Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

trimd31Avatar border
TS
trimd31
SEBUMI
hallo agan dan aganwati, kali ini gue mau membagikan cerita tentang perjalanan hidup seorang lelaki tampan dalam perjalanan hidupnya untuk mencari bagian dari dirinya yang hilang, penasaran seperti apa ceritanya? pantengin terus episodenya ya, dan jangan lupa kritik dan saran buat tulisan, berhubung gue newbi jadi masih butuh banyak bimbinhan dari para suhu,hehehe semoga tulisan yang acakadut ini bisa menghibur.


    
SEBUMI

sebuah kematian

Tradisi seratus hari untuk mendoakan orang yang telah meninggal sudah mejadi kebiasaan bagi orang indonesia, meskipun ada beberapa kalangan yang mempermasalahkan hal tersebut, namun tidak bagi keluarga rey, tiga bulan lalu duka yang mendalam menghampiri nya, ia harus kehilangan sosok ayah, setelah dua tahun lalu rey mengalami momen yang sama, ibu yang ia sayangi sudah lebih dulu pergi untuk selama-lamanya, kini ia harus kembali menelan pil pahit untuk kedua kalinya.

Namun bagi rey ini adalah kenyataan yang masih belum bisa ia terima, kesedihan yang sangat mendalam masih belum bisa hilang dalam hatinya, ingatan yang masih tergambar jelas di salah satu rumah sakit umum di daerah bandung dalam ruangan 7X6 dan beberapa tirai yang menutupi tempat tidur yang sama seperti yang digunakan oleh pasien bernama bapak heriyanto, aroma obat-obatan yang sedikit tersamarkan oleh pewangi ruangan yang menempel di dinding tepat di atas pintu ruangan dengan cat temboknya yang berwarna putih justru membuat orang didalamnya merasa tidak nyaman,bau aneh yang dirasakan oleh rey sudah tidak ia hiraukan lagi,  semua teralihkan saat dia harus menyaksikan hembusan terakhir dari ayahnya, secara spontan dia langsung berteriak dan menangis sejadi-jadinya “ayaaaahhhh!!!” sontak saja suaranya membuat kaget pasien yang lainnya, “kenapa ayah harus pergi secepat ini? Bangun yah, bangun!! Aku tidak sanggup jika harus hidup sendiri,” sambil memukul-mukul dan meremas kain yang menyelimuti ayahnya rey terus berteriak dan berharap ayahnya akan kembali bangun, namun harapan itu sia-sia, om dan tante nya yang saat itu menemani berusaha menenangkan rey, “sudahlah boy” panggilan akrab dari om dan tantenya, “biarkan semua ini terjadi, kamu tidak bisa menghindari ini semua”.

“betul apa yang dikatakan om boy, hidup dan mati adalah milik tuhan,kita sebagai manusia hanya bisa pasrah, dan kita yang masih hidup harus selalu mendoakan yang sudah pergi, biarkan ayahmu tenang, mungkin dia sudah rindu dengan ibumu.” sambil mengelus-elus pundaknya berusaha untuk memberikan pengertian kepada rey agar bisa menerima kepergian ayahnya.

“biarkan ayahmu tenang bersama ibumu di sana boy, tidak ada yang harus kita sesali, ada atau tidak ada ayahmu, hidupmu akan terus berjalan, fokuslah dengan apa yang kamu cita-citakan, biarkan ayah dan ibu menjaga dan mengawasimu dari sana, percayalah, mereka akan selalu ada untuk kamu.”

                Rey merasa semua yang dikatakan oleh om dan tantenya benar, sedikit demi sedikit ia bisa mengendalikan kesedihannya, hidup ini harus terus berjalan dengan atau tanpa orang yang kita sayangi, kita tidak bisa terus menerus larut dalam sebuah kesedihan, masih ada harapan dan cita-cita yang harus kita gapai, paling tidak itu bisa menjadi alasan baru bagi rey untuk terus menjalani hidup.

 
 
                                                                                                                                                                     

 


0
296
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan