Kaskus

Story

indradiantiAvatar border
TS
indradianti
Pelajaran berharga dari seorang Kakek pemulung
Pelajaran berharga dari seorang Kakek pemulung

○○○○○○○


hujan sore di waktu menunggu adzan maghrib menambah teduhnya suasana.
Menunggu maghrib adalah waktu yang sangat Aku nanti-nantikan.

Sudah hampir pertengahan bulan puasa ramadhan, namun aku tetap menjalaninya dengan santai, Aku berpuasa selang-seling, kadang berpuasa kadang tidak, tergantung kemampuanku dalam menahan lapar.

Memang dari kecil aku jarang sekali berpuasa sebulan penuh. Ada saja godaan yang membuatku batal, dan hal yang paling tak bisa kutahan, godaan untuk meminum minuman segar dengan es didalamnya.
Aku kadang sembunyi-sembunyi untuk meminum air karena tenggorokanku yang kering kerontang.

○○○○○○○


Perkenalkan namaku Satria, usiaku masih 17th Aku adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara. Dalam keluarga kami, selalu menjadi tradisi bahwa jika kami kuat berpuasa 1 bulan penuh maka akan mendapatkan hadiah berlibur dari ayah dan ibuku.
Aku selalu mendapatkan hadiah dari ayah dan ibuku karena aku puasa sebulan penuh. Itu adalah kebohongan terbesar yang aku lakukan. Dalam hati ada perasaan bersalah karena berbohong, namun aku juga malu jika tidak berpuasa penuh, sedangkan semua saudara lelakiku rata-rata berpuasa sebulan penuh.

○○○○○○○


Suatu ketika, saat aku pergi ke rumah bibi yang tidak jauh dari rumahku, Aku bertemu dengan kakek-kakek yang duduk sambil membawa plastik rombengan yang sudah ia kumpulkan.
Saat aku mendekatinya aku mengobrol singkat, karena dia searah dengan rumah bibiku.

Quote:


Sesampainya di rumah bibiku, umi kulsum namanya, aku segera memberikan barang yang dititipkan ibuku untuk bibi.

Quote:


Bibiku saat ini menjadi istri seorang manager di salah satu perusahaan pupuk swasta. Kehidupannya sudah jauh lebih baik dari pada dulu, dan dia juga tidak pernah lupa akan kebaikan-kebaikan saudara yang dulu pernah menolongnya saat terpuruk, setelah suaminya di PHK, di salah satu pabrik tekstil.

Setelah aku berbincang dan bersantai, tiba waktunya aku pulang, di dalam perjalanan menuju rumah aku melihat bapak pemulung tadi yang mengobrol denganku, tiba-tiba ia terserempet motor tepat di depanku. Aku segera membantunya bangun, dan menanyakan keadaannya, untunglah tidak terdapat luka yang parah hanya lecet di lutut dan sikunya. Aku segera memapahnya dan membawanya ke puskesmas terdekat dan kata dokter tidak ada luka serius, kakek bisa istirahat di rumah beberapa hari. Aku juga membantunya pulang dengan memberhentikan becak motor yang lewat.

Sesampainya di alamat yang beliau sampaikan, Aku sangat terkejut, dimana keadaan rumah yang hampir roboh, dengan dinding kayu terbuat dari anyaman bambu, dan atap yang penuh lubang. Aku sedih melihat keadaan kakek tersebut, dan kuantarkan sampai kedalam rumah.

Quote:


Aku terheran-heran, dengan kondisi sakit seperti itu kakek tersebut tidak mau membatalkan puasa, sedangkan diriku yang sehat ini, dengan mudahnya batal puasa tanpa sebab yang jelas.

Aku malu sebenarnya melihat kakek yang sangat kuat padahal usianya sudah sangat sepuh.

Dirumah aku berfikir dan menyadari betapa lemahnya iman yang kumiliki.

○○○○○○○


Esok harinya aku berniat mengunjungi tempat kakek tersebut.

Quote:


Sesampainya dirumah aku langsung menemui ibuku, dan meminta maaf jika selama ini Aku sering berbohong tidak puasa, hanya karena takut dan malu kepada saudaraku.

Tanpa kusadari, ibuku langsung memegang pundakku dan berkata,

Quote:


○○○○○○


Aku pergi menjenguk kakek yang telah membukakan pintu hatiku untuk berpuasa, di tengah teriknya matahari aku terus berjalan, dan entah mengapa rasa haus yang aku rasakan tidak terlalu besar. Mungkin Allah memberikan aku berkah kekuatan.

Sesampainya di rumah kakek, Aku terkejut sekali mendapati bendera kuning yang menandakan sesuatu.

Banyak orang yang datang ke rumah kakek untuk melihat dan mendoakan kakek.

Quote:



sumber: Inspirasi pribadi
0
579
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan