Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz mengaku telah melakukan audit medis terkait petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) yang meninggal dunia. Hal itu dilakukan sejak adanya anggota KPPS yang meninggal dunia.

Menurut dia, desakan pembentukan tim investigasi yang diusulkan oleh beberapa anggota DPR dirasa tak perlu dibentuk. Sebab, sudah ada lembaga yang berwenang, yakni Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Tim investigasi saya pikir tidak relevan, yang relevan sekarang adalah kita ingin mengetahui dan sudah berjalan sejak awal, kami sudah komunikasi dengan Kemenkes, selain dukungan kesehatan, saat rekap kecamatan sudah mulai berjalan proses audit medis," kata Viryan di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2019).

Viryan menyebut, Kemenkes telah menginstruksikan seluruh rumah sakit yang ada di daerah untuk melakukan penelitian setiap petugas KPPS yang meninggal.

"Jadi lewat jajaran Kemenkes di rumah sakit, di layanan kesehatan sudah bisa juga mendapatkan informasi sebab-sebab dari jajaran kami yang meninggal dunia," ujarnya.

Viryan enggan membeberkan rekam medis yang telah dilakukan pihaknya. Sebab kata dia, yang mengetahui masalah itu berada di KPUD. Kata dia, alangkah baiknya daripada terus menerus saling menyalahkan lantaran banyaknya petugas KPPS yang meninggal, sebaiknya mencari solusi terbaik agar peristiwa serupa tak terulang kembali.

"Yang tahu yang di bawah, yang akan rapat, yang lebih punya kompetensi membahas dan kemudian mengetahui lebih dalam sebab-sebabnya. Namun poin pentingnya ini beban pemilu seperti ini perlu kita cari solusi untuk ke depan," kata Viryan.

Sekadar informasi, data terakhir, Selasa, 7 Mei 2019 pukul 16.00 WIB, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia sebanyak 456 orang.



SUMBER