tansahatiAvatar border
TS
tansahati
Seremmmm, Ini 3 Dampak Negatif Kebebasan Berpolitik yang Tidak Sehat
Foto via Unsplash

Pemilu 2019 telah berlalu. Namun, masih banyak perdebatan sengit yang terurai di lini masa dan dunia nyata. Keputusan KPU mengenai siapa presiden Indonesia selanjutnya dan daftar anggota dewan baru akan diumumkan pada 22 Mei mendatang. Kendati demikian, ada beberapa pihak yang tidak sabaran dan berbuat seenaknya tanpa memperhatikan aturan konstitusional.

Tentu masih lekat dalam bayangan kita begitu banyaknya pihak yang getol menyebarkan black campaign. Tidak perlu saking menunjuk, masing-masing kubu memang punya pendukung yang rata-rata lebih banyak rusuhnya ketimbang melakukan aksi damai.

Politik yang memanas dan tidak sehat ini pun berimbas pada banyak hal, tak terkecuali jalannya kehidupan negara selama lima tahun terakhir. Tidak sedikit orang yang merasa jengah dengan beberapa pihak, terutama yang getol menyebarkan kampanye buta. Nah, setidaknya ada 3 efek fatal yang disebabkan oleh geliat politik tidak sehat ini. Semoga kita jadi salah satu orang yang terhindar dari 3 efek fatal ini ya, gengs!

1. Semua orang mendadak jadi ahli, perdebatan intelektual tanpa dasar teoritis yang jelas pun menguap di udara


Foto via Unsplash


Hal ini sering kita saksikan di sosial media. Pada era digital, penggunaan ponsel canggih berikut media-media penyalur informasi pun tidak diimbangi dengan kebijaksanaan. Akibatnya, banyak orang yang asal-asalan menyebar informasi. Parahnya, bila beberapa hoax yang tersebar di sosial media dibumbui dengan data yang terlihat meyakinkan padahal tidak akurat.

Kepanikan yang berlebih ini memunculkan rasa gelisah pada si penerima pesan. Lantas muncullah hasrat ingin mengabarkan hal serupa pada orang lain dengan niatan sebar informasi yang dikira bermanfaat. Akibatnya, efek fatal ini pun tidak dapat dibendung. Bukannya mendatangkan keselamatan dalam hidup orang lain, hoaxyang disebarkan oleh pihak tidak bertanggungjawab ini justru malah mendatangkan teror dan chaos.

Hal ini lah yang membuat orang menjadi jengah terhadap geliat politik Indonesia. Apalagi saat pemerintah tengah berhadapan dengan isu besar, seperti kenaikan BBM, kurs dollar, hingga vaksin. Semua orang berlomba menjadi ahli, padahal tidak punya dasar teoritis atau latar belakang ilmu yang mendukung opininya. Hal ini juga terjadi dalam persoalan hitung cepat serta pelaporan hasil pemilu tidak resmi yang mestinya hanya bisa diulik secara matang oleh ahli-ahli statistika atau bidang ilmu sejenis.

Bahkan tidak jarang yang mengaitkan semua isu sektoral ini ke hal yang tidak nyambung dan kemunculan beberapa tokoh politik yang dianggap bertangan dingin. Padahal ya sama saja kalau kelakuan beberapa oknum penyebar teror dan yang merasa tahu segalanya masih saja belum bisa diperangi oleh lebih banyak orang ‘sehat’.

2. Semua orang hampir tidak bisa lagi percaya pada politikus dan semua hal dianggap pencitraan, bukan bagian dari kerja

Foto via Hallo-pet.com

Hal ini juga sering terjadi. Kita menjadi semakin tidak bisa membedakan ketulusan dan pencitraan. Para pendukung tokoh politik seringkali bersikap buta dan tuli terhadap kebaikan oposisi, sehingga tidak jarang semua hal yang dilakukan lawan politiknya dianggap sebagai hal yang salah.

Padahal, ada juga pemimpin atau tokoh politik yang kerjanya memang nyata dan tidak banyak membuat kontroversi. Hanya saja karena geliat politik memanas ini semakin tidak bisa dibendung, hampir semua orang mengalami krisis kepercayaan.



Turunnya rasa percaya pada politikus juga terjadi di kalangan anggota dewan. Terlebih saat mereka terciduk melakukan tindakan korupsi. Entah siapa yang akan percaya lagi pada kinerja mereka. Banyaknya pejabat yang melakukan korupsi dan tidur saat rapat juga dianggap sebagai penyebab mengapa banyak orang yang tidak percaya lagi pada politikus. Itu belum termasuk kontroversi yang dilakukan oleh sebagian politikus di sosial media, entah membuat tweet kontroversial atau mengundang perang status dengan sesama politikus.

Yah, rakyat seolah hanya menjadi penonton dan tim pandu sorak untuk drama yang dibuat oleh para politikus ini.

3. Politik indentitas yang seringkali diembuskan juga berimbas pada stabilitas nasional dan kerukunan umat beragama

Foto via Konfrontasi
Efek fatal selanjutnya adalah ‘perang’ antar umat beragama dan terganggungnya stabilitas nasional akibat politik identitas yang diembuskan beberapa oknum. Orang menjadi semakin sentimental terhadap pemeluk agama lain dan etnis lain, terutama tionghoa. Tidak jarang mereka menggeneralisir kalangan tertentu hanya karena kesalahpahaman atas identitas etnis dan agama.

Pilihan politik juga menjadi pemicu terkotak-kotaknya masyarakat di daerah tertentu. Bahkan, mereka tidak ingin saling menyapa satu sama lain karena dinilai tidak sepaham dan tidak pantas dijadikan teman. Padahal belum tentu capres atau caleg yang didukungnya akan membantu di kala ia hidup susah. Di mana-mana kan orang yang pertama kali membantu saat sedang susah ya tetangga atau keluarga, bukan pejabat yang diagung-agungkan itu.

Tidak heran bila kini, rakyat Indonesia terkotak-kotakan sesuai pilihannya masing-masing. Belum lagi apabila kaum minoritas merasakan perlakuan yang tidak baik dari kaum mayoritas. Namun, tenang saja, karena isu agama ini benar-benar diperangi oleh beberapa wilayah. Mereka bahkan tetap memperlakukan orang di luar golongan mereka sebagai bagian dari keluarga. Daerah Minahasa misalnya, yang kuat memegang teguh kitorang samua basudaraatau kita semua adalah saudara sejak zaman dahulu. Bahkan, Manado pun masih mempertahankan gelar sebagai kota paling toleran di Indonesia karena filosofi adatnya yang masih dipegang teguh itu.

Politik identitas ini selain membuat kita menjadi semakin bodoh, ia juga akan berimbas pada pandangan kita terhadap orang lain yang berujung pada stigma negatif. Hal itu tentu tidak dapat dibenarkan. Jadi, sebisa mungkin laporkan saja berita atau komentar yang menggiring ke arah perpecahan apabila muncul di sosial mediamu ya! Lebih baik kita saling merangkul dan mendukung seperti halnya pendahulu kita yang sudah susah payah membangun negara ini.

Menurutmu, efek fatal lain apa yang muncul karena kebebasan berpolitik yang tidak sehat di Indonesia ini? Yuk sharing di kolom komentar!
0
985
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan