- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Supranatural
Pamali The Stories #14


TS
diaz420
Pamali The Stories #14

Welcome back to Pamali The Stories...
Selamat Hari Sabtu buat agan dan sista sekalian. Selamat berakhir pekan dan bermalam Mingguan. Yap, ane balik lagi di episode lain seputar pamali. Buat episode kali ini, ada kaitannya sama salah satu makanan yang biasa dijadiin bahan buat bikin Sushi. Apa itu? Ini dia...
Quote:
Episode 14


Yap, telur ikan. Buat yang suka Sushi, kayaknya udah biasa ya? Dari sumber yang ane baca, katanya kalo dari kecil suka makan telur ikan, nanti kalo udah gedenya bakalan kena cacar. Lebih fatalnya, bisa bikin orang bermuka Bopeng. Ya...gitu deh. Emang gak masuk akal emang. But however, let's get to the story...
Spoiler for :
Kalo Aku liat anakku...
Aku suka inget sama Almarhum Suamiku...
Kasihan banget Kamu, Nak. Baru 5 tahun udah harus ditinggal Ayah. Sudah setahun berlalu semenjak kepergian Suamiku. Aku masih belum bisa merelakan kepergiannya.
"ADEK JANGAN!!!", Aku dekati anakku. Dia mengambil telur ikan yang ada di kolam kecil di taman. Ya, Aku sedang bermain bersama anakku di taman. Sekaligus, mencoba untuk move on dari kesedihanku.
"Jangan mainin telur ikan. Kasihan nanti Ibunya nyariin", ucapku sambil mengelap tangannya,
"Iya, Ma", sebetulnya...ada alasan lain waktu Aku liat Dia megang telur ikan. Dan ini, ada hubungannya sama kematian Suamiku.
2 tahun yang lalu...
*suara ringtone HP*
"Halo, Yang?",
"Yang, maaf ya? Aku... pulangnya agak telat. Soalnya........Aku ada acara kantor. Jadi pulangnya agak telat...",
"Oh...ya udah deh. Cepet pulang ya?"
"Ya...", disinilah kisahnya bermula. Waktu itu, Suamiku mesti telat pulang kerja. Tinggallah Aku berdua dengan anak semata wayangku. Waktu itu, Dia masih berusia 3 tahun. Aku tidak tahu kapan Dia pulang. Semoga Dia bisa pulang ke rumah dengan selamat.
22:38 WIB...
TOK-TOK-TOK!!
"Ma?....", kayaknya itu Suamiku. Dan benar saja, Dia pulang. Aku sambut kedatangannya, lalu Aku sediakan segelas teh hangat untuknya, "Ma? Tadi Aku makan-makan di restoran ala-ala Jepang gitu lho?",
"Oh ya? Enak gak makanannya?",
"Wah, Kamu harus cobain deh. Apalagi sushi. Enak banget pokoknya",
"Hehe...boleh tuh. Nanti kalo Kamu libur kita makan disana yuk?",
"Yuk!", Suamiku kedengarannya seneng banget malem itu. Begitu Dia ngasih tau Aku soal makanan Jepang, Aku jadi pengen. Seumur hidup Aku belum pernah makan makanan Jepang.
Sesuai rencana, Aku, Suami sama Anakku pergi ke restoran Jepang dimana Suamiku makan-makan sama temen kantornya. Untung, ada tempat bermain anak, jadi Aku bisa ngajak main anakku juga. Kami pesen Sushi yang udah dimasak. Aku pesen yang atasnya daging ikan salmon, kalo Suamiku yang isinya telur ikan. Nggak nyampe 10 menit, pesenan kita udah dateng. Aku seneng banget, seumur hidup baru kali ini makan masakan Jepang. Cuman...
Kok rasanya aneh ya? Baru segigit aja rasanya pengen di muntahin lagi. Mungkin, karena ini pertama kalinya Aku makan Sushi. Tapi kan, Aku mesen yang topingnya udah dimasak? Kok gini sih rasanya?
"Kenapa, Yang?", tanya Suamiku,
"Yang, kok gini sih rasanya? Cobain deh!", pas Suamiku yang nyicip,
"Enak gini kok", Hah? Kok Dia bisa bilang enak sih? Pas Aku liat orang lain......... mereka biasa-biasa aja. Mereka makan dengan lahapnya. Apa cuma Aku aja yang ngerasa gak enak ya?
"Kenapa? Kamu gak suka?", Aku balas dengan gelengan pelan, "Coba punya Aku deh", Aku coba Sushi yang Dia pesen.......
Alhasil, Aku mual-mual...
Aku langsung lari ke toilet dan muntahin semuanya. Sejak itu, Aku janji nggak mau makan makanan Jepang lagi. Abis itu, kita pindah ke tempat makan yang lebih baik lah istilahnya. Yang penting bukan restoran Jepang deh. Eneg banget Aku.
Semenjak Suamiku makan-makan bersama temen-temen kantornya, Dia jadi sering makan makanan Jepang. Apalagi Sushi yang isinya telur ikan. Oh ya, nggak sampe situ, Dia sering minta Aku buat masakin olahan telur ikan. Nggak tau, apa yang buat Dia doyan banget sama telur ikan.
Biasanya suka makan sayur dan yang lain, sekarang Suamiku jadi nggak mau makan kalo menunya bukan olahan telur ikan. Jujur, Aku suka eneg tiap kali masak telur ikan. Rasanya kesiksa banget. Sampai suatu ketika...
Dia sakit...
Panas tubuhnya tinggi, badannya menggigil. Awalnya Aku kira ini cuman sakit panas dingin biasa...
Keesokan harinya...Dia kena cacar...
Agak......aneh sih....orang dewasa kena cacar...
Mungkin ada...beberapa kasus kayak gini. Cuman, yang bikin aneh tuh....kok Suamiku ngeluh sakit kepala sama nyeri sendi juga ya? Aku minta orang tuaku sama mertuaku buat bantuin. Suamiku dibawa ke RS, kata Dokter, Dia cuma alergi. Statement Dokter di konfirmasi sama Ayah Mertuaku, Suamiku emang alergi sama makanan seafood. Terus terang, Aku baru tau, soalnya Suamiku nggak pernah bilang sebelumnya. Selama ini, Dia menyembunyikan rahasianya rapat-rapat.
Banyak sekali yang berkunjung untuk menjenguk Suamiku. Dari rekan kerja, tetangga, hingga teman sekolahnya dulu. Suamiku senang sekali. Demam dan pusingnya mulai sembuh seiring berjalannya waktu. Namun, cacarnya masih belum hilang. Aku berpikir kalo itu akan berakhir baik...
Nyatanya tidak...
Di hari ketiga, malam ketiga...
Aku dengar suara orang-orang berteriak diluar ruangan...
Apa yang terjadi sebelumnya?
"Yang?...", Aku langsung sadar ketika Suamiku menghilang dari ruangan. Ternyata, seisi ruangan sudah kacau balau. Aku berjalan keluar dari ruangan...
Dan kulihat orang-orang berlari ketakutan. Aku takut ada sesuatu yang buruk menimpa Suamiku. Di tengah kekacauan, kusebut nama Suamiku tanpa henti, sembari mendoakan keselamatannya di dalam hatiku. Aku bertanya kepada suster yang ada,
"Mbak, liat Suami Saya?", namun, Dia berlalu begitu saja. Aku tanya suster yang lain, namun hasilnya sama. Bagaimanapun caranya, Aku harus menanyakan keberadaan Suamiku.
Selang beberapa saat...
Kegaduhan di RS mereda. Dan RS pun terasa sepi. Seperti terbengkalai...
Aku udah cari kemana-mana, tapi Suamiku masih belum ketemu. Pada akhirnya, Aku berada di sebuah lorong yang sepi, sendirian...
Aku bersimpuh dengan air mata yang mengalir...
Ya Tuhan... semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Suamiku...
SRRKKK-SRRKKK!!
Apa itu?...
Ada suara semak yang bergerak di belakangku...
Karena tempatnya gelap, maka Aku nyalakan senter dari ponselku. Lorong ini dikelilingi oleh taman. Banyak sekali pepohonan rimbun dan semak-semak disekitarnya.
SRRKKK-SRRKKK!!
Semak-semak itu terus bergerak. Aku pun sudah semakin dekat dengan semak itu...
Semakin dekat... lebih dekat...
MEONGGG!!
Hhhhhh...untung itu cuma seekor Kucing. Aku gendong Kucing itu dan pergi dari taman itu. Sambil membawa kucing, Aku berjalan menuju lobby. Semoga saja resepsionisnya sudah ada lagi. Namun, masih belum ada siapa-siapa. Aku sudah putus asa. Lebih baik Aku kembali ke ruangan saja.
Singkatnya, Aku sampai di ruangan. Lalu, Aku putuskan untuk kembali tidur. Berharap ini semua hanya mimpi. Baru saja Aku menutup mata...
DOK-DOK-DOK!!....... DOK-DOK-DOK!!......
Ada yang mengetuk jendela dari luar....

"AAAAAAAAAHHHHHHHHHH!!!!!", makhluk apa itu?!
"Yang!!", tunggu... suaranya seperti suara Suamiku, "YANG!!!", makhluk itu terus mengetuk jendela sambil memanggilku, "YANG, BUKA JENDELANYA!!!....YANG BUKAAA!!! INI AKU!!!", apa katanya? Ini Aku?,
"Yang?",
"YA....INI AKU....SUAMI KAMU...", mulutku menganga. Tidak...ini tidak mungkin... makhluk itu...bukan Suamiku. Dia terus-menerus menggedor-gedor jendela minta dibukakan. Sayangnya, Aku terlalu takut buat itu. Aku terus berjalan mundur menuju pintu, namun makhluk itu tidak henti-hentinya menggedor-gedor jendela. Pas Aku udah megang engsel pintu...
"ITU DIA!! WOIII!!! JANGAN LARIII!!!", tiba-tiba makhluk itu berlari. Kemudian, ada sekelompok petugas RS dan beberapa orang Polisi mengejarnya. Tunggu, Polisi? Apa Aku tidak salah lihat? Ada Polisi lewat barusan?, "WOOOIII!!!!".
Aku bergegas keluar dari ruangan lewat jendela. Abis itu, Aku liat makhluk itu naik ke rooftop RS. Hanya 3 orang saja yang mengejar makhluk itu. Aku langsung menyusul mereka naik ke rooftop. Ternyata, semua orang di RS sudah berkumpul di bawah, tepatnya di area parkir. Makhluk itu terpojok, kalo Dia maju lagi, Dia jatoh ke tanah. Pak Polisi mengacungkan pistolnya ke arah makhluk itu. Kalo Dia ditembak, Aku tidak tega melihatnya,
"TUNGGUUUUUUU!!!!!!!", kegaduhan mulai mereda. Semua orang melihatku, Aku pun langsung naik ke rooftop. Meskipun ada orang yang menghalangi, tapi Aku tetap naik ke sana.
"Jangan ditembak, Pak!... Biarkan Saya bicara sama Dia!!", Pak Polisi dan 2 orang petugas RS tercengang. Lalu, Aku dipersilahkan untuk mendekati makhluk itu,
"Yang?... Akhirnya Kamu disini....ini Aku... Suami Kamu...", ternyata... Suamiku adalah.... makhluk mengerikan itu. Tangisku pecah, begitu tau keadaan Suamiku. Mengapa Dia seperti ini? Dia mendekatiku dan berusaha untuk menyentuhku,
"Nggak!.... Nggak mau.....", kemudian, Dia berhasil menggenggam tanganku. Aku kaget setengah mati. Aku bisa ngerasain lubang di kulitnya. Aku kira itu cuma borok biasa, tapi aslinya itu adalah lubang. Sekujur tubuhnya berlubang. Aku beneran nggak ngerti, kenapa Dia bisa gitu?
"Kenapa Kamu jadi gini sih, Yang?..*hiks* Kenapaaaa???", tanyaku,
"Aku juga nggak tau..... awalnya...Aku cuma ngerasa kedinginan aja.... tapi kok...makin lama makin dingin? Pas Aku bangun... tau-tau udah gini...Aku panik terus langsung nyari suster. Eh, malah pada takut. Aku... nggak mau ngebangunin Kamu, Yang. Aku ngerti Kamu pasti capek. Aku juga nggak mau ngerepotin Kamu, apalagi nyusahin Kamu. Soal ini, biar Aku aja yang beresin...", Aku terus berlarut-larut dalam kesedihan. Aku nggak tega denger omongan Suamiku,
"Eehhh....Pak? Bapak ikut kami, ya? Kami cuma mau ngobatin Bapak, kok?", tawar salah seorang petugas RS,
"Ya, Mas. Masnya...tolong bisa koordinatif. Kalo Mas mau sembuh, ayo ikut Kami", kata Pak Polisi. Lalu, Aku sama Suamiku saling bertatapan. Aku yakini Dia biar mau diobati. Kami berdua berdiri setelah sama-sama bersimpuh,
"Ya udah...", Aku senang Suamiku mau diajak bekerja sama, namun, "Eh..Eh..Eh-EHH??....AAAAAAAAAAA!!!!!!",
"SAYAAAAAAAANNNGGGGGGG!!!!!!"....
Karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, Suamiku terjatuh dari rooftop RS. Begitulah kisahnya. Kisah yang sebenarnya tidak ingin kuingat lagi. Paginya, Suamiku dimakamkan. Penyebab kematiannya adalah kecelakaan, begitu keterangan dari RS.
Seminggu setelah kematian Suamiku, barulah terdengar kabar bahwa restoran Jepang yang pernah Aku kunjungi adalah restoran ilegal. Bahkan, ditemukan beberapa bahan makanan seafood yang beracun. Salah satunya adalah...telur ikannya. Aku meminta bantuan Polisi untuk mengusut lebih lanjut perihal kematian Suamiku. Sebelum Dia sakit, Dia sering diberi telur ikan mentah yang harus diolah terlebih dahulu.
Seminggu berikutnya, ada kabar bahwa pemilik restoran Jepang ilegal tersebut bukan cuma menyediakan bahan makanan yang beracun, tetapi juga menjualnya ke pasar dan supermarket terdekat. Setelah itu, Aku merasa puas. Karena Aku bisa tau penyebab utama kematian Suamiku. Tapi di sisi lain, Aku masih belum bisa merelakan kepergiannya. Sayang, semoga Kamu tenang di alam sana...
Aku suka inget sama Almarhum Suamiku...
Kasihan banget Kamu, Nak. Baru 5 tahun udah harus ditinggal Ayah. Sudah setahun berlalu semenjak kepergian Suamiku. Aku masih belum bisa merelakan kepergiannya.
"ADEK JANGAN!!!", Aku dekati anakku. Dia mengambil telur ikan yang ada di kolam kecil di taman. Ya, Aku sedang bermain bersama anakku di taman. Sekaligus, mencoba untuk move on dari kesedihanku.
"Jangan mainin telur ikan. Kasihan nanti Ibunya nyariin", ucapku sambil mengelap tangannya,
"Iya, Ma", sebetulnya...ada alasan lain waktu Aku liat Dia megang telur ikan. Dan ini, ada hubungannya sama kematian Suamiku.
2 tahun yang lalu...
*suara ringtone HP*
"Halo, Yang?",
"Yang, maaf ya? Aku... pulangnya agak telat. Soalnya........Aku ada acara kantor. Jadi pulangnya agak telat...",
"Oh...ya udah deh. Cepet pulang ya?"
"Ya...", disinilah kisahnya bermula. Waktu itu, Suamiku mesti telat pulang kerja. Tinggallah Aku berdua dengan anak semata wayangku. Waktu itu, Dia masih berusia 3 tahun. Aku tidak tahu kapan Dia pulang. Semoga Dia bisa pulang ke rumah dengan selamat.
22:38 WIB...
TOK-TOK-TOK!!
"Ma?....", kayaknya itu Suamiku. Dan benar saja, Dia pulang. Aku sambut kedatangannya, lalu Aku sediakan segelas teh hangat untuknya, "Ma? Tadi Aku makan-makan di restoran ala-ala Jepang gitu lho?",
"Oh ya? Enak gak makanannya?",
"Wah, Kamu harus cobain deh. Apalagi sushi. Enak banget pokoknya",
"Hehe...boleh tuh. Nanti kalo Kamu libur kita makan disana yuk?",
"Yuk!", Suamiku kedengarannya seneng banget malem itu. Begitu Dia ngasih tau Aku soal makanan Jepang, Aku jadi pengen. Seumur hidup Aku belum pernah makan makanan Jepang.
Sesuai rencana, Aku, Suami sama Anakku pergi ke restoran Jepang dimana Suamiku makan-makan sama temen kantornya. Untung, ada tempat bermain anak, jadi Aku bisa ngajak main anakku juga. Kami pesen Sushi yang udah dimasak. Aku pesen yang atasnya daging ikan salmon, kalo Suamiku yang isinya telur ikan. Nggak nyampe 10 menit, pesenan kita udah dateng. Aku seneng banget, seumur hidup baru kali ini makan masakan Jepang. Cuman...
Kok rasanya aneh ya? Baru segigit aja rasanya pengen di muntahin lagi. Mungkin, karena ini pertama kalinya Aku makan Sushi. Tapi kan, Aku mesen yang topingnya udah dimasak? Kok gini sih rasanya?
"Kenapa, Yang?", tanya Suamiku,
"Yang, kok gini sih rasanya? Cobain deh!", pas Suamiku yang nyicip,
"Enak gini kok", Hah? Kok Dia bisa bilang enak sih? Pas Aku liat orang lain......... mereka biasa-biasa aja. Mereka makan dengan lahapnya. Apa cuma Aku aja yang ngerasa gak enak ya?
"Kenapa? Kamu gak suka?", Aku balas dengan gelengan pelan, "Coba punya Aku deh", Aku coba Sushi yang Dia pesen.......
Alhasil, Aku mual-mual...
Aku langsung lari ke toilet dan muntahin semuanya. Sejak itu, Aku janji nggak mau makan makanan Jepang lagi. Abis itu, kita pindah ke tempat makan yang lebih baik lah istilahnya. Yang penting bukan restoran Jepang deh. Eneg banget Aku.
Semenjak Suamiku makan-makan bersama temen-temen kantornya, Dia jadi sering makan makanan Jepang. Apalagi Sushi yang isinya telur ikan. Oh ya, nggak sampe situ, Dia sering minta Aku buat masakin olahan telur ikan. Nggak tau, apa yang buat Dia doyan banget sama telur ikan.
Biasanya suka makan sayur dan yang lain, sekarang Suamiku jadi nggak mau makan kalo menunya bukan olahan telur ikan. Jujur, Aku suka eneg tiap kali masak telur ikan. Rasanya kesiksa banget. Sampai suatu ketika...
Dia sakit...
Panas tubuhnya tinggi, badannya menggigil. Awalnya Aku kira ini cuman sakit panas dingin biasa...
Keesokan harinya...Dia kena cacar...
Agak......aneh sih....orang dewasa kena cacar...
Mungkin ada...beberapa kasus kayak gini. Cuman, yang bikin aneh tuh....kok Suamiku ngeluh sakit kepala sama nyeri sendi juga ya? Aku minta orang tuaku sama mertuaku buat bantuin. Suamiku dibawa ke RS, kata Dokter, Dia cuma alergi. Statement Dokter di konfirmasi sama Ayah Mertuaku, Suamiku emang alergi sama makanan seafood. Terus terang, Aku baru tau, soalnya Suamiku nggak pernah bilang sebelumnya. Selama ini, Dia menyembunyikan rahasianya rapat-rapat.
Banyak sekali yang berkunjung untuk menjenguk Suamiku. Dari rekan kerja, tetangga, hingga teman sekolahnya dulu. Suamiku senang sekali. Demam dan pusingnya mulai sembuh seiring berjalannya waktu. Namun, cacarnya masih belum hilang. Aku berpikir kalo itu akan berakhir baik...
Nyatanya tidak...
Di hari ketiga, malam ketiga...
Aku dengar suara orang-orang berteriak diluar ruangan...
Apa yang terjadi sebelumnya?
"Yang?...", Aku langsung sadar ketika Suamiku menghilang dari ruangan. Ternyata, seisi ruangan sudah kacau balau. Aku berjalan keluar dari ruangan...
Dan kulihat orang-orang berlari ketakutan. Aku takut ada sesuatu yang buruk menimpa Suamiku. Di tengah kekacauan, kusebut nama Suamiku tanpa henti, sembari mendoakan keselamatannya di dalam hatiku. Aku bertanya kepada suster yang ada,
"Mbak, liat Suami Saya?", namun, Dia berlalu begitu saja. Aku tanya suster yang lain, namun hasilnya sama. Bagaimanapun caranya, Aku harus menanyakan keberadaan Suamiku.
Selang beberapa saat...
Kegaduhan di RS mereda. Dan RS pun terasa sepi. Seperti terbengkalai...
Aku udah cari kemana-mana, tapi Suamiku masih belum ketemu. Pada akhirnya, Aku berada di sebuah lorong yang sepi, sendirian...
Aku bersimpuh dengan air mata yang mengalir...
Ya Tuhan... semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Suamiku...
SRRKKK-SRRKKK!!
Apa itu?...
Ada suara semak yang bergerak di belakangku...
Karena tempatnya gelap, maka Aku nyalakan senter dari ponselku. Lorong ini dikelilingi oleh taman. Banyak sekali pepohonan rimbun dan semak-semak disekitarnya.
SRRKKK-SRRKKK!!
Semak-semak itu terus bergerak. Aku pun sudah semakin dekat dengan semak itu...
Semakin dekat... lebih dekat...
MEONGGG!!
Hhhhhh...untung itu cuma seekor Kucing. Aku gendong Kucing itu dan pergi dari taman itu. Sambil membawa kucing, Aku berjalan menuju lobby. Semoga saja resepsionisnya sudah ada lagi. Namun, masih belum ada siapa-siapa. Aku sudah putus asa. Lebih baik Aku kembali ke ruangan saja.
Singkatnya, Aku sampai di ruangan. Lalu, Aku putuskan untuk kembali tidur. Berharap ini semua hanya mimpi. Baru saja Aku menutup mata...
DOK-DOK-DOK!!....... DOK-DOK-DOK!!......
Ada yang mengetuk jendela dari luar....

"AAAAAAAAAHHHHHHHHHH!!!!!", makhluk apa itu?!
"Yang!!", tunggu... suaranya seperti suara Suamiku, "YANG!!!", makhluk itu terus mengetuk jendela sambil memanggilku, "YANG, BUKA JENDELANYA!!!....YANG BUKAAA!!! INI AKU!!!", apa katanya? Ini Aku?,
"Yang?",
"YA....INI AKU....SUAMI KAMU...", mulutku menganga. Tidak...ini tidak mungkin... makhluk itu...bukan Suamiku. Dia terus-menerus menggedor-gedor jendela minta dibukakan. Sayangnya, Aku terlalu takut buat itu. Aku terus berjalan mundur menuju pintu, namun makhluk itu tidak henti-hentinya menggedor-gedor jendela. Pas Aku udah megang engsel pintu...
"ITU DIA!! WOIII!!! JANGAN LARIII!!!", tiba-tiba makhluk itu berlari. Kemudian, ada sekelompok petugas RS dan beberapa orang Polisi mengejarnya. Tunggu, Polisi? Apa Aku tidak salah lihat? Ada Polisi lewat barusan?, "WOOOIII!!!!".
Aku bergegas keluar dari ruangan lewat jendela. Abis itu, Aku liat makhluk itu naik ke rooftop RS. Hanya 3 orang saja yang mengejar makhluk itu. Aku langsung menyusul mereka naik ke rooftop. Ternyata, semua orang di RS sudah berkumpul di bawah, tepatnya di area parkir. Makhluk itu terpojok, kalo Dia maju lagi, Dia jatoh ke tanah. Pak Polisi mengacungkan pistolnya ke arah makhluk itu. Kalo Dia ditembak, Aku tidak tega melihatnya,
"TUNGGUUUUUUU!!!!!!!", kegaduhan mulai mereda. Semua orang melihatku, Aku pun langsung naik ke rooftop. Meskipun ada orang yang menghalangi, tapi Aku tetap naik ke sana.
"Jangan ditembak, Pak!... Biarkan Saya bicara sama Dia!!", Pak Polisi dan 2 orang petugas RS tercengang. Lalu, Aku dipersilahkan untuk mendekati makhluk itu,
"Yang?... Akhirnya Kamu disini....ini Aku... Suami Kamu...", ternyata... Suamiku adalah.... makhluk mengerikan itu. Tangisku pecah, begitu tau keadaan Suamiku. Mengapa Dia seperti ini? Dia mendekatiku dan berusaha untuk menyentuhku,
"Nggak!.... Nggak mau.....", kemudian, Dia berhasil menggenggam tanganku. Aku kaget setengah mati. Aku bisa ngerasain lubang di kulitnya. Aku kira itu cuma borok biasa, tapi aslinya itu adalah lubang. Sekujur tubuhnya berlubang. Aku beneran nggak ngerti, kenapa Dia bisa gitu?
"Kenapa Kamu jadi gini sih, Yang?..*hiks* Kenapaaaa???", tanyaku,
"Aku juga nggak tau..... awalnya...Aku cuma ngerasa kedinginan aja.... tapi kok...makin lama makin dingin? Pas Aku bangun... tau-tau udah gini...Aku panik terus langsung nyari suster. Eh, malah pada takut. Aku... nggak mau ngebangunin Kamu, Yang. Aku ngerti Kamu pasti capek. Aku juga nggak mau ngerepotin Kamu, apalagi nyusahin Kamu. Soal ini, biar Aku aja yang beresin...", Aku terus berlarut-larut dalam kesedihan. Aku nggak tega denger omongan Suamiku,
"Eehhh....Pak? Bapak ikut kami, ya? Kami cuma mau ngobatin Bapak, kok?", tawar salah seorang petugas RS,
"Ya, Mas. Masnya...tolong bisa koordinatif. Kalo Mas mau sembuh, ayo ikut Kami", kata Pak Polisi. Lalu, Aku sama Suamiku saling bertatapan. Aku yakini Dia biar mau diobati. Kami berdua berdiri setelah sama-sama bersimpuh,
"Ya udah...", Aku senang Suamiku mau diajak bekerja sama, namun, "Eh..Eh..Eh-EHH??....AAAAAAAAAAA!!!!!!",
"SAYAAAAAAAANNNGGGGGGG!!!!!!"....
Quote:
Baca juga :
Horror Night Season 3 Teaser
Horor itu gak mesti berasal dari hantu, jin, setan atau psikopat.
Bagaimana kalo horor itu berasal dari yang lain??
Horror Night Season 3 Teaser
Horor itu gak mesti berasal dari hantu, jin, setan atau psikopat.
Bagaimana kalo horor itu berasal dari yang lain??
Karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, Suamiku terjatuh dari rooftop RS. Begitulah kisahnya. Kisah yang sebenarnya tidak ingin kuingat lagi. Paginya, Suamiku dimakamkan. Penyebab kematiannya adalah kecelakaan, begitu keterangan dari RS.
Seminggu setelah kematian Suamiku, barulah terdengar kabar bahwa restoran Jepang yang pernah Aku kunjungi adalah restoran ilegal. Bahkan, ditemukan beberapa bahan makanan seafood yang beracun. Salah satunya adalah...telur ikannya. Aku meminta bantuan Polisi untuk mengusut lebih lanjut perihal kematian Suamiku. Sebelum Dia sakit, Dia sering diberi telur ikan mentah yang harus diolah terlebih dahulu.
Seminggu berikutnya, ada kabar bahwa pemilik restoran Jepang ilegal tersebut bukan cuma menyediakan bahan makanan yang beracun, tetapi juga menjualnya ke pasar dan supermarket terdekat. Setelah itu, Aku merasa puas. Karena Aku bisa tau penyebab utama kematian Suamiku. Tapi di sisi lain, Aku masih belum bisa merelakan kepergiannya. Sayang, semoga Kamu tenang di alam sana...

0
378
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan