Kaskus

Entertainment

riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Bedanya Hoax Jaman Dulu dan Sekarang
Quote:


Hai GanSis!! Pemilu 2019 seharusnya sudah selesai. Rakyat sudah memilih. Buat yang gak milih, siapa suruh golput. Seharusnya gak perlu ada debat-debat lagi. Buat Buzzer-buzzer politik, kenapa kalian gak liburan aja. Liburan pemilu kemarin hampir seminggu loh. Apa honor berbulan-bulan kampanye gak cukup buat liburan.

Banyak orang berharap setelah 17 April kemarin semua kegilaan selama pemilu akan berlalu. Tapi kok ini, pasca pemilu malah seperti ini. Hoax-nya kok makin menjadi.

It's ok. Disini saya gak mau bahas drama "presiden-presidenan". Tapi menyoroti tentang hoax selama masa kampanye kemarin. Saya lihat banyak kabar hoax bertebaran di media sosial, internet secara luasnya. Barangkali ini Pemilu di tapi paling banyak sebaran hoax.

Awalnya saya pikir. Ah, sudah ada klarifikasinya. Selesai. Udah.. Udah..

Tapi ternyata gak gitu. Hoax yang saat ini, menurut saya gak lagi berbicara soal benar atau salah. Namun, lebih kepada perasaan. "kurasa betul, ya betul lah itu", begitupun sebaliknya. Sejumlah pengamat politik sering menyebutnya sebagai post truth, algoritma rasa dan lainnya.

Mungkin ini gila. Namun adakalanya hoax, sekalipun merupakan kabar bohong. Namun bukan berarti kebohongan, lantas selalu salah.

Setuju gak setuju, hoax dijaman purba bisa bikin panjang umur dan menyelamatkan umat manusia.

Quote:


Misalnya nenek moyang sifatnya seperti Spongar dan Patar ini. Selalu Hyperaktif dan rasa ingin tahunya gede. Mengetahui ada semak bergerak, bukannya kabur. Namun malah ingin konfirmasi apa yang sebenarnya terjadi. Ini bagus sebenarnya, tidak mudah percaya kabar sebelum tahu kebenarannya.

Tapi gimana kalau di balik semak itu ada Macan atau Anaconda. NGAPP!!

Quote:


Sebaliknya bila nenek moyangnya seperti Sqward. Hidup cuek. Mana peduli dia ada semak-semak bergoyang. Boro-boro ingin cari tahu, doi sudah pasti berlalu gitu aja. Dalam kasus ini, sifat Sqward dapat menolong nyawanya. Dibandingkan dengan SpoNgar dan Patar yang terlalu beresiko.



Kemudian saya kasih contoh lagi bahwa Hoax dijaman dulu tidak selamanya buruk seperti sekarang. Tempat tinggal saya dulu sebuah perkebunan eks Belanda dan masih hutan dimana-mana. Tepatnya di Langkat, Sumut pada masa nenek-kakek dan buyut.

Konon pada masa itu Harimau masih banyak berkeliaran. Sering masuk pemukiman manusia. Atau manusia yang masuk pemukiman Harimau. Ah, gak tahulah.

Pokoknya dulu, diberlakukan "jam malam". Jangan keluar malam sembarangan apalagi bila tidak kepentingan. Pokoknya sebisa mungkin jangan berkeliaran pada malam hari, karena Harimau masih sering berkeliaran. Gimanalah, listrik belum ada. Cuma ngandalin lampu minyak untuk penerangan.

Sebenarnya tidak ada yang tahu pastinya keberadaan Harimau tersebut, berapa jumlahnya dan asalnya dimana. Hanya modal dengar suara 'maungan' yang entah dari mana datangnya. Tapi langsung diambil langkah antisipasi. JANGAN KELUAR MALAM.

Langkah tersebut berhasil. Apalagi disisipi cerita mistis. Masyarakat kala itu mayoritas patuh. Tanpa peduli itu hoax atau gak. Terpenting selamatkan diri.

Namun tetap masih ada orang yang tidak langsung percaya gitu aja. Diceritakan juga pada jaman kakek-nenek saya dulu, ada korban terkaman harimau.

Jadi sewaktu bekerja, korban dan teman-temannya dikejutkan kehadiran Harimau. Semua orang langsung lari tunggang langgang kecuali korban. Rupanya itu anak Harimau. Katanya imut. Korban tertarik untuk mengelusnya. Dikiranya seperti Mpusss, Bintik dan meong imut di IG.

Ternyata semua tidak seindah itu. Sekalipun anak Harimau tidak menyerang. Tapi selang waktu tidak lama. Induk Harimau datang. Laksana emak-emak yang melihat anaknya diusilin orang asing. Pastinya langsung ngamuk. Ngauuunggg!! ((End Game))



Ini seperti pendapat para ahli tentang salah satu sebab mengapa banyak manusia yang percaya hoax. “Secara evolusioner, manusia bisa bertahan karena hoax. Makin mengancam, hoax itu semakin dipercaya,” kata dokter spesialis bedah saraf dr Roslan Yusni Hasan, SpBS, Tangerang (22/8/2017).

Kesimpulannya, manusia yang gampang percaya cenderung lebih lama hidup dan meneruskan keturunannya yang juga mewarisi sifat mudah percaya.

Sementara manusia yang lebih penasaran dan segalanya ingin tahu, jumlah lebih sedikit tinggal di dunia.

Tapi sekarang zamannya berubah. Hoax tidak lagi bisa disamakan dengan zaman dulu. Meskipun motifnya sama. Isunya sama. Bikin orang takut. Maka yang percaya banyak.

Misalnya hoax tentang daerah rawan begal di jalan a, b, c dan lainnya. Yang katanya info dari kepolisian, nyatanya tidak. Nyebarin foto korban yang bikin gak nyaman. Maksudnya baik. Supaya orang jadi hati-hati.

Tapi LEBAY. Kalau peduli, cukup ingatkan saja secara baik-baik agar jangan keluar malam, bahaya begal. Gak usah ngaku informasi dari Polisi, bila nyatanya gak ada. Loe beneran peduli, atau cuma panjat sosial.

Ini nih. Bedanya hoax dulu dengan sekarang. Hoax jaman dulu biasanya berkaitan dengan cerita mistis. Dibuat mitos agar orang-orang tidak melanggar norma. Karena cara tersebut lebih ampuh. Ketimbang hanya menasehati secara biasa.

Sementara hoax jaman sekarang. Saya melihatnya hoax lebih pada aktivitas panjat sosial. Kabar hoax itu selalu bombastis. Cuma sekadar minta orang lain ketik "amin" supaya masuk surga, peminatnya banyak. Jadi populer kan cuma karena nyebar hoax. Ngeselinnya lagi, ada orang nyebar hoax karena alasan supaya ramai saja. Bahkan demi uang.

Tetapi disini saya tidak menyebutkan hoax jaman dulu lebih baik dibandingkan hoax jaman sekarang. Hoax tetaplah hoax. Sama-sama buruknya. Dulu ataupun sekarang.

Bahkan hoax dimasa depan malah bisa saja makin gila. Yang benar seolah salah. Begitupun yang salah jadi benar. Arloji mati saja masih bisa benar dua kali dalam sehari.

Oleh Rianda Prayoga. Binjai, 26 April 2019.

Spoiler for Sumber & referensi:
Diubah oleh riandyoga 26-04-2019 23:59
uang5ratusAvatar border
gabodohgabenerAvatar border
gabodohgabener dan uang5ratus memberi reputasi
2
2.1K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan