Kaskus

Hobby

santohAvatar border
TS
santoh
I Know I'm Not Alone
MICHAEL

Dunia ini terlalu besar hanya untuk diri kita sendiri. Yang dibutuhkan hanya kerelaan saling berbagi dalam ketulusan. Sebuah kalimat yang penuh makna, yang jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

Demikianlah saya dan partner bisnis saya, mendengar hal ini dari seorang client kami beberapa hari yang lalu di kantornya. Meeting yang seharusnya membahas detail-detail teknis, malah menjadi perbincangan seru nan panjang, saling berbagi nilai-nilai kehidupan.

Kebetulan ada sebuah lukisan cukup besar di ruangan kantor client kami itu, sebuah lukisan bergaya cina klasik, menggambarkan seorang tua sedang memancing ikan di sungai. Lukisan itu menggambarkan kisah legenda Jiang Ziya yang selalu memancing tanpa menggunakan mata kail maupun umpan.

Orang-orang yang melihatnya memancing dengan cara itu pun tidak tahan untuk bertanya, bagaimana mungkin. Dan Jiang Ziya hanya menjawab, bahwa hanya ikan yang sudah "ditakdirkan" bersedia dipancing yang akan menggigit tali pancingnya yang tanpa mata kail dan umpan itu.

Client kami menutup kisah Jiang Ziya dengan satu kalimat bijak yaitu, "orang yang jujur dan tulus, tidak akan pernah kekurangan rejeki." Demikianlah Jiang Ziya yang tidak pernah mau "menjebak" dan menyakiti siapa pun, bahkan ikan yang dipancingnya. Di masa tuanya, Jiang Ziya akhirnya menjadi penasihat kaisar.

Tanpa terasa berjam-jam waktu dilalui dengan obrolan "seru" seperti ini. Saling bertukar cerita. Dan akhirnya materi meeting tentang teknis cukup diselesaikan dalam menit-menit terakhir saja. Bagi kami semua, meeting ini sangat berhasil dan produktif, dan malah makin mendekatkan hubungan kami dan client. Sungguh sebuah "quality time".

Partner bisnis saya pernah beberapa kali berkata, makin hari dia makin bisa merasakan "skenario besar" yang tersaji di hadapannya. Segala yang pernah dilakukan pada waktu-waktu dulu, bahkan beberapa yang cukup lama berselang, seakan mulai saling kait-mengkait. Apa yang dulu pernah dikerjakan secara sporadis, saat ini mulai terlihat saling terhubung satu dan yang lain. Dan makin jelaslah, bila dahulu kita tidak mengerjakan hal itu (yang mungkin kita anggap remeh tadinya), maka saat ini tentu tidak ada yang bisa termanifestasi.

Dan kami sendiri pun terkagum-kagum bisa dipertemukan dan "nyambung" dengan teman-teman baru yang datang membawa begitu banyak sinergi positif. Tanpa kehadiran teman-teman ini, niscaya semua rencana hanya tinggal rencana.

Salah satu kemiripan saya dan partner bisnis saya, adalah kami sama-sama bersemangat menjadi "tools" bagi orang lain. Kami bersemangat mendengarkan cerita-cerita, rencana-rencana dan terutama, apa yang kami bisa "tambahkan" untuk memanifestasikan rencana-renan itu. Kami selalu bersemangat "menawarkan diri", sangat telaten mencari di sudut mana sinergi bisa terjadi, dan terbiasa "think out of the box". Menjadi tools tentu tidak sama dengan "being used". Karena yang satu berlangsung dalam bahagia dan penuh semangat, sedangkan yang satunya tidak sama sekali.

Dan ternyata, di sanalah awal dari magick yang terjadi. Saat kita membantu mewujudkan impian orang lain, tanpa diminta pun, semesta akan menghadirkan teman-teman yang juga membantu mewujudkan impian kita.

Banyak dari kita tidak nyaman dengan orang lain. Tanpa sadar kita punya banyak ekspektasi tentang "model hubungan" yang ideal dengan orang lain, entah itu sebagai teman, sahabat, kekasih, pasangan, partner bisnis, dan sebagainya. Setiap ekspektasi kita dimulai dengan "seharusnya kan begini... seharusnya kan tidak boleh begitu...."

Semakin banyak ekspektasi seperti itu, berarti semakin banyak "syarat" yang kita tetapkan pada suatu jenis hubungan. Tentu tidak ada yang salah, semua sah-sah saja, karena itu semua kan memang "hidup kita sendiri". Jadi kita berhak untuk menentukan seperti apa jenis hubungan yang membuat kita nyaman, seperti apa orang-orang yang boleh "menghampiri" kita. Kita boleh menentukan sebanyak-banyaknya syarat itu, karena sekali lagi, itu kan hidup kita sendiri. Kita yang "mengontrol" seperti apa maunya hidup kita.

Benar. Sama sekali tidak ada yang salah. Dan bila kau menentukan banyak syarat, maka sang semesta pun boleh mempunyai banyak syarat atas dirimu pula. Bila kau ingin banyak "me time", maka kau akan dipertemukan dengan teman atau pasangan yang juga menuntut banyak "me time". Universe tidak mengenal double-standard.

Sebaliknya, bila kita melatih mentalitas "abundance" dan "unconditional", maka semuanya akan kembali pula pada diri kita. Asyik kan bila kita dikelilingi teman-teman dan pasangan yang sama-sama "unconditional love" dengan kita. Tentu saja latihan ini memerlukan waktu dan terlebih dulu diawali dengan pemahaman.

Saat kita makin berhasil melatih "unconditional" kita, makin banyak yang serupa itu yang menghampiri kita. Sebaliknya semakin kita menjauhi unconditional, semakin banyak yang datang dengan "transactional". Yang tadinya unconditional pun akan perlahan menjauh dari kita.

Tapi apapun yang kau yakini, itu sudah pasti benar. Tidak pernah ada yang "salah". Dan yang juga benar adalah, bahwa seperti apa yang kau yakini, akan mempertemukanmu dengan insan-insan yang "serupa". Ibarat sapu lidi, kita tidak pernah ditakdirkan sendirian. Pada suatu titik pasti akan berinteraksi dengan orang lain. Pertanyaannya adalah, insan seperti apakah yang akan "hadir" dan berinteraksi denganmu?

Are you "home alone"?
Call me. I'll be there.

Have a great never-lonely day, friends!!


tribute to my biz partner @S. Albert Lutano 
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
396
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan