Kaskus

Story

tafakoerAvatar border
TS
tafakoer
Ramadhan dan Kehilangan
Ramadhan dan Kehilangan

Malam ini Aku pulang lagi ke kontrakan, setahun telah berlalu dan kini telah datang kembali Bulan Ramadhan, namun rasanya hati ini merasa ada yang hilang saat Ramadhan kembali tiba. Setahun sudah Aku disini di perantauan untuk mengadu nasib memperbaiki hidup dan untuk pertama kalinya menjalankan ibadah puasa di perantauan.
Ramadhan dan Kehilangan

Hati ini rasanya begitu kosong, rasa lelah baru pulang kerja tentunya membuatku tak sempat untuk shalat tarawih perdana di Masjid malam ini. Hanya pikiran yang terus melayang mengingat kembali kenangan-kenangan Ramadhan di masa lampau yang tak pernah kembali. Entah mengapa Aku terpikirkan masa lalu saat ini, Bulan Ramadhan kali ini rasanya Aku merasa banyak kehilangan mulai dari Nenek yang sudah tiada sejak Tiga tahun lalu dan juga Paman yang meninggal Setahun yang lalu.  Saat Aku ingat kembali Ramadhan di masa lampau, Aku masih ingat kenangan-kenangan tentang Mereka.

" Yang kuat puasanya ya.. nanti Nenek buatkan gethuk kesukaanmu.." ucapnya menguatkanku untuk berpuasa dulu waktu kecil dengan memberi iming-iming gethuk buatan Nenek yang Aku sukai saat kecil.

" Puasa itu jangan marah, nanti batal pahalanya lho.." ucap nenek sambil tersenyum di lain waktu menenangkanku yang sedang berpuasa kala itu namun tak kuat menahan emosi yang datang.

Sosok Nenek, mengingatnya saat ini Aku sedih. Dia adalah salah satu sosok yang berjasa di masa lalu untuk mengajariku berpuasa namun saat itu aku masih nakal dan tak jarang curi-curi waktu untuk berbuka puasa di siang hari. Pernah saat ketahuan nenek waktu buka puasa di siang hari namun apa yang beliau katakan? Nenek tidaklah lantas memarahiku namun dia mengatakan sesuatu padaku,

" Puasa itu melatih diri bukan hanya sekedar lapar dan haus, tapi juga menahan nafsu dalam diri agar bisa menjadi orang yang bertakwa kepada Allah Swt.. Lain kali jangan melakukan hal sama ya.."

Masih terngiang dengan jelas ucapan itu hingga kini, hanya saja entah mengapa malam ini rasanya mataku berkaca-kaca mengingat kembali ucapan beliau yang telah tiada. Selama ini Aku memang merasa puasa-puasa yang dijalani beberapa tahun belakangan seakan tiada maknanya dan hanya sekedar menahan haus belaka.

"Ramli.. bagaimana puasamu? masih kuatkah?"

Itulah ucapan Paman saat itu, masih teringat ucapan Paman saat itu kala aku masih kecil, aku mengangguk pada Paman saat itu. Padahal saat itu Aku berbohong dan sebenarnya telah membatalkan puasa. Di lain waktu pun Paman pernah menasihatiku seputar bulan puasa saat aku malas melakukan hal apapun di Bulan Ramadhan.

" Ramli.. puasa itu harus perbanyak ibadah, ingatlah ibadah di Bulan Ramadhan pahalanya berlipat ganda dan jangan di sia-siakan, belum tentu kita bisa menatap lagi Bulan Ramadhan tahun depan, untuk itulah jangan di sia-siakan." Seperti itulah yang dikatakan beliau.

Nenek.. Paman.. Kedua-duanya kini telah tiada dan saat pulang nanti Aku tak bisa bertemu dengan Mereka lagi yang kini telah tiada. Wejangan dan nasihatnya kembali lagi teringat dan rasanya dengan datangnya momentum Ramadhan ini sebagai waktu yang tepat untuk Berhijrah kembali mendekatkan diri Kepada Allah Swt.

Segera ku ke kamar mandi untuk berwudhu dan selanjutnya ku melaksanakan shalat isya yang belum Aku laksanakan. Selepas Shalat segera Aku ambil Al-qur'an yang sedikit berdebu. Hati sedikit haru karena selama ini aku jarang sekali membaca Al-qur'an, padahal didalamnya ada petunjuk kehidupan untuk setiap hambanya di dunia. Sengaja Aku buka secara acak dan ternyata Aku membaca sebuah surat ar-Rahman.

Ku baca ayat demi ayat dengan pelan dan jelas, dari ayat demi ayat aku hayati dan meresapinya.

"Fabiayyi aalaa irobbikuma tukadzzibann..."

Hatiku tergetar saat membaca ayat tersebut dan ingin rasanya aku menangis mengingat semua nikmat Allah yang telah diberikan kepadaku begitu banyak, sedangkan diriku? selalu lalai dengan mengingat Allah di dalam hidupku.

Selesai Baca Al-Qur'an Aku segera ke kamar untuk tidur karena besok aku akan berpuasa. Bulan Ramadhan kembali tiba dan kini Aku harus berusaha hijrah dengan memanfaatkan waktu Ramadhan ini dengan baik dan setelah Ramadhan berlalu Aku berharap bisa menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya dan selalu mengingat Allah dimana saja Aku berada.

Bulan Ramadhan ini aku memang kehilangan mereka yaitu Nenek dan Pamanku tercinta, namun tanpa mereka Aku akan berusaha untuk bisa menjadi pribadi yang benar baik itu di Bulan Ramadhan dan setelah Ramadhan nanti. Tekadku setelah Ramadhan berlalu Aku berubah menjadi lebih baik lagi, Semoga...


Story by tafakoer
Sumber Gambar via google images dengan editan
0
1.4K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan