Kaskus

News

db84x3Avatar border
TS
db84x3
Waspada! Sudah 8 Hari Beruntun Rupiah Tak Pernah Menguat
MARKET - Anthony Kevin, CNBC Indonesia 02 May 2019 13:57

 Waspada! Sudah 8 Hari Beruntun Rupiah Tak Pernah Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,32% di pasar spot, apresiasi rupiah sudah terpangkas habis pada siang hari. Hingga pukul 13:00 WIB, rupiah ditransaksikan flat di level Rp 14.245/dolar AS.

Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka rupiah resmi tak pernah mencetak apresiasi dalam 8 hari perdagangan terakhir. Kali terakhir rupiah menguat adalah sehari selepas gelaran pemilihan umum atau pada tanggal 18 April silam. Selepas itu, rupiah ditransaksikan melemah atau setidaknya flat.

Pada hari ini, kinerja mata uang negara-negara Asia memang tak bisa dibilang membanggakan. Mayoritas mata uang negara-negara Asia justru melemah melawan dolar AS

Dolar AS sedang mendapatkan suntikan energi yang besar dari hasil pertemuan The Federal Reserve yang diumumkan pada hari Rabu (1/5/2019) waktu setempat. Dalam pertemuan teranyarnya, bank sentral AS tersebut memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5%, sesuai dengan ekspektasi.

Namun, menepis ekspektasi pelaku pasar, tak ada nada dovish yang dihasilkan dari pertemuan ini.

"Kami merasa stance kebijakan kami masih layak dipertahankan untuk saat ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang kuat untuk menuju ke arah sebaliknya. Saya melihat kita dalam jalur yang benar," tegas Gubernur The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.

Sebelumnya, kuatnya laju perekonomian AS sudah terbaca dari angka pertumbuhan ekonominya. Pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal-I 2019 belum lama ini diumumkan sebesar 3,2% (QoQ annualized), jauh di atas konsensus dan capaian kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 2,2%, seperti dilansir dari Forex Factory.

"Pasar tenaga kerja tetap kuat. Ekonomi juga tumbuh solid. Apa yang kami putuskan hari ini sebaiknya tidak dibaca sebagai sinyal perubahan kebijakan pada masa mendatang," tambah Powell.

Ekspektasi pelaku pasar pun kini berbalik. Sebelumnya, pelaku pasar mengekspektasikan akan ada pemotongan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 2 Mei 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini tinggal tersisa 36,7%, dari yang sebelumnya 40,1% pada tanggal 1 Mei. Pada bulan lalu, probabilitasnya sempat mencapai 41%.

Di sisi lain, probabilitas tingkat suku bunga acuan ditahan di level 2,25%-2,5% berada di level 52%, melonjak dari posisi sehari sebelumnya yang hanya 38,6%.

Beruntung bagi rupiah, lantaran tak pernah menguat selama 7 hari perdagangan terakhir, ruang bagi investor untuk melakukan aksi jual pada hari ini menjadi sangat terbatas, sehingga mata uang Garuda ditransaksikan flat hingga siang hari. (ank/hps)

Damai Dagang Jadi Kurang Nendang

Hasil pertemuan The Fed membuat dolar AS tetap perkasa di tengah-tengah damai dagang AS-China yang kian terasa. Pada hari Rabu, beberapa orang sumber mengatakan kepada CNBC International bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa diumumkan pada hari Jumat mendatang (3/5/2019).

Sebagai informasi, pada hari Selasa (30/4/2019) delegasi AS menggelar dialog dagang lanjutan dengan China di Beijing. Delegasi AS dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China dikomandoi oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.

Menjelang dimulainya negosiasi, pernyataan defensif diungkapkan Mnuchin yang pada akhirnya membuat pelaku pasar ragu bahwa kesepakatan dagang bisa segera diteken. Menurutnya, walaupun kedua negara sudah mendekati sebuah kesepakatan, kini negosiasi memasuki tahap di mana sebuah kesepakatan bisa diteken atau justru berakhir tanpa kesepakatan sama sekali.


“Kami berharap bahwa dalam 2 pertemuan di China dan (Washington) DC kami akan berada dalam suatu titik di mana kami dapat memberikan rekomendasi kepada presiden apakah kami dapat meneken kesepakatan atau tidak,” papar Mnuchin ketika diwawancarai oleh Fox Business, seperti dilansir dari South China Morning Post.

Lantas, perkembangan terbaru tersebut kembali meyakinkan investor bahwa 2 negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tersebut bisa segera mengakhiri ribut-ribut di bidang perdagangan yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Alhasil, ada ruang bagi mata uang negara-negara Asia untuk memukul mundur greenback lantaran kehadiran risk appetite yang lebih tinggi. Namun sayang, hal ini urung terjadi lantaran hasil pertemuan The Fed begitu kuat dalam mendikte pergerakan dolar AS terhadap mata uang negara-negara Asia.

Tim Riset CNBC Indonesia (ank/hps)

https://www.cnbcindonesia.com/market...rnah-menguat/2

 Waspada! Sudah 8 Hari Beruntun Rupiah Tak Pernah Menguat

emoticon-Salaman
User telah dihapus
48y24rdAvatar border
48y24rd dan User telah dihapus memberi reputasi
0
2.2K
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan