tansahatiAvatar border
TS
tansahati
Menguak Alasan Mengapa Kita Sering Terjebak #Friendzone
Baper sama sahabat sendiri memang bikin dilematis! (Foto: Unsplash)

Memelihara persahabatan memang bukan perkara mudah. Apalagi bagi seorang perempuan yang memiliki sahabat laki-laki atau sebaliknya. Benih-benih cinta mungkin saja muncul tanpa direncanakan sebelumnya dan hal itu jelas mengganggu jalinan persahabatan. Kadangkala yang menyakitkan memang bila hanya satu pihak yang baper terhadap sahabatnya. “Menghindar perlahan” mungkin jadi jalan yang ditempuh, namun hal lain yang mungkin terjadi adalah rasa itu terpendam dan menyiksa batin.

#Friendzone memang perlahan menyiksa batin. Terlebih bagi yang telah memendam rasa bertahun-tahun lamanya. Kita jelas tidak bisa mengelak anugerah berupa cinta. Toh kepada siapa hati kita berlabuh, sepenuhnya berada di luar otoritas diri. Kita mungkin bisa memilih dengan siapa kita kelak akan menikah, tapi tidak untuk si pelabuhan hati. Lalu bagaimana bila si pelabuhan hati itu justru sahabat sendiri? Kenapa sih kita sering kali terjebak jaring-jaring bernama #Friendzone?

Jawabannya sederhana, karena kita sering kali disuguhkan oleh rasa nyaman. Banyak yang sependapat bahwa melalui segala hal dengan sahabat mungkin adalah hal yang menyenangkan. Terkadang sisi buruk kita pun diketahui oleh sahabat tersayang. Kita tidak pernah ragu untuk menunjukkan diri kita seutuhnya saat bersama sahabat. Kebanyakan sahabat perempuan yang memiliki sahabat lelaki (yang sama-sama jomblo) pun seringkali dikira tengah menjalin hubungan dengan sahabatnya. Tentu bukan tanpa alasan orang-orang memberi label tersebut. Mereka mungkin terlihat serasi, juga sangat akrab dan dekat, bahkan melebihi pacar. Istilahnya, di mana ada si A, pasti ada si B.

Bermula dari hal sesederhana itu, pastilah ada pihak yang bersemangat dalam menyoraki cie-cie ke sepasang sahabat itu. Beberapa mungkin sudah kebal, tapi beberapa dari yang lain mulai merasa ada yang aneh. Nah, perasaan yang tidak bisa ditebak itulah yang kadangkala secara instan disimpulkan sebagai cinta. Awalnya sih saat bersama sahabat, akan merasa biasa saja. Lambat laun malah merasa tidak enak dan sungkan karena sering diejek. Apabila salah satu peka terhadap perubahaan dari yang lain, maka ia akan bertanya mengapa ada yang berubah. Namun kebanyakan menganggap itu hanya efek dari PMS atau mungkin si sahabat sedang mengalami hal yang sungkan untuk diceritakan.

Nah, hal inilah yang kebanyakan memperparah kondisi cinta sepihak. Dilematis juga sih, sebab dikatakan atau tidak, kenyataannya akan sama-sama pahit. Sangat jarang ada sahabat yang mau berhubungan dengan sahabatnya sebagai pacar, karena takut apabila putus nanti akan mencederai persahabatannya. Namun ada juga yang sama-sama terbuka dan memilih untuk mengorbankan perasaannya karena ingin menyelamatkan persahabatan. Walau, ada juga yang memutuskan untuk jadi #TemanTapiMenikah. Mungkinkah kamu salah satunya?

Sebenarnya tidak mustahil untuk menikahi sahabat sendiri. Dampak positifnya mungkin lebih mendominasi ketimbang kita menikah dengan orang yang sama sekali tidak mengetahui sisi lain dari kepribadian kita. Toh banyak hal yang dilalui bersama sahabat, sehingga akan sangat wajar bila benih cinta mulai tumbuh di hati masing-masing.

Untuk kamu yang sering terlibat cinta sepihak pada sahabatmu, kira-kira apa yang membuat kamu kesulitan mengutarakan perasaan? Takut persahabatan berakhir atau takut ditolak karena sudah merasa nyaman sebagai sahabat? Apapun itu, semoga hatimu dikuatkan selalu ya!
0
369
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan