JAKARTA - Sebagai salah satu perwujudan penguatan strategi operasi moneter (OPT), Bank Indonesia (BI) turut melakukan lelang secara berkala untuk mengelola dan memeratakan likuiditas di Indonesia.

"Sebelumnya, Bank Indonesia sudah melakukan peningkatan frekuensi lelang sejak tahun 2018, kami juga sudah menambahkan tenor instrumen untuk ekspansi," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah di Jakarta, Senin (6/5/2019).

Dalam operasi lelang ini, Bank Indonesia tidak akan melihat seleksi bank secara kelembagaan. Nanang menjelaskan, yang bisa ikut lelang hanyalah bank-bank yang sudah terdaftar dalam kepesertaan operasi moneter sepanjang bank-bank tersebut memiliki agunan sesuai syarat yang ditetapkan dan memenuhi pricing.

Baca Juga:

• Tiket Pesawat Mahal, Menhub Akan Turunkan Tarif Batas Atas Dalam Satu Pekan
• Digitalisasi dan Sinergi Jadi Kunci: Menilik Potensi Saham AGRO
• Garuda Indonesia Berencana Tambah Penerbangan Saat Arus Mudik Lebaran

"Setiap menjelang akhir tahun atau di bulan Ramadhan, selalu terjadi outflow uang kartal yang turut mempengaruhi likuiditas," imbuhnya. Di awal tahun, biasanya operasi keuangan pemerintah akan berada di titik yang rendah, tetapi akan semakin meningkat hingga akhir tahun.

Nanang melanjutkan, di bulan Mei-Juni ini diprediksi ada ekspansi operasi pemerintah, sehingga perlu adanya operasi moneter dari Bank Indonesia untuk mengantisipasinya.

Untuk itu, BI memutuskan untuk mengambil langkah antisipasi dengan menghapus operasi kontraksi lelang 9 dan 12 bulan untuk sementara waktu hingga bulan Ramadhan berakhir dan likuiditas terjamin aman.


Sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/140...lan-1557136981

---

Kumpulan Berita Terkait :

- BI Hapus Sementara Lelang SBI 9 dan 12 Bulan

- Kurs Rupiah Ditutup Loyo Saat Yen Jepang Menanjak Naik

- Bursa China Terjun Bebas 5%, IHSG Berakhir Melemah ke Level 6.256