- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Penyebab Ledakan di Jalan Kruing Belum Terungkap, Keluarga Ingin Kebenaran
TS
serikat.palak
Penyebab Ledakan di Jalan Kruing Belum Terungkap, Keluarga Ingin Kebenaran

Suasana pasca ledakan gas di rumah toko, Jalan Kruing, Medan, Sumatera Utara, Jumat (12/4/2019).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
TRIBUN-MEDAN.com - Penyebab ledakan di rumah toko (Ruko) berlantai tiga di Jalan Kruing No 3D, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara, Kamis (11/4/2019), belum terungkap.
Warga di sekitar lokasi ledakan curiga pemicu ledakan adalah kebocoran gas. Namun, Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Pertamina mengklaim instalasi dan tabung gas mereka yang berada di lokasi dalam kondisi aman.
Keluarga Rahmat yang menjadi korban akibat ledakan penasaran dengan kejadian ini.
"Kalau soal ada dugaan tercium bau gas sebelum kejadian, saya tidak tahu. Info dari pegawainya memang ada seperti itu, tapi kita nggak bisa memastikan," kata kakak Rahmat, Suliani, Jumat (3/5/2019).
Baca: Kapolda Sumut Masih Cium Bau Gas saat Tinjau Lokasi Ledakan Jalan Kruing, Minta PGN Cek Instalasi
Suliani menceritakan, sewaktu masih dirawat di RS Royal Prima mereka sempat bertanya kepada Rahmat, apakah sewaktu kejadian ada aktivitas memasak. Rahmat yang berjualan kerang memastikan dia maupun istri serta karyawannya tidak ada melakukan aktivitas masak.
Menurut Suliani, kakak korban lainnya yang saban hari bekerja sebagai juru masak kerang, Ana (48), datang ke rumah keluarga itu sebelum ledakan terjadi.
Ana mengatakan bahwa sewaktu pagi, sebelum kejadian memang gas tidak mau hidup sehingga memreka memanggil tukang gas untuk memeriksa dan melihat kerusakan apa yang terjadi.
"Waktu itu, saya lihat mereka cuma membersihkan kompor dengan cara disapu-sapu, setelah itu pergi," kata Ana.
Terkait adanya tabung gas 3 Kg sebanyak empat tabung dan satu unit gas 12 Kg, Ana memastikan bahwa gas tersebut tidak ada isinya alias kosong.

Suasana pasca ledakan gas di rumah toko, Jalan Kruing, Medan, Sumatera Utara, Jumat (12/4/2019).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI)
"Gas tabung 12 Kg sama 3 Kg yang ada 4 tabung itu, semuanya kosong alias tidak ada isinya. Karena semenjak pindah 7 bulan lalu ke Jalan Kruing gas itu memang dalam posisi kosong dan tidak pernah dipergunakan lantaran sudah menggunakan gas dari PGN," ungkap Ana.
Lebih lanjut, Ana menuturkan bahwa gas-gas tersebut dulunya dipergunakan untuk memasak kerang sewaktu masih tinggal di Jalan PWS Gang Kerang. Namun, semenjak pindah ke ruko gas-gas tersebut hanya dibawa dan tidak di isi ulang untuk dipergunakan.
"Kalau untuk masak sehari-hari kami pakainya Gas PGN," ucap Ana.
"Infonya yang beredar gas tercium di lantai 2. Tapi saya yang bekerja dilantai satu waktu itu nggak ada dengar mencium bau gas," bebernya.
Ana berharap agar kasus ini cepat diungkap dan aparat pun bisa menunjukkan pihak yang bertanggungjawab.
"Adik saya dan istrinya serta dua anak tetangga sudah jadi korban tewas akibat peristiwa itu. Siapa yang mau musibah ini terjadi? Apalagi usaha adik saya sedang naik daun," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Manager PGN Area Medan, Saeful Hadi mengatakan bahwa PGN bertanggungjawab hanya sampai di bagian meteran gas saja.
"Untuk dari meter sampai ke dalam adalah tanggung jawab pelanggan. Itulah fasilitas kami yang ada di pelanggan, dari luar sampai kedalam," kata Saeful, Kamis (2/5/2019) kemarin.
"Untuk instalasi sampai ke perawatan adalah tanggungjawab pelanggan. Karena kita tidak bisa masuk sampai kedalam rumah pelanggan," sebutnya.
Ia menolak berkomentar tentang adanya petugas dari PGN yang mendatangi rumah korban sebelum ledakan.
"Kalau terkait itu saat ini masih investigasi kepolisian. Mungkin bisa konfirmasi sama mereka," ujarnya.
Ledakan dasyat itu mengakibatkan 2 orang tewas, masing-masing bernama Jafier (10) dan Eren (2). Sebanyak 10 orang korban juga mengalami luka dan telah dilarikan ke rumah sakit.
Pemilik Sate Kerang Rahmat, Rahmat Efendi (43) dan Nurmala Dewi (37) istrinya menjadi korban. Mereka mengalami luka bakar lebih dari 50 persen dan dirawat di rumah sakit.
Setelah sepekan berjuang, untuk menghadapi luka bakar yang diderita lebih dari 50 persen di RS Royal Prima hingga akhirnya dipindahkan ke RS Imelda Medan.
Rahmat akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 14.00 WIB. Sementara sang istri masih sempat berjuang untuk sembuh dari luka bakar yang diderita.
Nurmala Dewi menghembuskan nafas terakhir pada (25/4/2019) pagi, menyusul kepergian sang suami.(mak/tribun-medan.com)
Sumur
http://medan.tribunnews.com/2019/05/...naran?page=all
Komen
Saya yakin ledakan besar yg menghancurkan 4 ruko, dan semua kaca bangunan dlm radius 500m adalah murni kesalahan konsumen, karena saya yakin putera puteri makpetak sumut adalah SDM kualitas nomor satu se Indonesia
Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengusulkan pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Medan utk mengakhiri krisis listrik di sumut, dengan SDM murni diambil dari putera puteri mukapetak hasil rekomendasi paksa Ormas SPSI ranting tepi kali deli dan ranting tepi rel kereta api

Semoga presiden dan anggota DPRD yg terpilih nanti menyetujui usulan saya, terima kasih

PS:kalau bisa pembangunan nya dimulai saat saya sudah berada di pulau lain

matthysse67 memberi reputasi
1
1.6K
9
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan