- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kembali Berpuasa


TS
.nona.
Kembali Berpuasa

Banyak hal yang tak baik telah kulakukan dari semenjak kuliah hingga akhirnya bekerja yaitu ketika Ramadhan malas untuk berpuasa, aku terkadang enggan untuk bangun sahur apalagi untuk shalat 5 waktu rasanya pun berat terutama di subuh hari.
Persetan dengan apa yang mereka bilang, toh rumah makan pinggir jalan pun tetap menyediakan makanan bahkan kalau kita ke mall pun food court dari yang buatan asing hingga lokal tetap saja buka dan banyak peminatnya, biarlah dosa menjadi urusanku. Begitulah kekerasan hatiku ketika aku sering menghamburkan uang dari jerih payah kerjaku untuk menikmati makanan enak setiap harinya.
Hingga tibalah suatu hari dimana saat itu aku kecopetan, aku sama sekali tak tentu arah tujuan rasa malu menghampiri kalau aku benar-benar tak punya uang, untuk meminta ke pada pejalan kaki yang lewat pun segan. Perutku pun terasa lapar yang setiap harinya kubeli makanan mewah yang biasa kusantap kini boro-boro tersaji di depan mata semuanya sirna.
Aku pun terduduk di antara rumah kumuh tempat tunawisma berada, kumelihat satu-satu kehidupan mereka yang tak mengeluh. Bahkan masih bisa bercanda sesama kawannya yang sedang susah, kemudian datang seorang bapak yang menawarkan minumannya ketika melihat staminaku seakan kepayahan.
Tak hanya itu ia memberikan sebungkus nasi kepadaku, aku pun bersyukur kepadanya tapi dia menunjuk bersyukur lah kepada Tuhan, ia hanyalah perantara. Bahkan ia memberikan beberapa recehnya untukku agar bisa pulang. Aku kaget padahal bapak itu lebih membutuhkan karena kulihat gerobaknya di penuhi kardus bekas dan botol minuman. Berarti pekerjaannya sudah pasti seorang pemulung kardus dan plastik.
Hatiku terharu, ketika ia memberikan sebungkus nasi ini kepadaku karena ia sering berpuasa maka ia merasakan bagaimana bila seseorang itu sedang lapar. Dari situ aku mulai tersadar kesombonganku pun mulai runtuh, bahwa puasa adalah kunci untuk merasakan kehidupan mereka yang serba kekurangan.
Bapak itu pun berlalu ketika ku ucapkan terima kasih. Waktu berlalu dan hari berganti kini aku mulai meninggalkan almamater kesombongan, akupun kembali berpuasa dan shalat tak pernah sama sekali kutinggalkan. Aku pun kembali untuk menemui si Bapak yang telah membuka pintu hatiku untuk bertaubat kepada Nya.
Namun sayang malaikat itu kini tinggal nama, hancur diriku belum bisa membalas kebaikannya semoga engkau bahagia di surga. Setidaknya beribadah itu bukan untuk dilihat tapi untuk melihat lingkungan sekitar kita, ikhlas itu bukan lah datang sendiri tapi di cari. Selamat menunaikan Ibadah Puasa...
Sampai Jumpa Lagi

"Tulisan Serius Tapi Santai"
--------------------------------------
Tulisan : .nona.
Pic : google



Diubah oleh .nona. 08-05-2019 22:21
0
303
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan