JAKARTA - Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) didemo sejumlah elemen masyarakat yang menuntut agar Bawaslu menetapkan pemilu curang secara nasional.

"Ya gak ada yang mau pemilu curang," kata Anggota Bawaslu Rahmat Bagja saat dimintai komentar mengenai demonstrasi tersebut di Kantor Bawaslu, Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Pria yang akrab disapa Bagja ini mengatakan, untuk mengatakan pemilu curang harus dilihat berdasarkan alat bukti dan faktanya baik dugaan kecurangan yang terjadi di daerah maupun secara nasional.

Baca Juga:

• Arab Saudi Batalkan Rekam Biometrik sebagai Syarat Visa Haji dan Umrah
• Kasus Suap DAK, Rumah Dinas Wali Kota Tasikmalaya Mendadak Sepi
• Pengamat Sebut Pemilu Serentak Lebih Banyak Mudaratnya

Bagja mencontohnkan, bicara sistem penghitungan yang sempat dipersoalkan pihaknya sejak awal sudah mengingatkan KPU. Dugaan kecurangan, kata Bagja, harus dilihat secara utuh baik di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

Merujuk kepada hasil penghitungan suara yang dianggap janggal, maka Bagja mengaku lembaganya telah merekomendasikan dilakukan penghitungan suara ulang. Dalam hal ini, Bawaslu tak ingin terburu-buru memutuskan bahwa pemilu curang.

"Kita lihat lah prosesnya. Kemudian alat buktinya apa untuk menyatakan pelanggaran administrasi yang terstruktur sistematis dan masif. Itu banyak sekali komponennya. Kita harus melihat. Laporan-laporannya," pungkasnya.


Sumber : https://nasional.sindonews.com/read/...ang-1556097687

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Di Yogya, Ma'ruf Amin Sudah Disebut Wakil Presiden Terpilih

- Bawaslu Sebut Ada Banyak Komponen untuk Menyatakan Pemilu Curang

- KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Menag