Kaskus

News

n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Pemandangan Tahunan Warga Shalat Tarawih di Atas JPO Pasar Gembrong

Pemandangan Tahunan Warga Shalat Tarawih di Atas JPO Pasar Gembrong

JAKARTA, KOMPAS.com- Pemandangan warga yang mendirikan shalat tarawih di atas Jembatan Penyeberangan Orang ( JPO) Pasar Gembrong, Jakarta Timur, adalah fenomena tahunan yang dapat ditemui saat bulan Ramadhan tiba.

Senin (6/5/2019), ada belasan warga yang mendirikan shalat di atas JPO. Sejatinya, mereka merupakan jemaah Masjid Miftahul Jannah yang berada di pinggir Jalan Basuki Rachmat.

Mereka terpaksa menggunakan JPO sebagai tempat mendirikan shalat karena kapasitas masjid tak mampu menampung jumlah jemaah.

"Ya soalnya kondisi di dalam sudah penuh, soalnya semua warga shalatnya di sini. Setiap tahun begini, sudah sejak tahun 1990-an lah," kata Maznan, salah seorang jemaah.

Ridwan, jemaah lainnya, menyebut Masjid Miftahul Jannah merupakan masjid terdekat bagi sebagian besar jemaah yang merupakan warga sekitar Pasar Gembrong.

"Yang di JPO ini cuma lebihannya dari dalam. Masjid, mushala lainnya sih ada, cuma karena mushala ini yang paling dekat jadinya pilih di sini," ujar Ridwan.

Berbekal potongan kardus dan koran sebagai alas sejadah, jemaah yang mendirikan shalat di atas JPO membentuk satu saf lurus yang mepet ke arah pagar. Tujuannya, agar pejalan kaki masih leluasa melintas di JPO.

Kondisi JPO juga gelap karena lampu penerangan mati.

Pengamatan Kompas.com, jemaah yang shalat di atas JPO didominasi oleh anak-anak muda berusia sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.

Sedangkan, jemaah yang berusia lebih dewasa berada di dalam masjid atau shalat di bahu jalan. Jemaah yang shalat di bahu jalan pun mesti berbagi ruang dengan kendaraan yang melintas.

Walau suasana ibadah terasa kurang kondusif, nyatanya para jemaah mengaku tetap bisa khusyuk dan nyaman menjalankan ibadah mereka.

"Biasa saja sih, enggak beda sama shalat-shalat lainnya, yang penting kitanya aja bisa tetap khusyuk dan konsentrasi waktu shalat," kata Syamsul, jemaah yang shalat di pinggir jalan.

Pemandangan rutin tersebut sempat membuat Sandiaga Uno yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta terenyuh.

Pada 2018 lalu, Sandiaga berjanji akan memberikan solusi supaya warga setempat dapat beribadah di tempat yang lebih layak.

sumber

===============

Sementara itu, setahun yang lalu, bila dihitung saat Ramadhan 2018, seseorang bicara seperti ini :

Terenyuh Lihat Warga Shalat Tarawih di JPO, Sandiaga Janji Cari Solusi

Namun beberapa bulan kemudian, yang bicara seperti ini langsung meninggalkan tanggung jawabnya meskipun belum genap 1 tahun menjabat. Dan narasi pelanggar amanah, pembohong, pelanggar janji, tak ada sama sekali dari para pendukungnya hingga kini.

Berdasarkan sumber berita, tahun 2019 ini, lampu penerangan JPO tersebut kini mati, padahal berdasarkan sumber juga tahun 2018 sesuai link dan bukti foto, saat tahun 2018, lampu penera gan JPO itu tampak menyala. Artinya? Anies sebagai penguasa wilayah DKI Jakarta abai terhadap keselamatan masyarakat Jakarta. Dia hanya fokus memoles JPO yang bisa dilihat turis mancanegara agar pencitraan dirinya berhasil. JPO Sudirman-Thamrin dipasang lampu warna-warni dan terang benderang, tapi JPO lain yang tak terlihat turis manca negara dibiarkan gelap gulita.

Berbicara soal pembebasan tanah sekitar Mushala atau Masjid, Ahok yang dianggap kafir dan dimusuhi oleh sebagian warga Jakarta yang merasa memegang kunci surga, telah meminta siapapun juga yang ingin Mushala atau Masjid wilayahnya diperluas asal ada yang mau rela tanah sekitar Mushala atau Masjid dibebaskan oleh Pemda DKI, tapi toh pemilik sekitar Mushala atau Masjid pada enggan melepas tanahnya.

Nah, Sandiaga Uno pernah meminta pihak Camat dan Lurah dimana Masjid Miftahul Jannah ini berada. Toh sampai sekarang JPO itu tetap dipakai shalat Tarawih. Padahal soal shalat Tarawih di JPO ini, Ahok juga pernah dihujat, dianggap anti Islam, tak peduli dengan ummat muslim.

Padahal, kalau kita amati fenomena shalat tarawih yang membludak hingga ke jalan, itu cuma sepertiga Ramadhan, diawal saja. Makin dekat Iedul Fitri, makin maju shafnya, makin dekat dengan Imam.

Dan soal para anak kecil serta remaja, biarpun ruangan didalam Mushala atau Masjid kosong, tetap saja mereka akan memilih tempat diluar. Umumnya biar bisa bercanda, melihat-lihat, shalat sesekali tidak full, atau sekedar merokok. Tak peduli JPO itu bekas orang meludah atau bekas injak alas kaki penuh najis, yang penting kelihatan shalat!

Coba Nies, jalan-jalan kesana. Jangan ngerem di Balai Kota aja. Terusin janji wakil kau itu.

variolikesAvatar border
hippo.kecilAvatar border
masgembusAvatar border
masgembus dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.3K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan