Kaskus

News

stealthmaniaAvatar border
TS
stealthmania
"Fatwa" Haram #2019GantiPresiden dari Sang Inisiator, Cari Aman / Penggembosan BPN?
"Fatwa" Haram #2019GantiPresiden dari Sang Inisiator, Cari Aman / Penggembosan BPN?

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS), Mardani Ali Sera, yang mengharamkan seruan #2019GantiPresiden menimbulkan kontroversi di internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Mardani Ali Sera merupakan pencetus tagar yang sempat ramai di media sosial ini pada Januari lalu, namun belakangan dia meminta tagar dihentikan karena "kompetisi telah usai".

"Per 13 April saya sudah mengharamkan diri tidak boleh teriak lagi ganti presiden. Sudah selesai. Kenapa? Karena itu sudah hari terakhir kampanye. Kalau sekarang apalagi sudah selesai kompetisinya. Kita kembali normal. Ganti presiden sudah tutup buku," kata Mardani, pada Jumat 3 Mei 2019.

Ucapan itu mengemuka ketika Mardani yang juga Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi memberikan tanggapan seputar pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono di Istana Merdeka.

Mardani mendukung proses rekonsiliasi TKN Jokowi-Ma'ruf dengan BPN Prabowo-Sandi. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan apakah PKS — yang menjadi salah satu partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno — mulai menjauh dari pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 02.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, menyatakan mereka tetap berkomitmen. "PKS tetap komitmen dengan koalisi bersama dengan Prabowo-Sandi," kata Hidayat kepada BBC News Indonesia, Senin (6/5).

Menurutnya, hingga kini PKS masih setia dengan Koalisi Adil dan Makmur yang menyokong Prabowo dan justru menganggap pernyataan Mardani sengaja dipelintir untuk mengadu domba. "(Mengadu domba) antara BPN dan BPN, BPN dan PKS, dan PKS dengan pendukung Prabowo-Sandi," katanya.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai langkah Mardani merupakan bentuk rasionalitasnya menghadapi penghitungan suara yang tengah dilakukan KPU.

"Bisa saja Mardani dan kawan-kawan ini mulai rasional bahwa kalkulasi manual, situng KPU, ataupun quick count itu, sebenarnya dalam logika ilmiah politik, memang selalu akurat, sehingga (tagar) ganti presiden atau segala apa pun itu adalah gerakan-gerakan yang justru kontraproduktif," ungkap Adi.

Bagaimanapun, sejumlah pertanyaan muncul menyusul pernyataan Mardani soal tagar ganti presiden. Warganet juga bereaksi, terutama mereka yang mendukung Prabowo-Sandi.

Salah satunya, Ties Ahayuningtyas, yang dalam cuitannya menanyakan nasib PKS kepada Mardani: "Kalian masih di koalisi?".
Sementara Deasy Arfisi mempertanyakan batas waktu tanggal 13 April 2019 yang diucapkan Mardani. Mardani tidak merespons ketika dihubungi untuk dimintai klarifikasi terkait pernyataannya.

Akan tetapi, melalui akun Twitternya, ia mengklarifikasi bahwa yang ia maksud dengan "Ganti presiden sudah tutup buku" adalah perubahan tagar yang sebelumnya #2019GantiPresiden menjadi #2019PrabowoPresiden.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, berpendapat bahwa selain sebagai respons rasional terhadap proses perhitungan dan rekapitulasi suara KPU, pernyataan Mardani yang "mengharamkan diri" seruan #2019GantiPresiden juga merupakan upayanya untuk menghormati proses tersebut.

Penghitungan suara lewat situng, atau real count KPU hampir 70% sampai Senin (06/05) dan menunjukkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul sekitar 12% dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Teriakan gerakan 'ganti presiden' itu kan dikhawatirkan membuat suasana makin enggak kondusif," tutur Adi.

Terlebih, menurutnya, basis pemilih PKS yang merupakan anak muda rasional dan terpelajar mendorong Mardani untuk mengambil langkah tersebut.

Meski demikian, terlepas dari pernyataan Mardani tersebut, Adi berpendapat bahwa PKS akan tetap berada di seberang kubu Jokowi bersama Prabowo-Sandi.

"Karena memang PKS sudah declare kalau Jokowi jadi presiden, mereka akan tetap jadi oposan yang loyal," jelas Adi. "Jadi kemungkinan untuk 'lompat pagar' enggak mungkin kalau PKS ya, kalau melihat sekarang."

Sementara peneliti di Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Lucky Sandra Amalia, justru menganggap pernyataan Mardani sebagai sikap pribadi yang disebutnya one-man-show.

"Ini one-man-show saja, tidak ada hubungannya dengan perilaku partai politiknya," tutur Sandra.

"Kita tahu Mardani Ali Sera sudah aman (perolehan suaranya), kemudian partai politiknya juga sudah aman, jadi sah-sah saja kemudian dia melakukan hal yang seperti itu."


SUMBER
SUMBER
kolollolokAvatar border
kolollolok memberi reputasi
1
3.5K
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan