JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) melesu pada penutupan April 2019. Data Yahoo Finance pada Selasa (30/4/2019), mencatat rupiah tumbang 67 poin atau 0,47% ke level Rp14.255 per USD, dibandingkan penutupan Senin di Rp14.188. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.188-Rp14.260 per USD.

Indeks Bloomberg mencatat rupiah pada Selasa petang ini, terdepresiasi 48 poin atau 0,34% menjadi Rp14.256 per USD. Awal dagang, rupiah sempat menguat 3 poin atau 0,02% di level Rp14.205 per USD, dibandingkan Senin di Rp14.208 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.204-Rp14.265 per USD.

Rupiah pun menjadi mata uang terlemah kedua di wilayah Asia Pasifik, setelah won Korea Selatan yang tergerus -0,83%. Adapun baht Thailand -0,06%, dolar Taiwan melemah -0,05%, dan ringgit Malaysia terkoreksi -0,03%.

Baca Juga:

• Sinergi Kementerian Keuangan dan Kementerian Lain Selamatkan Rp61,86 Miliar
• Jika Ibu Kota Pindah, Pusat Keuangan Tetap di Jakarta
• Sepanjang April, DJBC Gagalkan Penyelundupan 22.000 Barang Elektronik Ilegal

Sejumlah mata uang Asia bergerak melemah karena data manufaktur China yang mengecewakan. Indeks Manajemen Pembelian (PMI) Manufaktur China pada April 2019 merosot ke 50,1, lebih rendah dibandingkan Maret di 50,8.

Mengutip dari Reuters, hasil tersebut merusak selera investor. Sehingga mereka membeli mata uang safe haven seperti yen Jepang, yang menguat ke level tertinggi tiga minggu. Investor kini menunggu data Eropa untuk melihat apakah akan mendorong atau melemahkan euro.

Adapun indeks USD terhadap enam mata uang utama lainnya, mendatar di level 97,839. Secara bulan, greenback telah naik 0,6% dan meripakan jalur untuk kenaikan bulan ketiga berturut-turut.


Sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/140...usd-1556621475

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Menko Darmin Paparkan Ekonomi RI Tumbuh Berkualitas

- Pemulihan Capai 68%, Rini Apresiasi Perbaikan Listrik di Bengkulu

- Sri Mulyani Instruksikan Menganalisa Keuangan Garuda Indonesia