Kaskus

News

techpackermediaAvatar border
TS
techpackermedia
Mengapa gaji programmer Indonesia terbilang rendah padahal cakupan kerjanya banyak
Quora.com - Saya pernah digaji UMR saat menjadi programmer. Itu sekitar 3 juta rupiah per bulan saat itu. Saya pikir itu gaji yang wajar kok, karena sesuai standar UMR. Namun, memang benar saya kaget sekali bahwa yang tadinya saya pikir saya hanya diminta mengembangkan aplikasi web Java, ternyata cakupannya jadi melebar.

Saat manajer kamu bukan orang TI (Teknik Informatika), ada kemungkinan dia tidak paham proses pengembangan aplikasi. Bukan berarti merendahkan, tapi jika kamu mengalami hal seperti ini, kamu harus bisa menjelaskan baik-baik mengapa pekerjaan kamu sulit. Contohnya di kasus saya, ternyata saya memegang banyak tanggung jawab dan peran.

Selain harus mengembangkan aplikasi web nya, saya harus mengurus optimasi basis data, sisi belakang (backend), sisi depan (frontend), UI, requirement gathering, QA dan lain sebagainya, semua seorang diri. Ini karena manajernya tidak paham. Kamu juga jangan mau-mau saja diminta bekerja seperti itu. Sebagai insinyur, kamu memiliki kewajiban di awal untuk memberitahu manajer kamu apakah proyek ini mungkin dilakukan atau mission impossible? Manajer kamu bertanggung jawab untuk menyediakan sumber daya yang mencukupi agar proyek ini selesai, termasuk sumber daya manusia. Apabila manajer kamu bersikeras memintamu mengerjakannya sendiri. Hasil akhirnya adalah tanggung jawab dia.

Ini hanya masalah supply and demand. Apabila kamu dan orang-orang terus memaklumi dan mematok standar harga kamu rendah dengan beban yang tidak seharusnya, para manajer ini tidak akan tahu. Hal pertama yang saya lakukan saat mengetahui gaji UMR saya berbuntut ekspektasi pemrogram super dewa yang tidak pernah tidur, saya langsung menanyakan rekan kerja saya. Jawabannya sungguh menyedihkan. Dengan beban yang berat, gaji dia di bawah UMR, dan dia tidak komplain. Saya adalah karyawan di perusahaan itu yang gajinya paling tinggi…

Setelah kontrak berakhir, saya pun tidak lanjut. Apa perusahaan rugi? Tidak karena mereka yakin bisa mendapatkan karyawan baru dengan gaji segitu. Oleh karena itu, saran saya untuk rekan-rekan kerja saya menjelang saya berhenti adalah meminta (“menghasut”) mereka agar pergi mencari tempat yang lebih baik. Selama pola pikir manajernya berbunyi, demand programmer super dewa dapat disuplai dengan gaji UMR, ya gajinya akan segitu saja. Kamu-kamu lah yang harus menaikkan harga. Apakah kamu seputus asa itu menerima gaji rendah tapi beban kerja berat? Opsinya bisa dua. Minta turunkan beban kerja atau naik gaji. Saya bahkan sempat naik gaji padahal baru 3 bulan dan saya selalu menolak apabila beban kerja saya terus ditambah. Tapi akhirnya saya tetap keluar karena tetap itu tidak berimbang.

Perusahaan membutuhkan demand karyawan yang kompeten. Kamu adalah supply. Makin tinggi demand dan makin sedikit supply, harga supply tersebut akan naik. Apabila kamu merasa seharusnya mendapat gaji lebih tinggi, segera pindah ke tempat yang lebih baik dan katakan pada manajer kamu bahwa gaji kamu rendah. Tidak usah malu-malu. Kalau kamu benar-benar kompeten, perusahaan tidak akan ragu menaikkan gaji kamu. Kalau perusahaan menganggap kamu tergantikan dengan mudah oleh karyawan lain, perusahaan tidak akan berat hati melepas kamu. Tidak ada yang rugi. Semakin banyak karyawan yang pergi karena gajinya kecil, semakin perusahaan berpikir untuk menaikkan gaji agar mereka menetap.

Sekarang adalah masa yang jauh lebih baik dibandingkan saat saya lulus. Banyak ekonomi kita yang bergantung dengan Teknologi Informasi sekarang. Sehingga, demand sarjana TI naik. Gaji bisa naik.

Saat saya lulus, bekerja dengan gaji 5 juta per bulan di Bandung itu seolah mimpi di siang bolong. Kalaupun ada, bebannya luar biasa. Sekarang 5 juta per bulan adalah standar, dengan beban kerja sesuai, misalnya sisi belakang, atau sisi depan saja. Banyak yang penghasilannya lebih dari itu. Apalagi di Jakarta, kamu bisa dapat belasan juta.

Banyak sekali perusahaan yang sekarang tidak hanya menaikkan gaji, namun menggunakan sarjana TI sebagaimana mestinya dengan beban yang sesuai. Ibaratnya, sekarang lebih manusiawi.

Kemudian, apabila kamu sarjana TI. Pintu kamu terbuka lebar. Demand kamu itu dari seluruh dunia. Banyak teman saya yang pindah ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Terus kembangkan potensi diri, pelajari bahasa Inggris. Kemampuan kamu dicari di mana-mana, kalau kamu memang benar kompeten. Saat kamu kerja di luar negeri tentu standar gajinya naik drastis. Hehehe.
ahmadz225Avatar border
ahmadz225 memberi reputasi
1
4.4K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan