- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemilik Lahan Eks Sari Club Pastikan Tetap Bangun Restoran, Begini Respon Konjen


TS
noisscat
Pemilik Lahan Eks Sari Club Pastikan Tetap Bangun Restoran, Begini Respon Konjen

Pihak perwakilan pemilik lahan eks Sari Club saat memberi keterangan terkait permasalahan pembangunan restoran yang menuai pro kontra, Senin (29/4/2019) di Kuta, Badung, Bali.
Selasa 30 April 2019
Meskipun rencana pembangunan restoran di atas lahan eks Sari Club, Jalan Raya Legian, Kuta, Badung, menuai pro kontra, pemilik lahan memastikan akan tetap melanjutkan pembangunan.
Peletakan batu pertama rencananya dilakukan pada 1 Mei 2019, dan proses pekerjaan dimulai 9 Mei 2019.
Menurut perwakilan pemilik lahan eks Sari Club, Lyla Tania, Senin (29/4), lahan seluas 1,5 are yang menjadi lokasi bom Bali I pada 12 Oktober 2002 itu merupakan milik pribadi.
Karena itu, pihaknya akan terus melanjutkan pembangunan walau diprotes keras pemerintah Australia.
“Itu tanah milik kami pribadi, tapi di-publish oleh Bali Peace Park Association (BPPA). Mereka sekian belas tahun menggalang dana, kita tidak tahu. Di-publish atas nama kemanusiaan untuk menggalang dana, sementara owner sendiri tidak tahu. Sekarang kita mau bangun diintervensi habis-habisan oleh pihak BPPA. Katanya jangan membangun. Kapasistas mereka berbicara itu apa?” ucap Lyla Tania kepada awak media.
Lyla Tania membantah jika pihak pemilik lahan tidak manusiawi karena tidak menghormati ratusan korban bom Bali I di Sari Club.
Justru dari pihak pemilik lahan juga ada yang menjadi korban tragedi bom Bali I.
“Bukan seolah-olah kami tidak memiliki kemanusiaan, itu salah besar karena keluarga kami juga menjadi korban,” katanya dengan nada agak tinggi.
Rencananya di lokasi peledakan bom Bali ini akan dibangun restoran lima lantai. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sudah diterbitkan Pemkab Badung kepada PT Hotel Cianjur Asri (Tjia Tjat Tjoy Woen) dengan peruntukan restoran 353 kursi tempat duduk.
Disebutkan untuk lantai atas akan dibangun monumen bom Bali. Namun kata Lyla yang dibangun bukan monumen tapi museum.
"Di lantai atas sebenernya bukan monumen, tapi kami akan membuat sesuatu yang bisa untuk memperingati peristiwa bom Bali. Tidak akan ada monumen, saya rasa lebih tepatnya museum,” jelasnya.
“Tidak perlu rasanya kami buatkan monumen batu di lokasi tersebut. Sudah ada monumen di sebelah (Ground Zero) yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia khususnya Pemprov Bali dan Pemerintah Australia,” tambahnya.
Lyla kemudian membuka kran negosiasi dengan pihak BPPA untuk lahan dan bangunan yang telah dibangun nanti.
“Kalau mau dibeli silakan, kalau mau disewa gedungnya silakan. Mau dibeli semuanya (tanah dan bangunan) silakan, tapi harganya yang wajar,” tuturnya.
Ia mengaku pihaknya akan mengupayakan menempuh jalur damai, jika memang BPPA sudah menggalang dana dan mempunyai perencanaan sendiri.
“Jangan sampai kami menempuh jalur hukum atas publikasi tanah tanpa sepengetahuan keluarga,” tandasnya.
Sebelumnya, keluarga korban bom Bali berencana membangun Peace Memorial Park (Taman Perdamaian) di lokasi pengeboman ini.
Namun rencana tersebut menemui jalan buntu karena pemilik lahan tidak merelakan lahannya.
Pihak yayasan keluarga korban bom Bali juga tak mampu membeli lahan tersebut karena harganya yang mahal.
Menurut Lyla, hingga saat ini negosiasi pihaknya dengan BPPA masih berlangsung.
“Intinya positiflah, kita tidak mau berbicara macam-macam. Intinya kita jadi satu titik untuk damai,” tambahnya.
Saat disinggung mengenai keseluruhan ini apakah ada keterkaitan dengan pemerintahan, Lila menegaskan tidak ada sama sekali.
“Kita dapatkan surat (IMB) sesuai prosedur. Tidak kenal pejabat-pejabat pemerintahan. Intinya kita mendapatkan surat itu dengan prosedur dan dengan aturan yang berlaku,” tegas Lyla.
Ia mengatakan pemilik lahan murni ingin membangun sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan dinikmati pariwisata.
Pemilik lahan tidak ingin tanah kosong tersebut tidak dimanfaatkan untuk apa-apa selama 15 tahun.
“Dijadikan lahan parkir liar pun kami tidak mendapatkan sepeser pun, tapi kami tetap membayar pajak tanah itu. Sekian lama keluarga terpuruk,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra, keluarnya IMB sudah sesuai prosedur.
Pemilik lahan juga sudah beberapa kali bertemu Konsulat Jendral Australia.
"Saya komunikasikan dengan pihak Konsulat Jendral Australia untuk mempertemukan meraka. Ahkirnya, dua minggu lalu mereka bertemu di Konsulat, Renon. Waktu itu kita fasilitasi pertemuan itu dan saya mendampingi," ungkapnya, Minggu (28/4).
Setelah pertemuan itu, akhirnya ada titik temu. Pemilik lahan siap jika ada pihak lain yang berkenginan menyewa, membeli, ataupun membangun.
"itu titik temunya. Ya mereka siap kalau ada yang menyewa dan membeli ataupun membangun. Sekarang terserah mereka, negosiasinya gimana. Sehingga pemerintah sekarang menunggu bagaimana negosisasinya. Saya kemarin juga dihubungi oleh Konsulat Jendral RI. Saya sampaikan terkait titik temu itu," lanjutnya.
Dijelaskan, lahan ini memiliki dua sertifikat yakni 700 meter persegi di belakang dan 800 meter persegi di depan yang dimiliki oleh keluarga Sukamto.
"Nah rencana yang dibangun ini yang 800 meter persegi, tetapi ada akses 100 meter kebelakang agar tidak buntu. Rencanya juga mereka akan membangun gedung parkir bertingkat jika pengunjung ramai," ungkapnya.
Adapun pihak Konjen Australia mengaku kecewa karena izin membangun sudah dikeluarkan oleh Pemkab Badung.
“Kami mengerti bahwa pada akhirnya ini adalah keputusan yang akan diambil oleh Indonesia, khususnya oleh otoritas lokal Bali,” ujar pihak Konjen Australia kepada Tribun Bali, kemarin.
Konjen Australia akan terus bekerja sama dengan BPPA dan pemerintah lokal untuk mengatasi masalah ini.
“Adalah penting untuk mempertahankan lokasi tersebut di mana banyak warga negara Australia dan Indonesia (dan warga dari 20 negara lainnya) telah tewas akibat serangan terorisme,” tandasnya.
https://bali.tribunnews.com/2019/04/...tralia-di-bali
Itu kan udah di bikinin monumen sama pemprov bali dan pemerintah aussie nya sendiri.. Mau dibikinin museum juga kan di lantai atas di restoran nya.. Kok konjen aussie nya rempong lagi.. Tanah nya tanah siapa.. Dia yg rempong...
🙄🙄🙄
Diubah oleh noisscat 01-05-2019 08:49
0
2.1K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan