Gunung Semeru terletak diantara kota Malang dan Lumajang Jawa Timur, yang mempunyai puncak bernama Mahameru dimana ketinggiannya sendiri mencapai 3676mdpl yang dianggap sebagai puncak tertinggi di Jawa, serta masuk ke dalam “7 Summit Indonesia”.

Karena sempat Booming dan Viral, banyak sekali wisatawan yang penasaran ingin mendaki kesana, hingga diterapkanlah aturan 600 orang per hari, itupun harus booking online dulu minimal H-3, tidak hanya karena mengatasi membludaknya pengunjung, masalah lingkungan alam yang penting menjadi sorotan utamanya.

Lama perjalanan menuju puncak Semeru pada umumnya kurang lebih 3-4 hari, titik awal pendakian di mulai dari suatu tempat yang disebut Base Camp Ranupani, di tempat ini pendaki melakukan brefing yang didampingi petugas disana.
Nah, kita masuk ke sejarah ya.
Menurut cerita Jawa yang ditulis di kitab Tantu Pagelaran sekitar abad ke-15. Dahulu kala pulau Jawa terombang-ambing di lautan luas. Hingga kemudian Dewa memutuskan untuk memindahkan gunung Meru yang ada di India ke atas pulau Jawa, jadi gunung ini digunakan sebagai paku pulau Jawa agar tak terapung di lautan.

Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung, sementara Dewa Brahma menjelma menjadi ular yang melilit gunung dan badan Kura-kura agar dapat diangkut dengan aman.

Para Dewa sempat memindahkan gunung Meru ke pulau Jawa bagian barat, yang ternyata membuat Jawa bagian timur terangkat ke atas, lalu kemudian dipindahkan ke Jawa bagian timur yang menyebabkan terciptanya jajaran pegunungan baru dari Jawa bagian barat hingga bagian timur.

Tak berhenti disitu, meskipun telah dipindahkan ke Jawa bagian timur, pulau Jawa masih dalam keadaan miring, hingga pada akhirnya para Dewa memutuskan untuk memotong gunung Meru dan meletakkannya di bagian barat laut yang saat ini disebut gunung Penanggungan dan puncaknya disebut puncak Pawitra.

Mbah Dipo! Adalah salah satu Juru Kunci gunung Semeru yang pernah berwasiat bahwa jikalau gunung ini meletus, pergilah ke arah sungai, dan jangan sekali-kali menuju ke arah gunung Sawur. Entah cerita ini benar atau tidak.

Ada satu tempat yang cukup hits di kalangan pendaki atau disebut-sebut sebagai surganya Gunung Semeru. Luas hamparan layaknya savana dan bukit yang mengelilinginya, suasana yang asri, nyaman, tenang membuat pendaki betah berlama-lama. Tempat ini tak lain tak bukan adalah Ranu Kumbolo.

Beberapa mitos Ranu Kumbolo yang salah satunya adalah keberadaan Dewi penunggu yang konon sering menampakan diri, sosoknya perempuan cantik berkebaya warna kuning yang kehadirannya diawali dengan kepulan asap saat bulan purnama.

Ada larangan untuk wisatawan pendaki di Ranu Kumbolo yaitu larangan mandi atau mancing di danau ini, mungkin karena memang air danau ini bisa diminum. Tapi disisi lain karena adanya ikan Mas yang diduga jelmaan Dewi penunggu danau.

Lanjut ke Tanjakan Cinta, bukit-bukit yang lumayan terjal dan panjang setelah Ranu Kumbolo. Ada mitos unik yaitu siapapun yang dapat melewati tanjakan ini tanpa istirshat dan tanpa menoleh ke belakang, konon permohonan cintanya akan terwujud. Boleh nih para jomblowan jomblowati untuk mencobanya.

Selain itu Tanjakan Cinta ini banyak banget spot yang memanjakan mata serta meningkatkan jiwa adventure kalian.

Oro-oro Ombo, Savana luas yang dipenuhi bunga Verbena, yang malah disarankan untuk dipetik, tidak ada khasiat khusus kok,hanya saja bunga ini katanya berdampak negatif bagi ekosistem disekitarnya.

Saatnya melihat beberapa peninggalan sejarah lain, yaitu Arca Arcopodo. Menurut cerita yang beredar dua arca yang memiliki bentu sama ini adalah patung penjaga dari kerajaan Majapahit. Beberapa pendaki pernah melihat sosoknya dalam bentuk anak kecil, ada yang bilang seukuran raksasa.

Kawasan Kelik, Kelik adalah tempat unik sebelum puncak utama yang terdapat beberapa batu “in memoriam Semeru”. Salah satunya Soe Hok Gie. Di tempat ini sering banget terjadi kesurupan. Puncak tertinggi di tanah Jawa yakni puncak Mahameru yang konon menjadi tempat bersemayamnya para Dewa, kadang ada orang yang semedi hanya sekedar ingin mendengarkan suara Dewa.

Blank 75, merupakan kawasan mematikan, very dangerous zone, zona tengkorak yang sering memakan korban jiwa. Kawasan yang jadi momok ini pasti dilalui pendaki saat kan menuju puncak ataupun turun dari puncak Semeru. Kawasan ini dikelilingi jurang dengan kedalaman 75 meter. Pendaki tentu harus lebih waspada dan berhati-hati, sampai saat ini zona Blank 75 masih sangat misterius, karena bila ada korban hilang jarang sekali jasadnya bisa ditemukan.

Pendakian menuju puncak dengan kemiringan 75 derajat serta tekstur berpasir yang menyulitkan pendaki harus dilakukan malam hari, waktu tempuh sekitar 6 jam. Pendaki juga tidak diperbolehkan berlama-lama berada di puncak, dibatasi hanya sampai jam 10 pagi saja.

Alasannya?

Kawah Jonggring Saloko berada di sebelah puncak Semeru, kawah ini mengeluarkan gas beracun, saat siang hari angin akan melintasi puncak Semeru dengan membawa gas beracun itu.

Jembatan Merah, merupakan jembatan kecil 100 meter sebelum pos 3 jalur konvensional. Di sekitar jembatan ini sering terjadi penampakan makhluk halus, mulai dari sosok wanita, anak kecil, hingga sosok pocong.

Begitulah rangkuman singkat tentang pesona sejarah, keindahan alam, serta hal mistis gunung Semeru yang tak jarang malah jadi racun dan kerinduan tersendiri untuk para pecinta hiking. Yang pasti jangan pernah tinggalkan jejak apapun selain jejak kaki.