan, menurut KLHK, PETI juga mengakibatkan kerugian dalam bentuk penerimaan negara yang hilang untuk pertambangan emas mencapai Rp38 triliun per tahun.

Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...gunung-pongkor
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
534
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan