Bos: "Gimana Huja,masih betah kerja disini?" Tanya Pa Bos

Aku:"Masih pa,kenapa memangnya?" Bingung dengan pertanyaan Pa Bos

Bos: "Kalau kamu masih betah disini,muali besok kamu pindah bagian,kerjanya diatas bagian packing"

Deg... Jantungku serasa berhenti berdetak,muka ku panas dan keluar keringet dingin

Aku: "Di atas? Packing?" Kaget dan bingung

Bos: "Setiap laporan,apa semua nota kamu setorkan? Waktu itu saya liat kamu nyelipin nota keliatan ko dari CCTV".

Otakku langsung mencerna apa yang Pa Bos bilang, apa waktu aku beli roti tawar,memang aku beli roti pinjem uang laci karena aku males naik ke atas ngambil uang.

Aku: "Waktu itu memang saya nyelipin 2 nota total Rp.20.000an,karna uang laporan kurang jadi saya nahan nota itu,males ngambil uang ke atas. Tapi besoknya langsung saya ganti,mohon maaf pa kalau saya keliru."

Jawabku sambil deg-degan,memang belakangan ini laundry rame jam 22.00 aku baru selesai laporan.

Bos: "Apapun alasanya, kamu sudah melangggar peraturan, pemasukan hari ini ya dilaporkan hari ini juga, tidak bisa ditunda-tunda"

Aku: " Iya maaf pak, tapi saya tidak mengambil uang itu pak, besoknya langsung saya ganti"

Berusaha meyakinkan Pa Bos

Bos: "Kalau tidak diganti bagaimana? Saya kan tidak tahu diganti apa tidaknya,kamu yang tahu kan? Saya rasa cukup muali besok kamu bukan dikasir lagi tapi di atas bagian packing. Jadwal sudah saya print,besok kamu libur kan?"

Aku:"Tapi saya bukan penikmat hak orang lain pa,permisi"

Pamit aku keluar dari lantai 2 sambil membawa rasa jengkel dan gondok.

Aku: "Mas besok aku disuruh pulang,kakek lagi sakit keras. Tapi aku bingung,kalau aku pulang berarti aku melanggar aturan mainya Pak Bos yang kedua kalinya libur gak sesuai jadwal."

Mas Yadi: "Hmm.. Mas juga bingung kalau kaya begini sikonya. Tapi kalau kamu pulang juga gak menutup kemungkinan kakek bisa langsung sembuh kan?"

Aku: "Iya juga sih mas,kata bapak takut kakek dah gak ada umur."

Mas Yadi: "Apapun keputusan mu,mas dukung disini mas hanya sekedar penengah dan mencari solusi. Kalau kamu pulang,jelas kamu melanggar aturan mainya Pak Bos,sisink namamu sudah jelek jangan menambah jelek namamu. Kalau kamu masih pengen bertahan disini ya ikuti aturan mainnya Pak Bos."

Aku: "Aku gak bisa ikuti aturan mainnya Pak Bos, aku pengen pulang takutnya gak bisa lihat kakek lagi."

Mas Yadi: "Berarti kamu harus angkat kaki dari sini secepatnya,daripada bertahan tapi batinmu tertekan."

Aku: "Ini gak adil mas, aku gak ikhlas kalau seperti ini. Kasir agen korupsi yang dah jelas angka jumlah nominalnya,dia gak dipindah. Sedangkan aku yang statusnya masih dugaan dah kaya gini."

Mas Yadi: "Namanya juga bos,dia bebas mengambil tindakan apa saja sama karyawan."

Aku: "Kalau aku angkat kaki dari sini,bagaimana dengan harga diriku dan bagaimana membersihkan namaku mas. Aku gak korupsi,aku hanya meminjam uang laci,setelah itu aku ganti."

Mas Yadi: "Coba kamu konfirmasi lagi sama Pa Bos,kalau benar kamu korupsi minta tanda bukti yang akurat dan serinci-rincinya. Lain kali kamu harus lebih hati-hati lagi dengan masalah keuangan."

Aku: "Kalo Pa Bos gak bisa membuktikan gimana?"

Mas Yadi: "Berarti dia hanya melihat dari satu sisi,gak dilijat dari keseluruhanya. Ikhlasin de anggap saja ini ujian."

Aku: "Gak segampang itu lah mas,namaku dah tercoreng,aku gak ikhlas aku kesel."

Mas Yadi: "Mas ngerti de,tapi apa yang bisa kita perbuat kalau sudah seperti ini. Kalau pun ada yang bisa kita perbuat gak akan bisa mengembalikan sikon seperti semula.
Misal mas jadi kamu,mas juga sakit hati dan gak terima,dan misal mas jadi Pak Bos mungkin juga mas bakalan sama apa yang Pak Bos lakukan."
Sambil usap rambutku

Aku: "Aku ngaku salah mas tapi ya gak gini juga kali."

Mas Yadi: "Saran mas ikhlasin aja de,jadikan ini sebagai pelajaran,biarkan orang lain memandang mu buruk,serahkan semuanya sama Tuhan, biar Tuhan yang membalasnya,Tuhan Maha Mengetahui."