Marhaban ya ramadhan, entah sudah berapa kali ramadhan aku jarang berpuasa. Mungkin di tahun ini adalah ramadhan yang membuatku bertobat.

Itu semua terjadi karena kawanku yang membuat hati ini terketuk untuk menjadi seorang manusia yang lebih baik. Kisah hijrah ini terjadi setahun yang lalu dimana aku merasa berat untuk berpuasa, hanya sekedar menjaga diri dari lapar dan dahaga aku tak sanggup. Rasa malas dan menganggap ibadah puasa hanya ritual tanpa makna membuat diriku selalu asyik dengan noda dan dosa.

Hingga suatu hari kawanku Rina datang untuk menginap selama seminggu di rumahku, hari pertama seperti biasa keangkuhanku untuk tak berpuasa tetap sama padahal Rina sudah berkali -kali membangunkanku untuk sahur. Jangankan puasa shalat subuh pun aku masih asik bertamasya ke pulau kapuk, hingga sering kali Rina cemberut ketika gagal menasehatiku agar segera meninggalkan rasa malas untuk ibadah.

Tibalah hari itu dimana aku sedang berjalan bertelanjang kaki, seperti biasa aku senam pagi untuk merilekskan tubuhku di taman samping rumah. Tiba-tiba kakiku menginjak puntung rokok, rasa sakit terbakar membuat aku teriak-teriak minta pertolongan.

Rina pun segera mencari obat luka untuk diriku, dia pun mengungkapkan sesuatu yang membuat bulu kudukku ini merinding, bahwa bara api puntung rokok ini tidaklah seberapa dibandingkan bara api di neraka untuk mereka yang angkuh dan tak pernah beribadah kepadaNya.

Aku pun tersentak rasa sakit yang kuderita di dunia saja sudah seperti ini, kulitku melepuh hingga susah untuk berjalan. Apakah ini sebuah teguran kepadaku bahwa Tuhan memperingatkan bahwa ada hukuman untuk orang-orang yang lalai. Nampaknya aku mulai sadar bahwa hidup tak selamanya indah, ada dunia lain yang tak dapat kita jamah seperti rasa sakit tidak berbentuk namun dapat dirasakan.

Bila aku menanggung itu semua nanti sedangkan ada masa dan waktu untuk bertobat, maka aku akan bertobat sesegera mungkin. Tak terbayang di alam akhirat pastinya seperti apa, Rina memang saat itu ia pulang namun hatiku sudah teguh nasehat terbaik adalah teguran terhadap fisik kita agar tak selalu sombong dan congkak.

Selamat datang ramadhan bulan yang dulu kubenci kini kurindu, bulan yang dulu kucaci kini ku selalu berdo'a agar semua bulan adalah Ramadhan.

Semoga puasa kali ini pun aku dapat menjalankannya dengan baik, tidak ada keraguan lagi bahwa puasa ternyata banyak membawa manfaat.